Yukio Mishima adalah nama pena dari penulis sekaligus penyair, dramawan, aktor, dan sutradara Jepang bernama Kimitake Hiraoka. Karya-karyanya tergolong garda depan memadukan estetika modern dan tradisional yang menembus batas-batas budaya dengan fokus homoseksualitas, kematian, dan perubahan politik. Ia dikenang setelah mati bunuh diri dengan cara seppuku (merobek perut) setelah sebuah kudeta yang gagal.

Mishima menulis 34 novel, sekitar 50 sandiwara, kira-kira 25 buku kumpulan cerpen, dan setidaknya 35 buku esai, satu libretto, serta sebuah film. Beberapa karyanya yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia adalah Kuil Kencana (Asrul Sani/Pustaka Jaya) juga Senandung Ombak (Aytrohaedi). Kemudian, EA Books mencoba menawarkan cerpen-cerpennya dalam Bocah Lelaki yang Menulis Puisi, terjemahan Nurul Hanafi.

Kisah-kisah yang direka Mishima dalam antologi terjemahan ini merupakan kisah-kisah mereka yang terjebak di tengah-tengah, apapun yang mengapit mereka.