Guyonan Intim dan Syahdunya Tur ‘Monster of Folk’ di Surabaya

Project yang dibawakan oleh Rayhan Sudrajat, Deugalih, dan Ledakan Urbanisasi ini menyadarkan saya bahwa gaung folk sedang membahana. Monster of Folk Tour dilakukan di 3 kota yaitu Surabaya, Malang, dan Bali. “Kenapa cuma 3 kota? Ini mah karena kita hanya memiliki waktu yang singkat untuk Tour. Semua datang dengan kebetulan tanpa tergesa-gesa, yang bisa kami kunjungi maka melipirlah kita disana, menghibur kalian semua dah intinya”, ujar Dede pria di balik Ledakan Urbanisasi.

Reportase: Afternoon Talk

Sebelum pertunjukan, saya dan kawan-kawan Afternoon Talk dan Taman Nada menghasilkan Manic Street Walkers #3 edisi one take show selama hampir 3 jam. Kami berjalan kaki mulai dari c2o library menuju Kelenteng Hong San Ko Tee di Jalan Tjokroaminoto dimana Adit merekam penampilan Taman Nada, lanjut ke Taman Bungkul, dan selanjutnya Agan merekam pertunjukan Afternoon Talk di taman depan gedung eks museum Mpu Tantular. Akhirnya kami tiba di c2o library jam 6 sore. Di sana sudah banyak pengunjung yang datang untuk acara kami : Afternoon Talk Love Letter To Java Tour 2012 yang akan menampilkan Handoko Suwono, Karnivorus Vulgaris, Bagus Dwi Danto, Taman Nada, Sonar Soepratman, Silampukau, dan Afternoon Talk sebagai performer pamungkas.

Ragas & Sagas (Jan Garbarek)

The saxophone is not an instrument usually associated with Pakistani music. And Pakistanis are not especially famous for collaborating with Norwegians. But that is what listeners have on this incredible recording. The music is predominantly Pakistani in sound, tonality, and structure; voice, sarangi, and tabla improvise along with Garbarek’s saxophone on every track.