Detail Cantuman Kembali

XML

Kami Sudah Lelah dengan Kekerasan


Digelari “Best Book of the Year” oleh majalah The Economist

“Terbaca bagai kisah legal-prosedural whodunnit yang mencekam, seraya bukti perlahan-lahan terkuak dari rekaman-rekaman telepon, dokumen-dokumen hilang yang dipulihkan dari berkas-berkas komputer yang sudah dihapus, dan saksi-saksi baru yang membuat penasaran bermunculan…” —The Economist

“Sangat penting bagi kita untuk mengenal naratif seperti ini: bagaimana riwayat seseorang bersilangan dengan sejarah bangsa. Idealisme yang dibayar Munir dengan hidupnya, bermakna sebagai pelajaran, dari seorang besar yang sederhana, tentang perjuangan kemanusiaan.” —Seno Gumira Ajidarma

Pada suatu malam bulan September 2004, aktivis hak asasi manusia Munir bertolak ke Belanda dengan pesawat Garuda untuk memulai studi pascasarjananya, namun dia tak pernah tiba di Amsterdam dengan selamat. Munir tewas diracun dalam perjalanan.

Ditulis berdasarkan wawancara, pengamatan di ruang sidang, bocoran dokumen-dokumen, dan berkas-berkas kepolisian, karya Matt Easton ini menelusuri salah satu konspirasi pembunuhan paling dramatis di Indonesia. Dengan menarik kronologi dari masa muda Munir dan Suciwati, kasus Marsinah, 27 Juli, penculikan aktivis, penembakan Semanggi, lahirnya aksi Kamisan, hingga hasil akhir pengadilan kasus Munir dan kesudahannya, kita akan membaca sejarah upaya penegakan HAM yang tak henti- hentinya diperjuangkan di Indonesia.
Matt Easton - Personal Name
331.8809598
9786020788531
NONE
Book - Paperback
Marjin Kiri
2024
Tangerang Selatan
xviii + 457 halaman, 14 x 20,3 cm
LOADING LIST...
LOADING LIST...