Reportase: MSW #1 Strenkali Jagir, Wonokromo

Akhir tahun kami rayakan dengan menjajaki sudut-sudut Surabaya dengan berjalan kaki.  Perjalanan singkat yang penuh inspirasi, melelahkan tapi juga sangat menyenangkan, dan membuat kita bisa lebih mengenal sekitar dengan lebih dekat. Ide ini dicetuskan oleh Tinta sebagai bagian dari acara akhir tahun internal kami, Perjusami (Perkemahan Jumat Sabtu Minggu) di C2O.  Tempat yang kami tuju …

Reportase: Zine // Picnic

Minggu, 30 Oktober 2011. zine//picnic adalah acara perdana mengenai zine yang diselenggarakan oleh c2o library, masuk dalam rangkaian acara Design It Yourself. zine//picnic adalah suatu pertemuan antara zine maker dan penikmat zine dengan menggunakan konsep piknik. Aik (Subchaos) datang tepat waktu, sebelumnya kami cukup khawatir bahwa kawan-kawan zine maker akan datang terlambat karena acaranya terbilang pagi karena ini akhir pekan. Menyusul datang banyak kawan dari Manazine, Seize, JMAA, Ultrassafinah, yang memiliki benang merah yaitu zine religius Islam. Nita Darsono dan Bembi datang membawa pudding. Kami akan berpiknik di dalam c2o library, di halaman masih sangat terlalu panas, padahal Bembi sudah siap dengan kostum piknik andalannya celana kolor! Dan kawan-kawan lain pun berdatangan, dan piknik dimulai! Potluck cukup gagal karena hanya sedikit yang membawa makanan, Nita membawa pudding, Tinta membawa sandwich ganja (daun basil yang terlihat seperti ganja), Novielisa membawa pisang dan mangga, Kathleen menyediakan air es dan popcorn!

Dalam scene underground, zine sebagai salah satu media alternatif dipakai secara efektif untuk membahas isu dan distribusi informasi dalam scene tersebut. Sampai sekarang zine tetap efektif meskipun zine fisik (fotokopian) berkurang digantikan dengan webzine (zine berbasis website) dan zine berbasis social media (tumblr). Di Indonesia, zine akrab dikenal sebagai media perlawanan terhadap media mainstream dan dalam perkembangannya mulai hadir personal zine dengan tema-tema yang tidak bermaksud melakukan perlawanan melainkan lebih “bersenang-senang”. Dan zine tidak hanya milik scene underground, semua komunitas dan semua orang bisa menggunakan zine sebagai media untuk mendistribusikan informasi dan gagasan dengan biaya yang murah dan sebagai ekspresi kreatifitas.

Mungkin zine//picnic adalah peristiwa langka dimana zine “religius” bertemu dengan zine “sekuler”. zine//picnic juga menjadi momentum kebangkitan zine di Surabaya. Zine di Surabaya muncul sekitar tahun 1996 dengan kelahiran Subchaos, zine kolektif dengan tema hardcore/punk yang dibuat oleh Aik bersama kakak kandungnya namun tenggelam pada tahun 2001 saat Aik memutuskan membuat Subchaos #8 sebagai edisi perpisahan. Pada tahun 2006, Bembi menerbitkan KurangXajaR, hanya tinggal dia seorang yang membuat zine dalam scene hardcore/punk. Gelombang kedua sekitar tahun 2000 muncul beberapa zine dari scene musik indie-pop seperti Pool Cat, Iki, dan menyusul Mellonzine, tapi tenggelam pada tahun 2006.

Bisa dibilang bahwa zine//picnic menjadi penanda gelombang ketiga pergerakan zine di Surabaya dengan kelahiran 11 zine yaitu Sometimes I Do Mind The Animals, coretmoret, Botol, Dumb, main(k)an, Kremi, Aligator, KHAAK, Tropical Rembulan, Helloworld, Sunshine, dan peluncuran Subchaos #9, Halimun #6, dan kurangXajar #4. Juga di-share-kan beberapa edisi SA’I, Manazine, Seize, Ultrassafinah, JMAA, dan Katalis. Benar-benar kejutan, total 19 zine!

Rasa senang akan membuat zine dan ingin berbagi kepada siapa saja menjadi pendorong kawan-kawan untuk memproduksi zine dengan tema yang beragam. Acara zine//picnic dimulai dengan masing-masing partispan mendeskripsikan zine yang dibuatnya.

