Eksplorasi Gastronomi dalam Supper Snapshots

Saya pernah melihat Oxalis memotret. Matanya terpaku di view finder, menatap tanpa kedip objek di balik lensa. Hanya telunjuk dan jempol saja yang bergerak mengatur lensa, seturut mata yang menyasar objek. Kecermatan inilah yang ditunjukkannya dalam proyek fotografi gastronomi, Supper Snapshot. Oxalis Atindriyaratri tak sendirian merumuskan Supper Snapshot. Ia dan Maarten Wesselius, pemuda asal Negeri …

3 Point Award

Talk & Sharing: program 3Point Award dari MES56.

Rabu, 11 April 2012, pk. 18.00
C2O, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264 (lihat peta di sini: http://c2o-library.net/about/address-opening-hours/ )

3Point Award adalah sebuah program kreatif baru yang digagas oleh Ruang Mes 56 pada tahun 2011. 3point Award adalah penghargaan rutin yang diberikan kepada 3 orang muda atas konsistensinya di dalam aktivitas fotografi kontemporer. Tujuan 3point Award adalah mempromosikan konsep dan kreatifitas fotografi kontemporer sebagai inspirasi untuk generasi muda lainnya yang konsisten dengan fotografi sebagai mediumnya.

Pada perkembangannya, program 3point Award tersebut akan diselenggarakan secara rutin setiap tahun. Berkaitan dengan rencana penyelenggaraan 3point Award 2012, tim yang terdiri dari 3point Artist #1 berencana untuk mengadakan presentasi program sebagai salah satu langkah proses penjaringan serta pemberian informasi lebih lengkap seputar 3point Award.

INFO:
http://3point-award.blogspot.com
http://mes56.com/
Dito Yuwono 08121556419

Reportase: Surabaya Illustrated Travel

 Apa yang lebih meriah daripada malam yang penuh teman? Kami sudah menunggu lama untuk pameran ini. Terhitung sejak berakhirnya residensi Ajeng di surabaya, kami terus beranjak ke pekerjaan satu dan yang lain. Hifatlobrain menggarap video Vaastu, anak-anak c2o mengonsep platform Ayorek! -sebuah portal komunitas kreatif Surabaya- yang akan diluncurkan akhir Minggu ini, dan Ajeng kembali berkutat pada web …

Surabaya Illustrated Travel

Pameran –Workshop – Jajak Surabaya
Surabaya Illustrated Travel
Tanggal: Rabu 14 – Selasa 20 Maret 2012
Lokasi: Pusat Kebudayaan Prancis (Institut Français d’Indonesie) Surabaya — Perpustakaan C2O
Penyelenggara: Hifatlobrain Travel Institute & Perpustakaan C2O

Pembukaan pameran / live drawing / live music / presentasi :
Rabu, 14 Maret 2012, pk. 18.30 di IFI Surabaya, Jl. Darmokali 10 Surabaya 60265

Mengundang : Herajeng Gustiayu — Redi Murti — Silampukau — Samuel Respati

Dalam peta pariwisata nasional, Surabaya hampir saja tidak dikenal. Seringkali pelancong hanya ‘numpang lewat’ saja untuk meneruskan perjalanannya ke berbagai destinasi populer seperti Bromo, Semeru, Ijen, atau Baluran. Surabaya pun akhirnya tidak lebih hanya menjadi kota transit saja. Tidak kurang, tidak lebih.

Tapi memang menikmati sebuah kota tidak bisa hanya sekilas saja. Untuk mengulik semua keunikan di
dalamnya, kita harus tinggal lebih lama. Selama bulan Desember 2011, Hifatlobrain Travel Institute bekerja sama dengan Perpustakaan C2O mendatangkan Herajeng Gustiayu, seorang travel blogger dan ilustrator dari Jakarta, untuk menghasilkan satu seri ilustrasi cat air tentang Surabaya. Selama sebulan Ajeng berkeliling Surabaya, menikmati makanan khas, menyerap budayanya, dan menghirup atmosfer kota. Ini merupakan sebuah program eksperimental yang berupaya untuk memperkaya ranah dokumentasi perjalanan di Indonesia.

Wanita yang akrab disapa Ajeng ini mendalami teknik menggambar dengan cat air sejak masih mahasiswa. DI bawah didikan Ichsan Harja, yang membuat buku Bandung in Watercolor, dan mengambil kuliah di jurusan Arsitektur membuat Ajeng akrab dengan bentukan geometris dan langgam desain sebuah bangunan.

