Reportase: MSW #10 Walk & Play!

Kamis, 24 Mei 2012
Manic Steet Walkers #10 : Walk and Play

Kami cukup kesorean untuk berjalan kaki di kota lama Surabaya, setelah semuanya berkumpul (Ethan, Deasy, Christian, Maya, dan saya) di c2o library sekitar jam 2 siang lewat banyak, kami segera mengejar angkot, setengah jam kemudian kami tiba di kawasan kota lama Surabaya di Jalan Rajawali. Rute sore ini terbilang pendek, namun saya yakin tetap seru karena masih banyak gang-gang yang belum kami jelajahi dan saya tidak pernah bosan berjalan kaki menikmati kota lama Surabaya. Kami berenam langsung masuk ke Jalan Panggung yang cantik nan kusam, lalu menikmati keriuhan pasar ikan di tengah-tengah Jalan Panggung kemudian tiba di Jalan Sasak.

Dengan yakin saya masuk ke gang-gang di Jalan Sasak, menemukan beberapa rumah kolonial yang cantik dan rumah berasitektur jengki. Kami masuk ke gang Ampel Suci, menikmati aroma parfum dan kurma, kembali menjelajahi gang-gang di sepanjang Ampel Suci. Kami baru menyadari hampir seluruh pintu rumah di Kampung Ampel bertirai bambu, selain menimbulkan efek anyes juga mempercantik rumah :D. Saat kami membahas mengenai tirai, seorang pemilik rumah menyahut obrolan kami, dia adalah seorang ibu keturunan Arab, dengan ramah dia mengiyakan bahwa sudah menjadi kebiasaan (ciri khas) Kampung Ampel : setiap pintu rumah bertirai bambu, dia membeli tirai setahun sekali (terutama menjelang lebaran), harganya terbilang murah sekitar 20ribu rupiah. Kenapa bertirai, dengan santai sang ibu bilang supaya rumah menjadi tambah adem dan bisa melihat keadaan diluar rumah, wah asjik yah.

Kami lanjut berjalan ke Jalan Kalimas Udik, menemukan bangunan kolonial yang dipakai untuk gudang, kejutan yang kami temukan adalah sebuah bangunan kolonial yang cukup terbengkalai dijadikan langgar. Warna sore kian jelas, kami bergegas menuju bantaran Kalimas untuk bergabung dengan kawan2 Save Street Child untuk bermain bersama anak-anak. Save Street Child membuka kelas belajar dan bermain untuk anak-anak yang tinggal di bantaran Kalimas setiap hari Selasa dan Kamis jam 4 sore di mushola (jika kalian tahu tempat tinggal mereka, kalian pasti meleleh). Sebenernya saya beberapa kali melewati jalan tersebut dan selalu dipanggil “Kakak Les”–panggilan untuk para relawan Save Street Child, saya jadi malu padahal saya gak pernah mengajar mereka tapi dipanggil “Kakak Les”, maka sore ini saya berniat bermain bersama mereka.

Kedatangan kami berlima disambut meriah oleh anak-anak dan ibu-ibu, ditambah kehadiran Ethan–seniman dari New York–yang membuat para penghuni bantaran Kalimas cukup heboh. Ethan mengajarkan beberapa permainan, ternyata permainan yang diajarkan cukup sulit, yang paling mudah adalah membentuk lingkaran dan bertepuk tangan berurutan, jujur kami semua sangat senang sekali bermain bersama anak-anak yang selalu ceria dan ribut hehhe. Kami membantu mendokumentasikan foto personal anak-anak, kebetulan Maya membawa kamera dan dipinjemin tripod sama Erlin. Sebelum maghrib, acara bermain dan foto-foto disudahi karena mushola akan dipakai untuk sholat maghrib berjemaah.

Erlin, Kat, dan Andreiw bergabung bersama kami, tujuan kami selanjutnya adalah menemui keluarga beretnis Madura yang tinggal di sebuah rumah kolonial di Jalan Pabean Kulon 4 no 24. Saya sudah janjian dengan penghuni rumah untuk berkunjung dan melakukan interpiu dengan Rusdji–sang kepala keluarga. Rusdji adalah generasi pertama yang menempati bangunan kolonial dua lantai yang sebelumnya adalah sebuah kantor ekspedisi. Rusdji pernah bekerja di kantor ekspedisi tersebut lalu diminta oleh sang pemilik bangunan untuk menempati bangunan tersebut. Sekarang sudah 3 generasi yang tinggal di rumah tersebut. Kami diajak berkeliling rumah, masuk ke kamar-kamar yang dibuat dengan sekat kayu, mengintip balkon yang dijadikan tempat jemuran, sambil mendengar cerita para penghuni rumah. Kami akan berkunjung ke rumah ini lagi :D

Malam sudah memenuhi kota lama Surabaya, kami berjalan pulang melewati kembali Jalan Panggung dan kembali ke c2o library naek angkot :D

foto oleh Nadia Maya Ardiani
teks oleh Anitha Silvia

Email | Website | More by »

Seorang musafir gig dan pameran, pengelola klab jalan kaki Manic Street Walkers, penikmat zine, lomographer.

Leave a Reply