Reportase: MSW #11 Perpustakaan

Manic Street Walkers #11 edisi Perpustakaan Vol 001

Jumat, 7 September 2012

Ide untuk rute kali ini datang dari keinginan kami untuk memetakan “ruang berbagi”–ruang yang memfasilitasi individu dan komunitas dari berbagai latar belakang untuk berbagi pengetahuan, berinteraksi, dan berdialog–di Kota Surabaya sehubungan dengan proyek AYOREK (http://ayorek.org), dan kami baru “ngeh” ada banyak perpustakaan yang berada di pusat kota Surabaya, dan perkembangan perpustakaan saat ini adalah tidak hanya sebagai sumber literasi tapi juga sebagai ruang berbagi. Terdeteksi oleh indra kami ada 7 perpustakaan yang berada di pusat kota Surabaya (lebih tepatnya kawasan Darmo) : C2O Library, Perpustakaan Magister Manajemen ITS, Perpustakaan Yayasan Caraka Mulia, Perpustakaan Bank Indonesia (BI), Perpustakaan The British Institute (TBI), Perpustakaan IFI Surabaya, dan Perpustakaan Widya Mandala.

Untuk trip kali ini kami mengunjungi 5 perpustakaan, diawali di C2O Library dengan berkumpulnya para pejalan kaki : Mirna, Ruth, Kathleen, dan Tinta. Kami berempat mulai mendiskusikan rencana perjalanan jam 12 siang, Kat memberikan beberapa cara untuk memetakan situs yang akan kami kunjungi, yah kami akan melakukan mapping project, dengan mencatat signase, aktivitas di situs tersebut, dan mengumpulkan artefak yang akan kami simpan di scrapbook. Manic Street Walkers sebelumnya hanya mengandalkan dokumentasi foto dan reportase perjalanan, kali ini kami akan mencoba cara lainnya yang juga menyenangkan. Sudah jam 1 siang, kami mulai meninggalkan perpustakaan kecil sekaligus ruang berbagi yang menyenangkan di Jalan Dr Cipto 20 menuju Jalan Cokroaminoto.

Matahari cukup terik tapi kami dengan semangat dan dengan mudah tiba di Gedung Magister Manajemen Institut Sepuluh November yang berada tepat di sebelah Kelenteng Hong San Ko Tee–kelenteng Tridharma yang sering Manic Street Walkers sambangi. Bagian informasi memberi petunjuk untuk ke ruang baca yang berada di lantai 2, cukup sepi manusia disini, kami masuk ke ruang baca yang ber-AC dan bermuka seperti ruang baca di almamater saya Universitas Airlangga, kaku, disambut seorang anak magang yang menyilakan kami mengisi daftar tamu. Ruang baca dengan referensi buku, hasil penelitian, dan jurnal online mengenai manajemen transportasi, manajemen proyek, manajemen industri yang hanya diperuntukkan untuk mahasiswa ITS (http://library.its.ac.id). Signase yang muncul adalah larangan merokok dan daftar inventaris perpustakaan. Tiba tiba saya mengenali seseorang yang masuk ke ruang baca, yah dia adalah salah satu kenalan saya semalam saat gathering dengan banyak komunitas  di AIOLA, nickname-nya Ceps dari KASKUS regional Surabaya, dengan sigap saya memanggil dan meminta waktunya untuk ngobrol bersama, kebetulan dia menjabat staff IT. Ceps menceritakan kehadiran perpustakaan British Council beberapa tahun silam di gedung ini, sebuah perpustakaan dengan design yang menarik, namun sayang tidak bertahan lama dan koleksinya dilimpahkan ke perpustakaan ITS di Sukolilo.

Sudah jam 2 siang lewat, kami lanjut berjalan kaki menuju Perpustakaan BI yang tutup jam 3 sore, menikmati trotoar yang lebar nan nyaman di sepanjang Jalan Raya Darmo sambil mengobrol santai, di sebelah kami tumpukan kendaraan bergerak lambat, setengah jam lebih kami berjalan di bawah pohon rindang Darmo Boulevard yang dibangun tahun 1920 sebagai boulevard pertama di Surabaya. Tiba di Jalan Taman Mayangkara 6, masuk lewat gerbang samping (ada 3 gerbang dan gerbang utama jarang dibuka), disapa oleh petugas keamanan, dan buru buru masuk perpustakaan BI yang menempati rumah tinggal kolonial terbaik pada jamannya. Perpustakaan BI baru diresmikan 15 Juli 2012 lalu, sebelumnya bangunan ini dipakai sebagai Museum Mpu Tantular, lalu BI mengambil ahli dan merenovasi dengan apik, menjadikan bangunan ini sebagai salah satu bangunan tercantik di kota Surabaya. Disambut oleh dua petugas wanita yang anggun, menyerahkan KTP untuk menukarnya dengan kunci locker, dan memperkenalkan diri kami.

