Menyambut 2012, kami memutar film-film mengenai perjalanan, rasa ingin merantau dan berpulang, dan–untuk menyambut Tahun Baru Imlek–film-film mengenai etnis Tionghoa di Indonesia. Terutama jangan lewatkan film ‘Rumah Leluhur Naga’ oleh filmmaker muda kita, Giri Prasetyo, yang akan diputar Sabtu, 21 Januari 2012, pk.18.00. Jadwal lengkapnya, di bawah.
Info lebih lanjut, hubungi: info@c2o-library.net
———————————
Permanent Vacation
Sutradara: Jim Jarmusch
1980 | USA | 75m | Warna | Inggris, teks Inggris
Sabtu, 7 Januari 2012, 18.00
Film pertama Jim Jarmusch setelah dia DO dari sekolah film, dan sering disebut sebagai cikal bakal style-nya yang unik. Pemeran utama film yang diperankan oleh Chris Parker, berjalan mengelilingi New York, tanpa tujuan, dan bertemu dengan berbagai karakter dan tempat.
———————————
Nobody Knows
Sutradara: Hirokazu Koreeda
2004 | Jepang | 141m | Warna | Jepang, teks Inggris
Minggu, 8 Januari 2012, pk. 18.00
Empat anak kecil–Akira, Kyoko, Shigeru dan Yuki–berusia 5-12 tahun, berasal dari satu ibu dengan ayah yang berbeda-beda. Anak-anak ini tidak bisa pergi ke luar, tidak pergi ke sekolah, dan tidak dapat dilihat orang asing. Ibu mereka lari meninggalkan mereka, dan mereka harus bertahan hidup sendiri, menggantungkan diri pada satu sama lain untuk bertahan hidup.
———————————
Menggelar Indonesia
Sutradara: Jennifer Lindsay
2010 | Dokumenter | 90 menit | B. Indonesia
Sabtu, 14 Januari 2012, 18.00
Pada era Soekarno, Republik Indonesia yang masih muda mengutus rombongan besar seniman pergelaran ke manca negara sebagai duta bangsa dalam misi kesenian. Penguraian sejarah yang nyaris dilupakan ini menggambarkan masa ketika pemerintah memberikan perhatian begitu besar kepada kesenian, demi kepentingan diplomasi. Pengalaman para seniman peserta misi kesenian ini tak hanya mempengaruhi jalan hidup mereka melainkan berdampak pada perkembangan kesenian Indonesia pula.
———————————
Merantau
Sutradara: Gareth H. Evans
2009 | Indonesia | 135m | Warna | Indonesia
Minggu, 15 Januari 2012, 18.00
Di Minangkabau, Sumatera Barat, Yuda (Iko Uwais), seorang pendekar silat Harimau handal, ada dalam persiapan akhir untuk memulai perantauannya. Ia harus meninggalkan keluarganya, ibu tercinta, Wulan (Christine Hakim), dan udanya, Yayan (Donny Alamsyah), kenyamanan dan keindahan kampung halamannya, dan membuat nama untuk dirinya di keserabutan kota Jakarta.
———————————
Rumah Leluhur Naga
Sutradara: Giri Prasetyo
2011 | Indonesia | 16m | Warna | B. Indonesia
Sabtu, 21 Januari 2012, pk. 18.00
bersama: Giri Prasetyo
Moderator: Ardian Purwoseputro
Diselenggarakan bersama dengan Hifatlobrain Travel Institute
Film dokumenter pendek yang dibuat oleh pria bernama Giri Prasetyo ini akan membawa kita menelusuri Pecinan di utara Surabaya. Di mana pada 180 tahun silam, sekumpulan pedagang Tionghoa memutuskan pendirian Kelenteng Hok An Kiong (klenteng tertua di kota Surabaya) serta pengaruhnya terhadap perkembangan penduduk Tionghoa setelahnya.
———————————
Sugiharti Halim
Sutradara: Ariani Darmawan
Minggu, 22 Januari 2012, pk. 18.00
Apa artinya sebuah nama? Bagi Sugiharti Halim, ternyata nama berarti sejumlah pertanyaan panjang. Kadang kocak, kerap menjengkelkan, dan yang jelas penuh kontradiksi: Apa benar seseorang perlu nama asli? Apa betul nama bisa dijual? Apa iya identitas bisa disamarkan di balik sebuah nama? Sugiharti Halim menawarkan sebuah cara pandang yang jenaka, nyelekit, sekaligus kontekstual untuk ditilik lagi hari ini.
———————————
Sepet
Sutradara: Yasmin Ahmad
1997 | Malaysia | 113m | Warna | Inggris, teks Inggris
Sabtu, 28 Januari 2012, 18.00
Ah Loong (Jason) adalah seorang penjual VCD bajakan yang menyukai sastra dan puisi. Suatu hari ia bertemu dengan Orked, seorang perempuan Melayu, yang mencari VCD-VCD yang dibintangi Takeshi Kaneshiro. Hubungan mereka berkembang, meski ada tekanan sosial dan ras di antara mereka.
———————————
Pertaruhan
Sutradara: Ucu Agustin
2008 | Indonesia | 106m | Warna | B. Indonesia
Minggu, 29 Januari 2012, 18.00
Ruwati dan Riantini adalah dua TKW yang bekerja di Hong Kong. Gaji mereka yang berkecukupan menyokong keluarga mereka di Jawa. Ruwati ingin pulang untuk menikah, tapi kemudian mendapati bahwa dia terkena kanker cervix. Sementara Riantini adalah seorang janda yang jatuh cinta dengan sesama pekerja asing di Hong Kong.