Serangan digital seperti peretasan, pengambilalihan akun, doxxing, penyebaran ujaran kebencian, penyadapan, dan sebagainya makin sering digunakan untuk membungkam, mengintimidasi aktivis dan pembela HAM. Meskipun panduan keamanan digital makin banyak disebarkan, tetapi penerapannya di kalangan aktivis secara keseluruhan masih jauh dari merata. Padahal, the chain is only as strong as its weakest link — suatu jaringan hanyalah sekuat mata rantai terlemahnya.
Belum lagi faktor berbagai persimpangan identitas seperti gender, etnis, agama minoritas, di mana ujaran kebencian, doxxing, penyebaran foto/video intim tanpa persetujuan, tidak bisa diselesaikan hanya dengan analisis dan langkah teknis.
🎯 Lokakarya ini karenanya diselenggarakan untuk aktivis progresif dan pro-demokrasi dari berbagai organisasi di Surabaya dan sekitarnya dengan tujuan meningkatkan kapasitas menganalisis serta memitigasi resiko dan ancaman digital.
🗓 Lokakarya akan dilaksanakan selama 3 hari, Jumat 1 Agustus – Minggu, 3 Agustus 2025, meskipun tidak full day (sekitar pk 11.00 – 17.00). Kami akan menginformasikan jadwal pastinya pada peserta terpilih agar agenda tidak terlalu padat/melelahkan tapi tetap tepat guna dan sesuai kebutuhan.
🚨 Jika berminat, mohon untuk mengisi formulir pendaftaran selambatnya Jumat, 4 Juli 2025, pk. 23.59 WIB. Tempat terbatas untuk 18 orang. Peserta yang terpilih akan dihubungi melalui surel selambatnya Jumat, 18 Juli 2025.
🤖❤️ Lokakarya diselenggarakan dan difaslitasi oleh Codayati, kolektif pegiat dan profesional keamanan digital yang menyediakan layanan cuma-cuma untuk masyarakat sipil, aktivis pro-demokrasi dan pembela HAM terkait isu keamanan digital.
❓ Jika ada pertanyaan lainnya, silakan hubungi codayati@proton.me cc perintis.tech@proton.me
Ilustrasi: Irene Beltrame dari pamflet “Towards a Fairer Gig Economy”
Leave a Reply