Kota Lama Semarang (de Oude Stad) adalah sebuah living heritage yang mewariskan nilai historis penting, di antaranya: fungsi sebagai aktivitas politik, ekonomi, budaya dan sosial. Kota Lama Semarang juga pernah menjadi pusat kantor-kantor konsulat negara asing. Selain itu, kota ini memperlihatkan tata ruang kota yang khas dimana ruang peribadatan (gereja) berada di pusat kota, pusat pemerintahan berdekatan dengan ruang peribadatan, ruang publik, entertainment, dan ruang aktivitas bisnis. Bangunan dan situs cagar budaya di Kawasan Kota Lama masih dapat dibuktikan nilai keasliannya dan masih memperlihatkan batas-batas kawasan yang jelas. Kota ini dapat disebut living heritage karena bangunan dan ruangnya masih hidup dan digunakan untuk berbagai aktivitas seperti perkantoran, galeri seni, restoran, dan ruang publik. Oleh karena itu, semua warisan budaya tersebut perlu segera dilindungi dan dikembangkan. Perlu dirumuskan manajemen pariwisata berbasis komunitas serta bagaimana pemasarannya. Kota Lama juga perlu mengembangkan atraksi pariwisata yang akan menambah nilai jual dan membuka ruang gerak agar atraksi berbasis komunitas dapat tumbuh. Pendanaan untuk pengelolaan cagar budaya ini perlu dirancang di dalam APBD dalam skema jangka pendek, menengah, dan panjang. Rancangan perlindungan cagar budaya ini juga telah memiliki payung hukum, yaitu pasal 12 Perda Provinsi Jawa Tengah no. 10 tahun 2013 tentang Pelestarian dan Pengelolaan Cagar Budaya.