Acara berlangsung dari pk. 11.00 – 16.00. Dari zine//picnic dapat dilihat bahwa zine tidak hanya milik scene underground, semua orang bisa membuat zine dengan tema apapun, zine merupakan media alternatif yang demokratis, semua orang bebas men-share-kan ide, pemikiran, argumentasi, dan apapun.

Zine//picnic menghasilkan kompilasi zine yang bertajuk sama dengan nama acara yaitu zine//picnic compilation, anda bisa mengunduhnya secara gratis dan legal melalui link dibawah ini .
http://www.archive.org/details/ZinepicnicCompilation (160mb)

———————————–
zine//picnic compilation :

Aligator – Arti Pijar
Botol – Pinkan Victorien
CORATMORET – Nita Darsono
Dumb – Rizky Juniartama
Halimun #6 – Anitha Silvia
Helloworld – Iyan Fabian
JMAA – Anom
KHAAK – Eko Ende
Kremi – Rici Alric
KurangXajaR #4 – Bembibum Kusuma
main(k)an – Young Kadeer & Juve Sandy
Manazine
SA’I #10
Seize
Sometimes I Do Mind The Animals – Novielisa
Subchaos #9
Sunshine – Bagus Priyo

Kisah di Balik Pintu

Jumat, 18 November 2011, pk. 18.00
C2O, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264
(Jalan kecil seberang Konjen Amerika. Lihat peta di: http://c2o-library.net/about/address-opening-hours/)

Bersama penulis, Soe Tjen Marching
Moderator: Ary Amhir, penulis TKI di Malaysia, Indonesia yang Bukan Indonesia.

Bagaimana para perempuan Indonesia menampilkan jati diri mereka di depan publik? Dan apa yang terjadi di balik pintu, ketika tak sepercik matapun mengintip tingkah laku mereka dan mereka mempunyai kesempatan untuk lebih leluasa?

Buku ini memaparkan perbedaan antara representasi identitas perempuan di publik dan privat, dengan membandingkan otobiografi dan buku harian yang ditulis oleh beberapa perempuan Indonesia di masa Orde Baru. Dalam periode tersebut, gender adalah salah satu fokus utama dari indoktrinasi pemerintah. Perempuan sering kali terpenjara oleh stigma-stigma patriarki yang dibentuk oleh ideologi ini.

Dalam lingkup yang demikian, tidak mengherankan bila otobiografi perempuan Indonesia yang diterbitkan pada masa itu menampakkan adanya kemanutan pada stigma-stigma ini. Sebaliknya, dalam buku harian, penulis-penulisnya bisa lebih leluasa menyuarakan pemberontakan mereka. Namun, walalu buku harian lebih leluasa menyuarakan penyempalan mereka terhadap norma dan ideologi, nilai-nilai patriarki masih bisa ditemukan di dalamnya.

“Buku ini amat original dan menggebrak.” — Susan Blackburn, University of Monash, Australia

Soe Tjen Marching adalah seorang penulis, akademisi, dan komponis. Karya-karyanya telah memenangkan berbagai penghargaan nasional maupun internasional. Novelnya yang berjudul Mati, Bertahun yang Lalu diterbitkan oleh Gramedia (2010), dan telah diluncurkan di C2O Januari lalu.

akumassa Surabaya

Pemutaran & diskusi video akumassa Surabaya
Sabtu, 12 November 2011, pk. 18.00 – 21.00
Bersama kelompok Studi Kinetik
Gratis & terbuka untuk umum.

Kompilasi video akumassa Surabaya merupakan bagian keseluruhan dari program workshop akumassa yang telah dilakukan oleh Kinetik, sebuahkelompok studi media di Surabaya bekerja sama dengan Forum Lenteng, sebuah lembaga non-profit yang befokus soal pengembangan media dan masyarakat di Jakarta.

