Novel "Sang Penasihat" adalah cerita yang memandu pembaca menelusuri relung hidup masyarakat Makassar pada tahun-tahun awal hingga pertengahan abad ke-20, dengan latar Sungguminasa yang masih desa kala itu dan kampung-kampung di wilayah Gowa yang berada di kaki Lompobattang.

Di Sungguminasa, hidup Tuan Anwar, sang penasihat pejabat pemerintahan Hindia Belanda, yang menginginkan bangsanya merdeka, meski ia menyadari banyak hal yang harus dipertimbangkan kembali. Berbeda dengan Musa, anaknya, generasi zaman baru yang menginginkan kemerdekaan yang segera dan nyata.

Karya ini merupakan pergumulan Friedericy atas pengalamannya selama bertugas sebagai pangreh praja di Sulawesi Selatan pada awal abad ke-20. Dan seperti Sang Jenderal, karya sastra ini menjadi referensi penting tentang peralihan masyarakat kultural-tradisional ke tatanan pemerintahan modern.