Nusantara

Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Inggris di tahun 1943, Nusantara adalah buku pertama yang menguraikan sejarah Indonesia dengan pendekatan komprehensif. Ditulis oleh Bernard H.M. Vlekke, seorang Indolog Belanda, buku ini berusaha menekankan “netralitas” dan dengan hati-hati (berusaha) menghindari pandangan-pandangan kolonial. Nusantaradibagi menjadi 16 bab yang ditata secara kronologis, dengan bab pertama menguraikan secara mendasar latar belakang geografis dan berbagai teori mengenai populasi Indonesia kuno. Vlekke kemudian dengan bertahap mengantarkan kita ke zaman kerajaan-kerajaan Jawa dan Sumatra, kedatangan Portugis, pedagang-pedagang asing, kedatangan Islam, keunggulan kekuatan maritim Indonesia, kedatangan Belanda hingga kebangkitan revolusi. Buku ini sangat cocok sebagai pengantar sejarah Indonesia. Ringan tapi komprehensif, sejarah di sini tidak terbatas secara geografis ataupun tematis. Vlekke dengan hati-hati membedakan kutipan dengan interpretasinya. Dilengkapi dengan catatan akhir yang detil dan menjelaskan, sebagai pembaca kita sangat dimudahkan dalam mencari lagi sumber-sumber yang kita inginkan, serta penataannya dengan adanya ringkasan kronologis dan indeks.

Nusantara: Sejarah Indonesia oleh Bernard H.M. Vlekke, diterbitkan oleh KPG, 2008. No. panggil: 959.8 VLE Nus

Meskipun begitu, bukan berarti Vlekke dengan kering membagi waktu menjadi periode-periode yang absolut.  Tak jarang, Vlekke menghadirkan cerita-cerita menggelitik mengenai tokoh-tokoh besar seperti Sultan Agung, J.P. Coen, Daendels, dan (yang mungkin sedikit ekstrim dan mencerca,) Thomas Stamford Raffles.  Pembahasan budidaya kopi, dan hobi-hobi holtikulturalis Belanda, juga diuraikan dengan cukup mendalam, dan kita dapat melihatnya dalam kaitannya dengan situasi politik yang lebih besar, seperti tanam paksa dan kerjasama dengan penduduk dan petinggi setempat yang penuh intrik. Terlihat, bagaimana Vlekke berusaha membatasi subjektifitas dan keberpihakannya.  Hasilnya adalah uraian yang bertahap dan kaya ilustrasi sehingga dengan menarik membuat kita dapat merangkai banyak informasi dalam skema yang lebih besar. Tentunya, ada banyak bagian yang kita rasa kurang dibahas—suatu hal yang wajar dalam penulisan sejarah dengan rentang waktu yang begitu besar.  Mulai ditulis tahun 1941, beberapa bulan sebelum Pearl Harbour dan ditulis saat Vlekke tinggal di Cambridge. Saat itu Asia Tenggara mulai menarik perhatian publik Amerika sebagai daerah dengan kepentingan strategis dan ekonomis yang makin meningkat. Pertama kali diterbitkan tahun 1943, dan versi Indonesia diterjemahkan dari edisi tahun 1961. Perhatikan bahwa Vlekke menggunakan istilah Nusantara, istilah yang berasal dari Pararaton, naskah kuno dari zaman Majapahit, dan bukannya Indonesia. Kata “nusantara” sendiri di zaman Majapahit digunakan untuk merujuk pada pulau-pulau di luar Jawa (nusa = pulau; antara = di luar atau di seberang), yang kemudian diutak-atik oleh E. Douwes Dekker . Pada zaman penulisannya (yaitu sebelum kemerdekaan), dikatakan bahwa penggunaan kata”nusantara” mempunyai konotasi subversif yang menyiratkan kesatuan Indonesia di masa silam sebelum kedatangan koloni Belanda. Dari buku ini kita dapat membaca peran kerajaan-kerjaan silam, dan kolonialisme Belanda, dalam pembentukan kesadaran nasional(isme) Indonesia.

Email | Website | More by »

Founding director, c2o library & collabtive. Currently also working in Singapore as a Research Associate at the Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS). Opinions are hers, and do not represent/reflect her employer(s), institution(s), or anyone else with whom she may be remotely affiliated.

Leave a Reply