Akumassa sendiri merupakan program advokasi dan pengembangan komunitas dalam bentuk lokakarya (workshop) yang difasilitasi oleh Forum Lenteng. Secara mendasar, program akumassa adalah tentang penggunaan medium video, text dan media online di komunitas-komunitas pekerja kreatif muda (mahasiswa, seniman muda, pelaku budaya lokal) di Indonesia guna mendorong kemandirian dalam masyarakat. Program ini memfokuskan kepada pengkajian aspek-aspek sosial dan budaya yang dibentuk sebagai materi pembelajaran guna mengupayakan kesadaran partisipatoris akan persoalan-persoalan yang hidup di dalam masyarakat. Untuk program distribusi media online akumassa bisa dilihat di website http://akumassa.org/

Dalam kompilasi video yang singkat ini, terdapat beberapa bingkaian yang menjadi fokus bagi Kinetik dan Forum Lenteng dalam merekam narasi-narasi kecil, isu sosial masyarakat, kesejarahan serta kekinian di kota Surabaya, diantaranya adalah:

1. “Alkisah di Ampel” (Perkampungan masyarakat Arab di Surabaya sebagian besar berasal dan bermukim di sebuah kawasan yang mengelilingi Makam Suci Sunan Ampel. Masayarakat Arab di Surabaya kerap disebut sebagai penduduk “Ngampel”. Permukiman, pusat ekonomi dan religius, tertata dalam satu lingkup perkampungan kecil di Kawasan Wisata Religius Ampel, Surabaya.)

2. “Angin Barat Cak Meli” (Kampung yang berada di Pantai Ria Kenjeran yang terletak di Surabaya bagian timur ini tidak lepas dari kehidupan nelayan yang menjadikan laut sebagai tempat untuk mencari nafkah.Sebut saja Desa Nambangan, yang terletak di selatan Jembatan Suramadu yang menuju ke arah Taman Wisata Pantai Ria Kenjeran. Ketika matahari mulai terbit, banyak perahu milik warga yang datang atau bergegas menuju ke tengah laut untuk menjala maupun menjaring ikan. SemenjakJembatan Suramadu dibangun, banyak nelayan yang mencari ikan di bawah
jembatan tersebut.)

3. “Irama Budaya” (Salah satu cara kelompok Ludruk ini untuk bertahan dalam perkembangan dunia hiburan adalah dengan tetap berpentas walaupun megap-megap. Namun, sejak beberapa bulan lalu mereka mendapat tempat pentas yang baru sekaligus tempat tinggal para pemain Ludruk yang kesemuanya adalah pria. Mereka mendapat sebuah gedung di lingkungan kompleks Taman Hiburan Rakyat (THR) Surabaya, di mana Grup Srimulat memulai sejarahnya.)

4. “Kesepakatan Sentolop” (Pasar senter adalah pasar loak yang paling berbeda dibanding pasar loak lainnya di Surabaya. Karena pasar loak yang satu ini buka mulai pukul tiga pagi tanpa ada lampu yang menerangi. Subuh-subuh sudah ramai pengunjung dengan senter masing-masing yang mengunjungi pasar itu, oleh sebab itu kami menyebutnya Pasar Senter. Berbeda dengan para pedagang, mereka menyebut pasar ini dengan sebutan Pasar Subuh atau Pasar PMK (karena lokasi pasar yang berada di samping Dinas Pemadam Kebakaran). Bahkan ada yang menyebut Pasar maling, karena disinyalir pasar tersebut menjual barang-barang hasil curian. Pasar ini harus sudah tutup pada pukul Sembilan pagi, karena akan beralih fungsi sebagai Pasar Cincin Akik seperti biasanya.)

5. “Poo Tay Hie” (Pertunjukan boneka tradisional masyarakat etnis Tionghoa yang masih bertahan di Surabaya yaitu di Klenteng Kampung Dukuh, Surabaya Utara. Isi cerita dalam pertunjukan wayang ini selalu menceritakan tentang jaman kerajaan China atau tentang dewa–dewa mereka. Dalam pertunjukan wayang di klenteng ini telah terjadi akulturasi budaya, yaitu percampuran bahasa antara bahasa Cina, Jawa dan Indonesia.)

6. “Warung Catur” (Warung yang bertempat di pinggir Jalan Ngagel ini sudah beridiri sejak 1 taun lalu. Warung Catur dulunya sempat akan tutup dikarenakan bangkrut sebab sepi pengunjung. Akan tetapi, karena ada seorang pelanggan yang mau membeli untuk tetap mempertahankan satu-satunya warung dengan konsep permainan catur itu, jadi Warung Catur tetap buka. Kebanyakan para pengunjung yang datang di Warung Catur adalah para pekerja yang sedang beristirahat karena di sekitar warung tersebut terdapat toko-toko dan bengkel mobil. Warung ini hanya menyediakan minuman dan makanan ringan saja. Sambil beristirahat, para pekerja biasanya minum kopi dan bermain catur dengan waktu yang sangat lama. Warung ini juga menjadi Kantor Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) cabang Surabaya.)