Sebagai program yang multirespon, kami mempertemukan Ajeng dengan perupa muda Surabaya berbakat, Redi Murti. Lulusan Desain Komunikasi Visual UK Petra ini sudah malang melintang dalam skena seni rupa Surabaya. Redi sendiri menciptakan sebuah tokoh imajiner yang selalu muncul dan menjadi signature karya-karyanya, sesosok pria berwajah merah dengan sebutan ‘nudeface’.

Dua talenta muda ini meneropong Surabaya dari sisi yang berbeda. Saat Ajeng melihat Surabaya dengan perspektif arsitektural, Redi memandang Surabaya sebagai wadah persinggungan budaya. Bagi Redi, Surabaya adalah sebuah kota dengan gejolak sosial yang dinamis. Ajeng menggambar bangunan-bangunan tua sementara Redi menangkap semangat Bonek dan interaksi sehari-hari dalam sapuan kuasnya.

Perpaduan dua perupa dari dua latar belakang yang berbeda ini diharapkan mampu memberikan gambaran Surabaya dalam mosaik yang lebih luas. Dan terbukti, setelah ‘dipetani’ satu-persatu, ternyata banyak destinasi belum populer di Surabaya yang menunggu untuk dikembangkan. Dengan alasan tersebut, maka seluruh materi yang akan dihasilkan dua perupa ini nantinya akan dikembangkan menjadi sebuah illustrated travel guide. Untuk mendukung pengetahuan tentang kota Surabaya yang lebih luas lagi.

Pada acara pembukaan pameran, akan diadakan acara menggambar bersama (live drawing) yang bisa diikuti oleh pengunjung yang datang. Dari medium besar ini nanti kita dapat melihat riuh rendah imaji tentang Surabaya dalam goresan tinta Cina yang ditorehkan pengunjung.

DIY Exhibition: Atom Jardin

Atom Jardin: Pameran tunggal ilustrasi oleh Yudha Sandy
Kamis, 27 Oktober 2011, pk. 18.00 – selesai
Perpustakaan C2O
Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264
(lihat peta di sini: http://c2o-library.net/about/address-opening-hours/)

Gratis & terbuka untuk umum.
INFO: (031) 77525216 / 0858 5472 5932

Reportase: Tempertantrum, Pameran mixtape kolektif

Pembukaan pameran mixtape yang bertajuk Tempertantrum dilakukan sekitar jam 7 malam, dimulai dengan pengantar dari salah seorang penggagas pameran, Mikha Ogamba, dia menceritakan ide dan proses produksi pameran. Salah seorang pengunjung bertanya, “Apa itu mixtape?” Tidak heran muncul pertanyaan itu karena tidak ada pengantar pameran yang menjelaskan apa itu mixtape. Secara sederhana Mikha menjelaskan bahwa mixtape adalah kompilasi lagu yang memiliki tema tertentu dan direkam dalam kaset dan sekarang lebih sering memakai cakram padat, seluruh para partisipan mengirimkan mixtape dalam bentuk cakram padat. Ini mungkin pameran mixtape pertama di Indonesia, panitia penyelenggara yaitu bejana kultur dan majalah sintetik menyebutnya sebagai pameran audio-visual karena selain mixtape juga dipamerkan artwork dua dimensi dan tiga dimensi sebagai visual dari mixtape.

