Berbagi Bunyi bersama Bambu

BerbagiBunyiBambuLaring

Berbagi Bunyi bersama Bambu: presentasi riset alat musik bambu & pertunjukan laringproject
Sabtu, 2 November 2013, jam 18.00 – 20.30 wib
Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264

Acara ini akan terbagi menjadi 2 sesi, yaitu :

Sesi 1 : presentasi hasil riset alat musik bambu yang akan diuraikan oleh Gema Swaratyagita sebagai periset dan komponis. Uraian ini adalah hasil riset Gema ketika melakukan proses residensi di Jawa barat, yaitu desa Ciptagelar Sukabumi dan Bandung. Perjalanannya tidak hanya sekadar mencari ragam alat musik, melainkan juga mempelajari filosofi, organologi, ragam karakter bunyi, juga membuat alat musik. Gema bertemu dengan sejumlah pengrajin dan tokoh-tokoh pembuat alat musik bambu. Angklung, karinding, gambang bambu, celempung, kohkol buncis, ditemukannya disana dengan berbagai ciri yang berbeda satu sama lainnya. Untuk karinding saja, ada beberapa jenis hasil pengembangan bentuk dan bunyi, mulai dari jenis tradisional, hingga karinding towel yang diatonis maupun yang ritmis. Sedangkan di desa Ciptagelar, gema menemukan jenis angklung buhun yang masih menggunakan pentatonik sunda. Ada banyak keunikan yang didapatkan, tidak hanya dari keseniannya, juga kehidupan mereka yang masih sangat memegang teguh adat, namun tidak menutup diri pada modernitas.

Sesi 2 : perform dari laringproject, yaitu sebuah project bebunyian yang selama 2 tahun ini terfokus pada eksplorasi alat musik bambu. Namun, tahun ini laring project melalui karya musik gema swaratyagita, akan mengawinkan bebambuan dengan musik elektronik dan vocal ensamble dalam konsernya 12 dan 13 November mendatang. Pada kesempatan ini, sejumlah pemain akan mempresentasikan eksplorasi musik bambu dan karya musik yang dihasilkan berdasarkan riset yang dilakukan. Sehingga audiens juga bisa melihat bentuk pengembangan alat musiknya.

Profil Komponis:

Gema Swaratyagita, lahir di Jakarta, 1984. Dia adalah seorang pianis, guru, komponis dan wartawan radio yang hingga kini tinggal di Surabaya. Sebagai komponis, karyanya “Serpih Biru” pernah dimainkan di YCMF (Yogyakarta Contemporary Music Festival) tahun 2010, “Angin Rampas” dibuat khusus untuk konser Made In Indonesia di Yogyakarta tahun 2011, juga “Cermin” dan “Swaraga” yang dimainkan di Surabaya tahun 2012. Selain itu, dia juga kerap bekerjasama dengan sastrawan perempuan (alm) Lan Fang dan Wina Bojonegoro, untuk membuat musik cerpen. Gema belajar komposisi dengan Slamet Abdul Sjukur, piano dengan Endang Retnowati dan Andri Wirawan di Surabaya. Selain berkarya dan mengajar, Gema juga ikut berperan aktif di Pertemuan Musik Surabaya (PMS) yang digagas oleh Slamet Abdul Sjukur. Pernah mengikuti sejumlah workshop musik dengan Kazuha Nakahara, Roderik De Man, dan Piet Hein Van De Poul. Selain dunia musik, sejak 2008, perempuan lulusan Unair dan Unesa ini juga berkecimpung di dunia jurnalistik radio pada Radio Elshinta hingga Colors Radio. Tahun 2012, Gema meraih Empowering Woman Artists (EWA) 2012-2013 yang diberikan oleh Yayasan Kelola dengan karya “Laring : Sound Of Differences” untuk instrumen piano, rebab, vokal dan alat musik bambu. Selain itu, perempuan yang baru saja menyelesaikan studi pascasarjana di Unesa itu juga berpartisipasi dalam CitySoundscape Project 2012 di Surabaya dan Yogyakarta.

Email | Website | More by »

An independent library and a coworking community space. Aims to create a shared, nurturing space, along with the tools and resources for humans (and non-humans) for learning, working, and connecting with diverse communities and surrounding environment—for emancipatory, sustainable future. More info, visit: https://c2o-library.net/about/ or email info@c2o-library.net

Leave a Reply