Detail Cantuman Kembali
Sastra dan Sejarah Indonesia: Tiga Belas Karangan
Melalui karya sastra, sejarawan dapat menemukan lapisan cerita yang tidak terekam dalam arsip konvensional atau sumber yang tidak dapat dijumpai di lapangan. Sastra dalam kategori apa pun, baik lisan maupun tulisan, menyimpan emosi atau mentalitas yang ditutur-tuliskan serta berguna sebagai pintu masuk untuk menelusuri faset dari suatu masa yang “hilang”. Begitu pula hasil penelitian sejarah, yang berguna bagi kritikus sastra untuk menggali konteks atau menjadi ko-teks pembacaan suatu karya. Lantas, apakah kritik sastra dapat memperluas atau memberi kontribusi terhadap penulisan sejarah? Serangkaian temuan Henri Chambert-Loir yang terhimpun dalam buku Sastra dan Sejarah Indonesia: Tiga Belas Karangan, saya kira, cukup menarik untuk menguraikan persoalan itu. Lantaran beberapa temuannya merupakan penelitian perintis soal subjek yang ditulis, semisal mengenai Mas Marco Kartodikromo. Dengan menyoroti beberapa pernyataan atau strategi interpretatif Henri Chambert-Loir, saya akan berfokus pada hubungan timbal balik antara kritik sastra dan penulisan sejarah.
Henri Chambert-Loir - Personal Name
899.221 CHA Sas
NONE
Book - Photocopy
Indonesian
KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
2108
Jakarta
301p
LOADING LIST...
LOADING LIST...