Mixtape dan artwork dari 54 partisipan dari kota Malang, Surabaya, Surakarta, Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dan Pontianak memenuhi tiap sudut kosong dalam c2o library, artwork yang dipamerkan beragam, sederhana, dan bersifat personal, begitu juga mixtape-nya, sangat beragam dan sangat personal dengan tema-tema yang lekat dengan kehidupan anak muda di era modern. 54 partisipan Tempertantrum yaitu Aghastyoghalis, Ababil Ashari, Adythia Utama, Adit Bujubuneng al Buse, Ahmad Taufiqqurakhman, Akhmad Alfan Riadi, Aldy Kusumah, Aldiman Sinaga, Alfian Beiblupbee, Anitha Silvia, Anizar Yasmeen, Anggung Kuykay, Avezinebid, Ayu Widjaja, Bagus Priyo, Chyntia Puspitasari, Coloroyd, Decky Yulian, Didit Prasetyo, Dilla Qolbi, Donny x Rio, Eko Cahyono, Emil Ismail, Evan Permana, Farid Stevy, Fattah Setiawan, Gembira Putra Agam, Gooodit x Kentang Radio, Gunawan x Ami Azyati, Hanna Theodora, Harlan Boer, Kero Copy, Kontemplasihati Komanghilmi, Rakhmad Dwi Septian, Limbang, M. Abdul Manan, Mikha Ogamba, Marikamanzila, Ndnmld, Novaruth, Novielisa, Ossidiaz, Pandu Dewantara, Pink, Rangga Nasrullah, Redi Murti, Ricky Baybay Janitra x Ella Wijt, Rino Adlis, Samacksamakk, Sawi Lieu, Subnorway x Ican Harem, Widhiastana, Yogi Gagah, Wok The Rock.

Reportase: Mari Anggukkan Kepala Untuk Sebuah Keberanian

Hari ini saya bangun dalam keadaan fresh, setelah semalam dapat beristirahat dengan kualitas tidur yang amat baik. Kita telah melalui hari besar kemarin. Sebuah hari yang menandai langkah awal jasmine menjemput takdir terbaiknya. Sebuah pameran yang berkisah tentang perjalanan ‘trance’ nya selama 3 tahun terakhir. Tentu saja ini akan menjadi sebuah pengalaman awal yang akan mengajaknya untuk terus berkarya di masa yang akan datang. Ketika jasmine adalah inspirasi bagi kami orang tuanya, karyanya sendiri mudah-mudahan akan menjadi inspirasi bagi orang lain. Kemarin kami lebih banyak mendengar bahwa karya jasmine membuat isi kepala mereka menjadi penuh, ingin segera menciptakan sesuatu, daripada mengatakan bahwa gambarnya bagus. Jasmine ternyata berhasil menjadi inspirasi bagi mereka. Kami cukup terharu dengan pengantar yang ia sampaikan di hadapan audiens. Kami nyaris tidak mampu mendengar konten pembicaraan yang ia uangkapkan secara verbal, hati kami sudah terlebih dulu dipenuhi dengan keharuan yang biru ketika ternyata ia memiliki keberanian untuk mempresentasikan dirinya dihadapan banyak orang yang kebanyakan tidak ia kenal.

Pada sesi berikutnya, setiap orang mulai melihat karya-karyanya. Jasmine sudah mulai ditandai melalui karyanya. Sebuah refleksi tentang hidupnya, isi kepalanya dan apa yang hendak ia katakan melalui gambar-gambarnya. Dia tidak lebih baik dari kebanyakan gambar yang dihasilkan anak-anak lain. Tapi dia mampu mengangkat keunikannya sendiri. Dimana kami seringkali juga dibuat bingung dengan kecepatannya dalam menarik garis. Antara terprediksi dan tidak terprediksi. Dia nyaman di zona itu, dan tampak ‘kurang peduli’ apakah orang lain mampu menangkap pesannya atau tidak. Pesan yang disampaikan hampir tak bertendensi. Ia merasa bebas, itu yang terpenting.

Pada sebuah sudut seorang temannya bahkan mulai bisa menikmati komik sederhana yang ia buat. Coba lihat, dia membacanya seperti sedang membaca komik yang dibuat orang-orang tenar di gramedia sana. Karya jasmine bisa juga membuat anak lain ‘trance’ ketika menikmatinya. ‘Trance’ Jasmine ternyata menular. Beberapa orang dewasa tampak terpingkal-pingkal dan mulai menggelengkan kepalanya, semua terjadi karena membaca komik jasmine. Mungkin kalau dia sudah dewasa, ia akan melihat semua pemandangan ini dengan perasaan tertentu untuk dirinya sendiri. Tapi saat ini dia tetap anak-anak, yang ketika bertemu dengan teman seusianya dorongan untuk bermain tetap mencuat secara wajar. Jasmine tetap anak-anak dan akan terus jadi anak-anak di mata kami.

