Site icon C2O library & collabtive

Anak Sabiran, di Balik Cahaya Gemerlapan (Sang Arsip)

BOX_PUB-ANAKSABIRAN-C2O

Pemutaran & diskusi film: Anak Sabiran, Di Balik Cahaya Gemerlapan (Sang Arsip)
Jumat, 7 Juni 2013, pk. 18.00 – 21.00
C2O library & collabtive, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264
(lihat peta)

bersama:
Hafiz Rancajale (sutradara) bersama Otty dan Diki (Forum Lenteng)
moderator: Aditya Adinegoro (Kinetik)

Gratis & terbuka untuk umum/semua umur.
Harap Datang Tepat Waktu.

“Anak Sabiran, Di Balik Cahaya Gemerlapan” mencoba membaca gagasan pengarsipan filem yang ada di dalam pikiran Misbach Yusa Biran sebagai seorang tokoh yang menyerahkan seluruh hidupnya untuk mengawetkan wacana dan memaknainya kembali sebagai sumber sejarah perfileman Indonesia yang disimpannya di Sinematek Indonesia. Filem ini kemudian menelusuri jejak-jejak ‘pengetahuan’ dari Sang Arsip yang memutuskan berhenti menjadi sutradara dan memilih menjadi pengarsip filem. Melalui pemikirannya lahirlah Sinematek Indonesia yang menjadi pusat pengarsipan filem pertama dan terbesar di Asia Tenggara. Kehadiran Sinematek Indonesia tidak bisa dilihat hanya sebagai sebuah ruang penyimpanan artefak-artefak bersejarah, tetapi juga sebagai ruang pengawetan sejarah gagasan dan wacana sinema Indonesia. Namun situasi Sinematek Indonesia yang semakin memburuk telah mengancam artefak-artefak sejarah gagasan dan wacana kepada hal yang paling mengerikan dalam peradaban manusia, punahnya sejarah pengetahuan.

Dalam filem yang berdurasi sekitar 160 menit ini, dihadirkan dua sudut pandang dari generasi yang berbeda dalam memaknai arsip dan sejarah gagasan dan wacana sinema Indonesia. Misbach Yusa Biran sebagai tokoh sejarah filem yang mengalami perubahan dan perkembangan sinema Indonesia sejak tahun 50an dan generasi baru dunia filem Indonesia yang diwakili oleh beberapa narasumber. Benturan dan kolaborasi itu tidak sekedar membicarakan biografi seorang tokoh besar dalam filem Indonesia saja, tetapi tentang gagasan besar dari memaknai arsip sebagai sebuah jembatan mengkonstruksi ulang masa lalu dan menafsir catatan-catatan sejarah itu untuk mencari kemungkinan-kemungkinan  baru (baik teori, sejarah, kritik, dan lain sebagainya) bagi masa kini dan bahkan masa depan Forum Lenteng sebagai organisasi budaya non-profit yang fokus dalam pendidikan bidang media, terutama media filem dan video, telah menyelesaikan pembuatan filem “Anak Sabiran, di Balik Cahaya Gemerlapan (Sang Arsip)” di bulan Maret 2013 lalu. Pemutaran perdana yang diselenggarakan di Graha Bhakti Budaya – Taman Ismail Marzuki, 29 April lalu telah menghadirkan sekitar 800 penonton sesuai dengan kapasitas tempat duduk yang tersedia, termasuk beberapa tamu khusus seperti Nani Wijaya, Deddy Mizwar, Riri Riza, Ajip Rodisi, dan lainnya.

Melihat bagaimana antusiasnya masyarakat untuk menghadiri penayangan perdana kemarin, kami merasa bahwa filem yang membicarakan sejarah filem di Indonesia ini menjadi sangat penting untuk dinikmati oleh lebih banyak kalangan, khususnya bagi para pelaku dunia perfileman, seperti sutradara, produser, artis-aktor, kritikus, para pemangku kepentingan di pemerintahan dan bahkan masyarakat itu sendiri. Karena sosok yang dihadirkan dalam filem ini yaitu Misbach Yusa Biran merupakan tokoh penting perfileman Indonesia yang tidak hanya berhubungan pada sejarah industri filem di Indonesia saja, tetapi juga usahanya dalam menjaga dan melestarikan sejarah perfileman Indonesia.

Forum Lenteng adalah sebuah organisasi nirlaba egaliter sebagai sarana pengembangan studi sosial dan budaya yang fokus dalam pemberdayaan media berlokasi di Jakarta sejak 2003.

INFO:
http://anaksabiran.akumassa.org
Email: info@forumlenteng.org
Twitter: #AnakSabiran

Exit mobile version