
PAMERAN KELILING KULTURSINEMA – SURABAYA
Arsip merupakan rujukan data bahwa telah terjadi suatu peristiwa di rentang waktu tertentu. Untuk itu, ia dianggap faktual. Pengarsipan sendiri merupakan upaya mendefinisikan atau mengelompokan kejadian, situasi politik, bahkan status warga negara. Salah satu arsip yang memiliki banyak lapisan pengetahuan adalah sinema. Sebagai seni yang paling kompleks, sinema memiliki kemungkinan utk bisa didekonstruksi untuk berbagai kepentingan ilmu pengetahuan. Tidak hanya untuk pembacaan sejarah sinema, tetapi juga sejarah-sejarah sosial yang pernah ia bekukan. Dalam kesempatan Pameran Keliling Kultursinema, akan berlangsung juga Forum Kultursinema yang mencoba untuk melihat kemungkinan-kemungkinan di dalam memanfaatkan arsip filem; kerja kuratorial atau pemograman dalam membuat pemutaran atau penayangan filem, penulisan sejarah, dan upaya pengelolaan arsip untuk disajikan dengan bentuk kemungkinan lain, seperti pameran ataupun produk seni lainnya, berhubungan dengan konteks sosial, politik, budaya, dan ekonomi.
——
[PAMERAN]
C2O Library and Collabtive, Surabaya
24-28 April 2019
11.00 – 19.00 WIB
——
[FORUM KULTURSINEMA]
“Penulisan Sejarah dari Arsip Filem”
24 April 2019, 19.00-21.00
•
“Ruang Ruang Menonton dan Arsip Filem”
26 April 2019, 19.00-21.00
•
“Reproduksi dan Representasi Arsip Filem”
28 April 2019, 19.00-21.00
[PEMUTARAN FILEM]
“Jagoan Lokal, Bandit Kolonial”
25 April 2019, 19.00-21.00
Tie Pat Kay Kawin, The Teng Chun, 1935, 42 menit
•
Matjan Berbisik (The Whispering Tiger), Tan Tjoei Hock, 1940, 60 menit
—
27 April 2019, 19.00-21.00
Calling Australia, Eitaro Hinatsu (Dr. Huyung), 1943, 32 menit
•
Nippon Present, Jaap Speyer, 1945, 37 menit
•
Indonesia Calling, Joris Ivens, 1946, 23 menit
——
Pameran, diskusi, dan penayangan gratis dan terbuka untuk umum
——
ARKIPEL – Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival (@arkipel)
bekerja sama dengan
C2O Library and Collabtive (@c2o_library)