Bedah buku Pekerdja di Djawa Tempo Doeloe
Bersama penulis, Olivier Johannes Raap
Kamis, 26 September 2013, 18.00 – 21.00
C2O library & collabtive, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264 (peta & petunjuk arah)
Ketika negara Republik Indonesia ini belum lahir, penduduk yang mendiami bumi nusantara ini sudah memiliki kebebasan untuk memilih pekerjaan sesuai dengan minat atau memang telah menjadi warisan leluhurnya. Sebagai jantung politik pemerintah Hindia Belanda sekaligus pusat industri, Pulau Jawa menjanjikan nafas kehidupan yang panjang. Dalam buku ini, Olivier Johannes Raap, sang penulis, menuturkan setiap koleksi kartu posnya secara rinci, santun, bahkan tak jarang menggelitik. Lebih dari seratus lima puluh pekerjaan sudah dilakoni oleh masyarakat pada rentang akhir abad 19 hingga awal abad 20.
Uniknya, tidak sedikit pekerjaan yang sudah punah, namun banyak juga yang bermetamorfosis. Sebut saja, penjual sutra keliling. Pada zamannya, pekerjaan itu boleh dibilang menjadi primadona kaum ernis Tionghoa, namun kini keberadaannya sudah tergilas zaman. Di sini, Olivier menjelaskan bahwa penjual seperti ini disebut “tukang kelontong”. Kelontong adalah alat musik kecil yang berbunyi kalau diputar, yang pada zaman dahulu dipakai oleh pedagang keliling Tionghoa.
Sunggu … melalui kartu pos, kita bisa mengetahui banyak istilah ataupun riwayatsejarah yang belum diketahui. Seolah-olah, imajinasi kita dibawa ke masa lalu dan seolah-olah pula, waktu bisa kembali diputar lewat kartu pos.
INFO:
info@c2o-library.net
Twitter @c2o_library
0812 9056 3853