“…sebuah kota tanpa perpustakaan bagaikan sebuah kamar tanpa jendela…”

kalimat selamat datang yang membuat kami buru-buru melihat koleksi buku yang lebih dari 60% adalah moneter dan perbankan, sisanya adalah buku populer dan pengetahuan sosial, jadi masih bisa banget dinikmati oleh orang awam seperti saya. Koleksi koran dan majalah pun menggiurkan, ditambah kehadiran 18 smart PC yang menampilkan koleksi online mereka, ditambah lagi ada ruang baca khusus anak, yihaaa ini perpustakaan yang menyenangkan! Signase yang kami temui adalah “petunjuk pencarian buku di rak” dan “tempat buku setelah selesai dibaca”. Sudah jam 3 sore, kami sadar diri untuk segera angkat kaki, tidak lupa untuk bertanya tanya kepada dua petugas yang ramah mengenai akses dan fasilitas perpustakaan BI, dan ini adalah ruang berbagi, yay! Sore sudah turun, kami pamit dan dengan lantang menyatakan kami akan berkunjung lagi, harapan kami banyak atas perpustakaan ini :D

Berjalan kaki kembali melewati Taman Bungkul yang selalu ramai pengunjung dan mobil parkir pararel di dua sisi Jalan Taman Bungkul, jadi sempit sekali jalannya. Kami menuju Jalan Darmokali, melewati Jalan Serayu yang memamerkan gedung Gereja Katolik Bebas yang bikin penasaran. Kami tiba di halaman TBI yang menempati bangunan kolonial yang apik dan terawat di Jalan Darmokali 36, segera masuk ke lobi dan menemui sang customer service dan mencurahkan misi kami. Sayang ternyata perpustakaan TBI hanya untuk siswa TBI, tidak terbuka untuk umum, padahal saya sudah membayangkan koleksi buku anak anak dengan ilustrasi yang yahud ditambah saya melihat foto perpustakaan TBI di situs mereka http://www.tbi.co.id/locations/tbi-darmo-kali 

Dengan tetap semangat kami melanjutkan perjalanan ke Perpustakaan Universitas Katolik Widya Mandala (UKWM) di Jalan Dinoyo 42-44 Surabaya. Melewati banyak toko roti di Jalan Dinoyo, di jam jam tertentu biasanya kita bisa menikmati aroma roti yang dipanggang. Saya memberi kabar ke salah satu volunteer C2O Library yang kuliah di UKWM namanya Debby Utomo, dia akan menyambut kedatangan kami. Kami berempat masuk ke gedung UKWM yang terbilang unik, bertembok bata merah, seperti banyak arsitektur bangunan Katolik di Jawa. Debby yang saat itu sedang mengikuti ospek, menyambut hangat kami dan mengantarkan ke perpustakaan yang berada di Gedung Agustinus Lantai 4, naik lift. Kami menemui petugas perpustakaan, hasilnya adalah kami tidak bisa masuk karena harus membawa surat pengantar bagi pengunjung umum, wah lain kali kami akan berkunjung dan membawa surat pengantar, dan sang petugas memberi kami beberapa brosur tentang perpustakaan UKWM :D

Kami kembali ke lantai dasar bergabung dengan mahasiswa baru yang lalu lalang mempersiapkan pameran fotografi, mengucapkan sampai jumpa ke Debby dan mampir beli batagor WM yang enak nan murah. Kembali ke C2O Library melalui Jalan Mojopahit dan tiba di Jalan Dr Cipto 20 jam 5 sore, segera terbayang untuk edisi Perpustakaan Vol 002 :D

foto oleh Mirnani Ismi Safitri

Email | Website | More by »

Seorang musafir gig dan pameran, pengelola klab jalan kaki Manic Street Walkers, penikmat zine, lomographer.

Leave a Reply