Ngobrol santai dengan Prof David Reeve & N. Maya Ardiani
Angkot & Bus Minangkabau
☞ Selasa, 4 April 2017, pk. 18.30 – 20.30
C2O library & colabtive, Jl. Dr. Cipto 22 Surabaya
Transports of delight: popular culture language themes on buses and angkot
Bincang santai bersama David Reeve, seorang profesor peneliti Indonesia dari University of New South Wales, Sydney, Australia. Membahas kreatifitas nama, kata-kata dan frase yang meramaikan angkutan umum, bercampur dengan dekorasi pop-art: dapat ditemukan di becak, angkot, bus dan truk. Bagaimana segala macam iklan, tanda-tanda jalan, slogan kota, nama toko, dekorasi truk dan sebagainya menciptakan interaksi aktif. Menciptakan beragam masukan dan mendorong pendalaman bahasa, dari segi kosa kata dan tata bahasa, hingga pemahaman budaya lokal. Ia melihat bagaimana iklan di Indonesia diciptakan dengan bahasa yang menyentak, efektif, dan mudah diingat, disertai slogan-slogan berima dan berirama. Kaya dari segi linguistik, budaya, dan warna. Prof Reeve pernah mencoba mengolah materi-materi iklan Indonesia untuk memperkaya pelajaran bahasa Indonesia di kampus.
Selain di C2O, diskusi dengan David Reeve juga digelar di Fakultas Ilmu Budaya Unair bersama Dédé Oetomo pada hari Senin, 3 April 2017, pk. 16.00 – 18.00. Nantikan info selanjutnya.
Biografi
David Reeve telah mengunjungi Indonesia selama lebih dari 45 tahun, sebagai diplomat, peneliti, sejarawan, dosen, dan pelancong. Dia telah tinggal di Indonesia selama sekitar enam belas tahun, dan bekerja di enam universitas di Indonesia. Dia adalah seorang dosen pendiri dalam program Studi Australia di Universitas Indonesia pada 1980-an. Dia bekerja selama tiga tahun di Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta dan Universitas Muhammadiyah Malang pada 1990-an, sebagai direktur untuk program ACICIS yang membawa mahasiswa Australia untuk belajar di perguruan tinggi di Indonesia. Karyanya tentang politik di Indonesia, bahasa Indonesia, diaspora Indonesia dan hubungan Australia-Indonesia, banyak menjadi materi klasik kajian Indonesia. David pensiun dari posisinya di UNSW sepuluh tahun yang lalu dan saat ini sedang menyelesaikan biografi sejarawan Indonesia, Ong Hok Ham.