Saya ingin menampilkan beberapa karya jasmine di bawah ini. Dengan juru display sang ayah, sebuah sudut ruangan perpustakaan C2O disulap menjadi galeri dimana karya-karya jasmine bisa kita nikmati. Berkenaan dengan ini kamipun amat mengucapkan syukur, karena ternyata saya dan suami masih punya energi untuk menjadi manager sang artist cilik, di sela-sela kesibukkan kami ‘mengurus negara’. Maaf sayang, energi kami untukmu hanyalah energi sisa. Tapi kami senang melakukannya. Jasmine adalah aset baik bagi kami maupun bagi bangsanya. Kalau kemarin dia bisa tidur siang dengan nyenyaknya, sementara kami sibuk bolak balik bahkan tak sempat mandi, itu semua kami lakukan karena komitmen kami sejak awal untuk menjadi pendukungnya. Ternyata berat jadi manager artist, kerja Rodi (jadi rodist), sementara sang artist santai, pulang sekolah, makan siang dan tidur siang. Uwehehehe…..

Kami beruntung dikelilingi teman-teman yang hebat, support kalian membuat semua ini berjalan pada rel nya, menggenapkan energi sisa kami. Kami hanya dapat menyerahkan semua pada Tuhan untuk membalas semua kebaikan dan support kalian. Kat dan C2O crew, yang telah berani menjadi media untuk karya-karya jasmine ; Andriew budiman, selaku makelar pameran, yang telah mendorong kami untuk berani menyelenggarakan pameran ini ; Pak Ivan dan Bu Ivan yang selalu mensupport kami untuk terus memperhatikan bakat jasmine, meningkatkan keberanian jasmine dan selalu mengingatkan untuk jangan sekali-sekali memasukkan jasmine ke sanggar-sanggar seni atau les gambar ; Mak jum yang telah setia mendampingi jasmine sejak ia baru saja di lahirkan hampir 7 tahun yang lalu ; sekolah-sekolah jasmine, teman-teman jasmine, juga teman-teman ayah dan bunda jasmine ; juga sponsor-sponsor lain yang telah berani membuat semua jadi terlaksana. Kalian semua sudah membuat jasmine menjadi berani, kami menjadi berani, dan kita semua menjadi berani. Kami hampir tak pernah punya mimpi sebelumnya, namun begitu semua tampak nyata saat ini.

Bagi yang masih ingin melihat karya jasmine, silahkan datang ke C2O Library, Jl. Dr. Cipto No.20 Surabaya (seberang Konjen USA). Karya masih akan di gelar hingga tanggal 30 Juli 2011. Terima Kasih.

Tranceformer

Pameran gambar anak oleh Seruni Jasmine Raiamalika, “Tranceformer”
Pembukaan: Sabtu, 16 Juli 2011, 16.00 – 18.00
Perpustakaan C2O, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264
(Peta lokasi: http://c2o-library.net/about/address-opening-hours/ )

Profil
Seruni Jasmine Raiamalika namanya, lahir di Surabaya, 7 Januari 2005, tak lama setelah tsunami melanda Aceh. Hobinya menggambar. Beberapa orang melihatnya seperti trance ketika menggambar. Saat ini baru saja menyelesaikan tugasnya bermain di TK Sepuluh Nopember, TK ketiga yang dimasuki dalam 3 tahun. Setelah TK Anak Ceria Unair dan TK Perwari, tempat bundanya dulu sekolah TK. Hobi lainnya adalah bermain drum band bersama teman-teman TK-nya itu. Tema-tema yang sering dia jadikan objek gambar seringkali banyak berasal dari apa yang dia tonton, film dan TV. Beberapa yang lain adalah respon spontan terhadap peristiwa dimana dia terlibat, baik dengan kedua orang tuanya, teman bahkan tokoh-tokoh fiktif. Kecenderungannya adalah menggambar figur humanoid dengan dialog-dialog pendek. Hobi lainnya yang lebih umum adalah bermain game. Begitu dia duduk di kursi kebesarannya itu (karena memang lebih besar dari tubuhnya), dunia adalah dia sendiri di dalamnya.

Kunjungi: http://serunijasmine.tumblr.com
Info: c2o.library@yahoo.com / (031) 77525216

Codex Code

Kedai Kebun Forum dan C2O library
mempersembahkan Proyek pameran buku “CODEX CODE”
Inisiator: Wok The Rock
Produser: Agung Kurniawan

Pembukaan pameran & buka bersama:
Rabu, 25 Agustus 2010
jam 17.00 – selesai
Tidak dipungut bayaran dan terbuka untuk umum

Pameran :
26-30 Agustus 2010