Zamrud Khatulistiwa

Narasumber : Farid Gaban (Tim ekspedisi, wartawan Kantor Berita Pena Indonesia)Moderator : Ayos Purwoaji (hifatlobrain)
Minggu, 26 Juni 2011 18.00 – selesai
C2O Library, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya

Indonesia adalah negeri kepulauan terbesar di dunia. berisi sekitar 17.000 pulau, negeri ini memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Mengandung kekayaan alam, baik darat maupun laut, tiada tara, dia berisi keanekaragaman hayati yang kaya raya.

Namun, sebagian besar penduduk pesisir dan kepulauan Indonesia tergolong miskin; tidak tersentuh deru pembangunan. Paradigma pembangunan kita masih cenderung memanjakan darat dan perkotaan, serta mengabaikan laut dan kepulauan kecil.

Di masa lalu, Nusantara dikenal sebagai negeri bahari. Pelaut-pelaut tradisional kita adalah pelaut petualang dan pemberani. Citra itu telah pudar belakangan ini. Padahal, di masa depan, laut dan pulau-pulau kita dengan segala keindahan dan kekayaan di dalamnya, merupakan jawaban atas sebagian besar problem Indonesia. Namun, perhatian, kepedulian dan pengetahuan kita tentang laut masih relatif minim.

Tim Ekspedisi keliling Indonesia selama 8 bulan dari Mei hingga Desember 2009, mengunjungi, mendokumentasikan dan mempublikasikan lewat produk multimedia kehidupan di 100 pulau pada 40 gugus kepulauan.
Pemerintah dan masyarakat Indonesia perlu mengubah cara berpikir : mulai secara serius menengok khasanah kekayaan hayati dan budaya laut serta kepulauan sebagai jawaban atas krisis ekonomi dan lingkungan yang sekarang melanda negeri ini.

Ekspedisi ini diharapkan bisa menyumbang dokumentasi, pengetahuan serta ajakan yang lebih keras agar kita lebih serius mengembangkan potensi kelautan dan kepulauan kita sekaligus melestarikannya.

Merdeka: Potret ketegangan teritori

Biro foto pers independen, Indonesian Press Photo Service (IPPHOS), yang didirikan di tahun 1946 oleh Frans dan Alex Mendur, dan kakak beradik Umbas, adalah biro foto pertama—bahkan dulu, terbesar—di Indonesia. Foto-foto di IPPHOS umumnya diambil selama masa perjuangan kemerdekaan dalam periode 1945-1949. Saat ini, foto-foto IPPHOS adalah satu-satunya foto-foto biro yang terselamatkan dari periode tersebut. Koleksi dari biro foto pemerintah ANTARA dan BERITA Film Indonesia sendiri lenyap dihancurkan setelah peristiwa 1965. Sejarawan seni dan foto Louis Zweers mendapatkan privilese akses ke koleksi yang terselamatkan dari periode penuh pergolakan itu, dan kini berada di Arsip Nasional Republik Indonesia di Jakarta.