Ada kesadaran yang sangat meningkat saat ini mengenai penggunaan nontekstual buku. Sekarang dengan makna tekstual buku berpindah online, yang tertinggal sekarang adalah cangkang kosong. Dulu, seperti juga sekarang, menghilangkan nilai objek terkadang menciptakan penekanan pada isi. Melihat ke sejarah abad ke-19 membuat Anda sadar bahwa fenomenon yang cenderung kita tuduh pada digitalisasi sebenarnya terjadi seabad sebelumnya. Ketika kamu membuangnya, nilai buku menjadi berada dalam kata-kata di dalamnya dan bukannya potensi penggunaan ulangnya.
Kehidupan Rahasia Pembaca (2/3)
Jika sejarah buku sudah cukup terbangun, sejarah membaca baru saja terbentuk dalam dua dasawarsa terakhir, menurut Shafquat Towheed, pengajar Sastra Inggris di Universitas Terbuka di Inggris, dan direktur dari Reading Experience Database, atau RED.