Olenka

olenka-575

Salah satu novel absurd level kanon dalam kesusastraan negeri sendiri. Ini adalah novel pertama Budi Darma yang saya baca, dan sekaligus mengingatkan saya akan gaya bahasa dalam novel-novel Haruki Murakami. Itulah mengapa tercetus suatu kesimpulan awal dan awam bahwa saya tengah membaca novel dengan tema absurditas. Semakin ke belakang, saya semakin yakin bahwa ini adalah novel seperti yang saya simpulkan. Bab terakhir yang berisi curhatan penulisnya, yaitu bapak Budi Darma, tentang proses kepenulisan serta tema yang diangkat, membuktikan bahwa tebakan awal saya tidak salah, Olenka adalah novel absurd.

Perihal novel absurd, sepertinya sudah sering saya singgung. novel absurd biasanya ditandai dengan karakter-karakter yang selalu bergulat dengan pikirannya sendiri. Karakter yang melontarkan suatu kalimat, untuk kemudian untuk ia mentahkan sendiri. Karakter dengan jiwa yang tidak absolut, selalu berubah-ubah, dan berjuang untuk mencapai kesimpulan akan jati dirinya yang biasanya akan berakhir dengan kegagalan dan kesadaran bahwa manusia benar-benar tidak memiliki kendali akan dirinya sendiri. Pertentangan antara mana yang takdir dan mana yang merupakan kehendak bebas selalu muncul di sepanjang novel. Kontradiksi semacam ini selalu berakhir dengan kejatuhan-kejatuhan karakternya. Kebobrokan manusia dipampangkan sedemikian rupa. Tidak ada yang ditutupi dan dimanipulasi, novel absurd menunjukkan siapa sebenarnya manusia, siapa sebenarnya kita, anda dan saya. Salah satu momen yang menunjukkan keabsurditasan novel ini bisa ditemukan dalam penjabaran salah satu karakter tokohnya,

“Kadang-kadang saya merasa bahwa dalam usahanya untuk menghindarkan kesengsaraan, dia justru mencari kesengsaraan. Seperti yang pernah dikatakannya sendiri, seluruh hidupnya merupakan rangkaian perayaan untuk melupakan kesengsaraan dengan mengingatkan diri bahwa dia tidak akan terlepas dari kesengsaraan. Jalan untuk membebaskan dirinya dari kesengsaraan adalah selalu menyadari bahwa kesengsaraan selalu ada.” (hlm 216)

Olenka adalah salah satu nama tokohnya. Cerita dalan novel ini memiliki beberapa karakter inti, yaitu Fanton Drummond yang terlibat skandal dengan Olenka yang telah memiliki suami bernama Wayne Danton dan seorang anak lelaki yang membenci ibunya sendiri bernama Steven. Menghilangnya Olenka pada suatu waktu ketika balon udara tengah melewati kota mereka, membuat Fanton Drummond mulai menyadari betapa ia menginginkan dan juga tidak menginginkan Olenka. Nasib membawanya bertemu Mary Carson, seorang wanita yang menyeretnya dalam keraguan akan kualitas hati dan cintanya pada Olenka.

Absurditas tidak hanya berhenti pada cerita dalam novel. Proses menulis Olenka pun penuh gejala aburditas, seperti contohnya, penulis yang memiliki niatan awal menulis cerpen Olenka, ternyata tak bisa berhenti menulis hingga dalam waktu tiga minggu, jadilah novel Olenka. Selanjutnya nama Olenka adalah nama Rusia dari Olga, karakter dalam novel Anton Chekov yang berjudul “The Darling” yang pernah penulis baca waktu beliau masih duduk di bangku SMP. Tentang judul Olenka, penulis mengatakan bahwa, “Dengan tidak sadar saya telah mengambil nama itu bukan karena nama itu sendiri, tetapi karena nasib pemiliknya.”

Selain itu, nilai absurditas yang lain adalah saat penulis menghadirkan suatu afinitas, yaitu semacam telepati yang terjadi antar dua manusia yang saling memiliki relasi batin yang kuat. Afinitas mewujud dalam ‘kelebatan’ atau bayangan tentang seseorang yang saat itu tidak berada bersama kita. gejolak batin bisa merambat melalui udara dan dimensi ruang waktu, untuk hadir dalam bentuk samar-samar sebagai pesan bahwa seseorang yang terpisah secara fisik, bisa jadi tidak pernah terpisah secara batin. Tentang afinitas ini pun, penulis mengambil dari afinitas-afinitas yang terjadi pada karakter-karakter dalam novel-novel yang pernah ia baca.

Fakta-fakta lain dalam novel Olenka, berasal dari buku-buku dan surat kabar yang pernah penulis baca. Lompatan-lompatan semacam itu bisa tiba-tiba ada tanpa diketahui alasannya. Baru beberapa waktu kemudian, tahulan penulis bahwa fakta dan peristiwa nyata dalam novel ini adalah reaksi alam bawah sadarnya tentang sesuatu yang pernah penulis baca, lihat, dengar, dan lakukan di waktu-waktu sebelumnya.

Olenka adalah bukti bahwa alam bawah sadar bisa berkolaborasi dengan alam sadar untuk mengumpulkan potongan-potongan informasi dan persepsi yang akan membentuk satu cerita secara utuh. Inilah yang disebut absurditas, bahwa kebetulan-kebetulan yang terjadi dalam hidup manusia, ternyata adalah sebuah kesatuan pola yang massive. segalanya sudah direncanakan. oleh siapa? Silahkan direnungkan sendiri.

Email | Website | More by »

A Literature Enthusiast. A book worm. Cold-brew lover.

Leave a Reply