Between city & video with Kentaro TakiBetween city & video with Kentaro Taki

Kentaro Taki is a Japanese video artist who joined “O.K. Videoart Festival” in 2003, 2007 and 2013 in Jakarta. This time he visits Surabaya to work with local collaborators to develop new project focuses on the relationship between people’s memory and their living situation. He shows his past project in Japan and several countries to outlook and shape the possibilities of his project in Surabaya.Kentaro Taki is a Japanese video artist who joined “O.K. Videoart Festival” in 2003, 2007 and 2013 in Jakarta. This time he visits Surabaya to work with local collaborators to develop new project focuses on the relationship between people’s memory and their living situation. He shows his past project in Japan and several countries to outlook and shape the possibilities of his project in Surabaya.

97% Owned

97Owned-Indonesia-575

Ini adalah film dokumenter pertama yang membahas sistem moneter dan aktivitas bank central di Inggris. Film ini menjelaskan tentang bagaimana uang diciptakan, darimana mereka berasal, dan bagaimana uang tersebut didistribusikan. Sebuah fakta yang jarang diketahui masyarakat, tetapi mempengaruhi hampir seluruh kegiatan di planet bumi. Dan fakta bahwa ternyata uang membawa banyak masalah dan krisis bagi sebagian besar masyarakat, selagi menguntungkan beberapa kelompok dan golongan kecil saja.

Bincang Film bersama Sasha Mahe

Sasha Mahe

Dear Brother: Bincang film bersama Sasha Mahe
Sabtu, 22 Februari 2014, pk.14.00 – 18.00
Sasha Mahe adalah filmmaker sekaligus penulis film indie yg sudah berkiprah di perancis dan Amerika. Salah satu karyanya adalah “Dear Brother” film yg ber-genre drama action. Mari bergabung dalam acara ini untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, tentang pembuatan film dan bagaimana mewujudkannya.

Festival Sinema Prancis: Abdellatif Kechiche

Festival Sinema Prancis 2013 menampilkan Restrospektif Abdellatif Kechiche di C2O library Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264, Indonesia La graine et le mulet (The Secret of the Grain) Rabu, 11 Desember 2013, pk. 18.30 WIB The film stars Habib Boufares as an ageing immigrant from the Maghreb whose ambition to establish a successful restaurant as …

Anak Sabiran, di Balik Cahaya Gemerlapan (Sang Arsip)

Pemutaran & diskusi film: Anak Sabiran, Di Balik Cahaya Gemerlapan (Sang Arsip) Jumat, 7 Juni 2013, pk. 18.00 – 21.00 C2O library & collabtive, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264 (lihat peta) bersama: Hafiz Rancajale (sutradara) bersama Otty dan Diki (Forum Lenteng) moderator: Aditya Adinegoro (Kinetik) Gratis & terbuka untuk umum/semua umur. Harap Datang Tepat …

Di Balik Frekuensi

Pemutaran film: Di Balik Frekuensi Kamis, 2 Mei 2013, pk. 18.00 – 21.00 C2O library & collabtive di Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264 (lihat peta) Gratis dan terbuka untuk umum Mengambil isu yang jarang dibicarakan di dunia perfilman Indonesia, sutradara Ucu Agustin membuka tahun 2013 dengan  “DI BALIK FREKUENSI”, sebuah film dokumenter panjang pertama …

Provoking Reality: 50 years of Oberhausen Manifesto.

