Jostein Gaarder berhasil mengajak pembaca yang awam akan filsafat untuk melihat sejarah filsafat dan filsafat dengan kaca mata yang lebih jernih dan proporsional. Di tengah-tengah jawaban kehidupan yang sudah “siap saji” dan jawaban-jawaban “resmi” yang tabu untuk dipertanyakan, ditengah-tengah kesibukan memenuhi kebutuhan mendasar, novel ini mengajak kita untuk berhenti sejenak dan merenungi pencapaian umat manusia selama dua ribu tahun; khususnya dalam kapasitas mentalnya. Dari buku ini kita dapat menghargai betapa hebatnya para filsuf Yunani awal itu dalam arti yang sebenar-benarnya; luar biasa meskipun kuno. Betapa tetap relevannya pertanyaan-pertanyaan yang digeluti filsuf-filsuf terkini dan betapa banyaknya hal yang harus kita kejar untuk dipelajari.
Seni di Indonesia
Buku “babon” (wajib dan perlu dibaca) bagi siapa saja yang tertarik mengenai kesenian di Indonesia ini merupakan terjemahan dari karya seminal Claire Holt, Art in Indonesia: Continuities and Change yang diterbitkan oleh Cornell University Press, 1967, dengan dukungan Program Asia Tenggara Universias Cornell dan Program Sastra Asia dari Asian Society. Buku setebal 534 halaman ini dibagi menjadi tiga bagian: Warisan, Tradisi-tradisi yang Hidup, dan Seni Modern, disertai appendix panjang sinopsis-sinopsis wiracarita dan cerita, detil seni pertunjukan dalam prasasti serta kesusastraan kuna, plot delapan lakon wayan, dan ringkasan biografi seniman-seniman Indonesia.
The Story of Art
Salah satu buku standard sejarah seni (terutama lukisan, arsitektur dan patung) untuk pemula dan orang awam, dan telah dicetak ulang 16 kali selama lebih dari setengah abad. Awalnya ditujukan untuk anak-anak muda dan pemula, buku ini ditulis dengan bahasa yang sederhana dan informatif. Gombrich menekankan koherensi dan informasi umum untuk memberi gambaran awal dan bekal bagi pembaca untuk menelusuri informasi-informasi lain yang lebih mendalam.
Sor Juana
Sor Juana (1648-1695), satu figur soliter penuh kontradiksi di Meksiko abad ke-17: Biarawati dan enigma erotika; wanita yang handal dalam budaya, politik dan bisnis; penulis, pujangga dan intelektual otodidak yang selalu haus pengetahuan; pejuang kesetaraan hak perempuan dan kebebasan berpikir kritis, di bawah perlindungan sekaligus pengawasan gereja.
Mayor Jantje
Satu narasi sastra mengenai pemilik tanah terkaya di Jawa abad ke-19 keturunan mardijker. Sarang-sarang burung walet di Klapanoenggal menjadi sumber hartanya, dan orkes budak yang ia gelar saban Sabtu kemudian sohor menjadi tanjidor.
The Komedie Stamboel
Didirikan di tahun 1891 di Surabaya, dengan aktor Indo (Euroasia) yang didanai kongsi Tionghoa, Komedie Stamboel pertama kali dipentaskan di tenda di Kampung Doro. Julukan “stamboel” diperkirakan berasal dari Istanbul. Komedie Stamboel dan kepopulerannya tidaklah dibentuk oleh satu orang jenius, melainkan dari berbagai khalayak dengan beragam latar belakang dan orientasi, dan melewati jalan panjang menghadapi berbagai percobaan, kegagalan dan persaingan dengan hiburan lainnya. Pengaruhnya terasa dalam kroncong, ketoprak, wayang cokek, gambang kromong, ludruk, lenong, tooneel, hingga sinetron dan komedi politik.
Pahlawan-pahlawan Belia
Bagaimana “keluarga Indonesia” digambarkan, dan bagaimana dia membentuk perumusan identitas Indonesia? Bagaimana berbagai pengertian dalam keluarga seperti bapak, ibu, dan anak jadi memiliki arti politik yang penting di Indonesia dan dalam bahasa Indonesia?
Faded Portraits
Satu memoir fiksi dengan setting Hindia Belanda, kita melihat cerita hidup Tante Sophie, suami dan keluarganya sehubungan dengan cerita penuturnya.A fictionalized memoir set in Dutch East Indies, Faded Portraits begins with the death of Aunt Sophie in 1940 in Batavia, then almost whimsically goes back to the stories of her life, her husband’s and their families, intertwined with the narrator’s own stories.
The Language Instinct
Pinker shows us that far from being a cultural invention, language is actually an instinct. And because it is, then despite the doubts of the likes of Chomsky, it must be built gradually in the lineages one of which led to us thanks to natural selection.
The Ninth
Miskin, banyak anak, Katolik, di era berkuasanya Partai Komunis Hongaria pada akhir tahun 1960an, itulah gambaran singkat keadaan keluarga Anak Kesembilan.