Pemutaran & diskusi film Hannah Arendt: Banalitas Kejahatan
Sutradara: Margarethe von Trotta | Tahun tayang: 2012 | Durasi film: 1 jam 53 menit
☞ Sabtu, 14 Juni 2025, pk. 14.00 – 18.30
C2O library & collabtive, Jl. Dr. Cipto 22, Surabaya 60264
Gratis & terbuka untuk umum. Silakan mendaftar di sini.
Narasumber: Yogi Ishabib. Penulis, kurator film, pengajar kajian budaya dan new media di Universitas Ciputra.
Moderator: Anindya Shabrina Prasetiyo, S.H. lawyer, aktivis perempuan dan perburuhan, yang aktif mendampingi kasus dan mengadvokasikan berbagai isu seperti penggusuran, hak buruh, kekerasan seksual, kebebasan berpendapat.
Bagaimana proses, sistematisasi “banalitas kejahatan” terjadi? Hannah Arendt (1906-1975) adalah salah satu filsuf dan ahli teori politik yang paling berpengaruh di abad ke-20, terutama atas analisisnya mengenai “banalitas kejahatan” dan totalitarianisme, khususnya dalam konteks fasisme Nazi. Terlahir di Hanover, Jerman, sebagai keturunan Yahudi, dia mengungsi ke Prancis di tahun 1933, dan ke Amerika setelah Perang Dunia II.
Film ini menyoroti bagaimana Arendt mengkritisi proses persidangan Adolf Eichmann, yang ditangkap di Argentina oleh dinas rahasia Israel, Mossad, dan disidang di tahun 1961 di Jerusalem atas keterlibatannya dalam Holocaust. Arendt meliput persidangan ini untuk majalah The New Yorker, yang kemudian diterbitkan sebagai buku Eichmann in Jerusalem: A Report on the Banality of Evil di tahun 1963. Arendt mengkritik bagaimana persidangan yang dilakukan beresiko menjadi sekedar “show trial“, menghakimi individu, “orang-orang biasa” yang tidak [memiliki ruang untuk] mempertanyaan atau memikirkan niat selain mengikuti perintah dan sistem yang berlaku — dan bukannya sistem atau ideologi yang berlaku.
Setengah abad setelah kematiannya, di tengah melonjaknya deportasi massal, perang, genosida, serta berbagai krisis kepercayaan dan pertanyaan mengenai sistem dan institusi politik (seperti pemilu, parlemen, ataupun PBB dan Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai hak universal), menjadi penting untuk melihat kembali Hannah Arendt, membahas relevansi dan kontekstualitas sistematisasi “banalitas kejahatan” dalam kenyataan politik saat ini, di Indonesia dan dunia.
A project by Goethe-Institut Indonesien; programmed and organized by PERIN+1S – C2O
Simak 📚🎞️✨ rekomendasi buku, komik, podcast yang dapat kamu baca dan tonton sebelumnya dari C2O.
Leave a Reply