PROVOKING REALITY. 50 YEARS OF OBERHAUSEN MANIFESTO. Pemutaran Film Pendek Jerman Karya Sineas-sineas Gerakan ‘Manifesto Oberhausen’. Sabtu, 16 Maret 2013 pk. 18.00 – 21.00 C2O Library & Collabtive Jl. Dr Cipto 20 Surabaya (lihat peta di sini) Gratis. Info : 087882134805 (Rizki), 081615221216 (C20) Oleh: Goethe-Institut, C2O Library & Collabtive, Kinetik Tahun 2012 lalu, sinema …

Mysterious Skin

DivAs: Pemutaran & obrolan film “Mysterious Skin”
Rabu, 14 November 2012, pk. 18.00-21.00
C2O Library & Collabtie, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264
Mysterious Skin adalah film drama yang dibuat dan ditulis oleh sutradara Amerika Gregg Araki, berdasarkan novel karya Scott Heim (1996). Film ini menceritakan bagaimana dua anak laki-laki yang mengalami pelecehan seksual dari pelatih baseball mereka, kemudian menjalani hidup mereka dengan cara yang berbeda. Satu menjadi hustler (pekerja seks laki-laki) yang acuh, sementara satunya lagi hidup dalam fantasi penculikan alien.

Press Pause Play


——— Versi Indonesia (Scroll down for English version) ————
Pemutaran film: Press Pause Play: film mengenai harapan, kekhawatiran, dan budaya digital
Rabu 24 Oktober 2012, 18:00
AIOLA Eatery, Jl. Slamet no. 16 Surabaya

Bersama:
– Prinka Saraswati
– Aprizal Nursetya (Terbujurkaku)
– DJ Ayren Mayden

Kita sudah sering mendengar, entah keluhan entah antusiasme, bagaimana percepatan teknologi yang luar biasa dengan “revolusi digital” menimbulkan berbagai perubahan, potensi maupun kendala baru. Di satu sisi, revolusi digital memungkinkan berbagai metode produksi, distribusi dan konsumsi berbagai produk dan informasi dengan kecepatan dan kualitas teknis yang tak terbayangkan 10 tahun sebelumnya. Di sisi lain, sudah sering pula kita dengar keluhan-keluhan, bagaimana banyaknya produk dan informasi ini, membuat kita tenggelam dalam kebanjiran lautan “sampah” budaya massa.

“Demokrasi budaya, ataukah kesemrawutan budaya?” Inilah fokus pertanyaan dalam film ini. Jadi dalam dokumenter ini, kita bisa melihat berbagai pandangan yang berbeda, bahkan berlawanan, mengenai revolusi digital ini. Mulai dari yang sering kita dengar, seperti bagaimana teknologi baru—terutama komputer (pribadi)—sangat memudahkan produksi, distribusi dan konsumsi. Pembuatan film yang sebelumnya memerlukan misalnya 6 bulan untuk produksi, dan memerlukan berbagai peralatan yang mahal, kini dapat dilakukan (oleh bahkan anak kecil) dalam waktu 5 menit, hanya dengan menggunakan satu komputer, dengan berbagai perangkat lunak (asli maupun bajakan).

Ditayangkan atas kerjasama dengan AIOLA Eatery, sebagai bagian dari Design It Yourself selama bulan Oktober.
Cek program DIY lainnya di: http://c2o-library.net/2012/09/design-it-yourself-2012-optimistactic/

——— English version ————

DIY Screening: Press Pause Play: a film about hope, fear, and digital culture
Wednesday, October 24, 6pm
AIOLA Eatery, Jl. Slamet no. 16 Surabaya

Featuring:
– Prinka Saraswati
– Aprizal Nursetya (Terbujurkaku)
– DJ Ayren Mayden

The digital revolution of the last decade has unleashed creativity and talent of people in an unprecedented way, unleashing unlimited creative opportunities.

But does democratized culture mean better art, film, music and literature or is true talent instead flooded and drowned in the vast digital ocean of mass culture? Is it cultural democracy or mediocrity?

This is the question addressed by PressPausePlay, a documentary film containing interviews with some of the world’s most influential creators of the digital era.

Screened in collaboration with AIOLA Eatery, as part of Design It Yourself held during the month of October.
Check out other DIY programmes at: http://c2o-library.net/2012/09/design-it-yourself-2012-optimistactic