Image of Beyond The Veil

Book - Paperback

Beyond The Veil



PERBENTURAN peradaban, telah melahirkan institusi komunal masyarakat dunia. Standar ganda sering menjadi sistem hidup sebagai sintesa dari nuansa modernitas dan panggilan hati nurani. Sistem Islam pun ditempatkan sebagai isu-isu menarik oleh berbagai kepentingan. Tak ketinggalan, wacana feminisme menjadi rentan perdebatan dan pertentangan.

BAGI Fatimah Mernissi, seorang eminis asal Maroko, trend tersebut hadir sebagai keniscayaan. Menariknya, ia tampil ketika wacana feminisme yang menurutnya cenderung konservatif tradisional hampir mendapatkan legitimasi dari sebagian besar masyarakat dunia, yang di dalamnya notabene masyarakat Muslim. Akibatnya, ia sering menuai kepahitan dari pemikiran yang dilontarkannya.

DARI hasil penelitiannya, ia melihat bahwa pergolakan sosial, pengaturan tata ruang, bahkan pembatasan hetero seksual yang cenderung bernuansa mitologis bersumber dari lokalitas dan pemahaman yang parsial terhadap perangkat-perangkat hukum yang ada, dan hal itu, menurutnya, sebuah diskriminasi.

DALAM konteks feminisme, ia tidak mengkaji Islam dan wanita dari suatu titik pandang faktual, tetapi lebih berfungsi menggambarkan salah satu bagian kunci dan sistemnya yaitu Islam menggunakan ruang sebagai suatu perangkat bagi kontrol seksual. Sayangnya, menurutnya, sistem Islam telah diperankan sebagai tumbal sejarah yang sama sekali tercerabut dari akar esensinya.


Ketersediaan

7384306.70297C2O library & collabtive (Non-Fiction)Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - C - No Loan

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
306.70297 MER Bey
Penerbit Alfikr : .,
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesian
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this