Reportase: DIY #8 Urban Planning

Di hari terakhir DIY Talks, yang diadakan hari Sabtu, 29 Oktober 2011, kami membahas tata kota (urban planning), dengan memfokuskan pada pertanyaan: tata kota seperti apa yang dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan komunitas kreatif secara berkelanjutan (sustainable)? Panelis hari itu adalah Gunawan Tanuwidjaja dari UK Petra, Anas Hidayat dari Republik Kreatif, MADcahyo dari noMADen, Wahyu Setyawan dari arsitektur ITS, dan Iman Christian dari Bappeko (Badan Perencanaan Pembangunan Kota).

DIY Ideas

DIY Ideas: A Casual Crowd Sharing Session
Presenting ideas about design, communities, social innovations & whatever things that matters
Sunday, 30 October 2011, 17.00-21.00

C2O Library, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264
(map & direction: http://c2o-library.net/about/address-opening-hours/)
INFO: (031) 77525216 / 0858 5472 5932

Featuring fellows of innovative ideas:
– Hifatlobarin travel institute
– Kolom Kota
– Surabaya Tempo Dulu
– BRAngerous
– Motionanthem
– Gathotkaca Studio
– Ordes
– Young Make it
– Akademi Berbagi Surabaya
– Save Streed Child Surabaya
– Ayorek

Urban Planning

Sabtu, 29 Oktober 2011, pk. 17.00
Perpustakaan C2O
Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264
(lihat peta di sini: http://c2o-library.net/about/address-opening-hours/)
INFO: (031) 77525216 / 0858 5472 5932

Moderator:
Hermawan Dasmanto & Goya Tamara (ARA studio)

Panelist:
Gunawan Tanuwidjadja (Arsitektur UK Petra)
Anas hidayat (Republik Kreatif)
MADcahyo (noMADen)
Iman Christian (Bappeko)
Wahyu Setyawan ( Arsitektur ITS)

DIY TALKS terakhir mengenai urban planning akan berfokus pada upaya untuk merancang tata kota yang berkelanjutan bagi komunitas kreatif untuk dapat saling tumbuh dan berkolaborasi. Dibahas oleh para praktisi muda nan progresif, selain merunut dari sejarah asal penataan kota Surabaya, akan dikaji juga perbandingan tata kota dari berbagai kota di Eropa, Singapura dan Jepang.

DIY SCREENING : Visual Acoustics
Documentary | 2008) | 87 min

Visual Acoustics celebrates the life and career of Julius Shulman, the world’s greatest architectural photographer, whose images brought modern architecture to the American mainstream. Shulman, who passed away this year, captured the work of nearly every modern and progressive architect since the 1930s including Frank Lloyd Wright, Richard Neutra, John Lautner and Frank Gehry.

DIY Market & Zine//Picnic

Tak terasa Design It Yourself hampir berakhir. Menutup rangkaian acara yang menyenangkan ini, kami mengundang teman-teman untuk bergabung dalam acara-acara menarik di hari penutupan, DIY Market & Zine//Picnic.

Minggu, 30 Oktober 2011, pk. 11.00 – 21.00
C2O Library, Jl. Dr. Cipto 20
Surabaya 60264 Indonesia

DIY Market : Made & Trade
Local crafts & designs, secondhand trinkets: Pakaian, Aksesoris, Poster, Buku, Majalah, Perabot Elektronik dan Rumah Tangga, Botol Miras Impor, Kaset, CD, dan produk asik lainnya.

Oleh: Nurify Gadisgelap, Surabaya Fashion Carnival, Poystories, Maritjee, Nitchii, Ike Herdiana, dan Doddy Ach Z.
+ Performance by DJ Arianne

DIY Picnic
Make Scene, Make Zine.

Bergabung dalam ZINE // PICNIC di Perpustakaan C2O dan temui teman-teman zine-makers untuk piknik (potluck–bawa makanan ya!), bertukar dan berbagi zine, juga mengikuti workshop membuat zine.

Mari berbagai makanan, inspirasi, juga proses pembuatan zine.
Gratis dan terbuka untuk umum.

MORE INFO : anithasilvia@gmail.com

Reportase: DIY #6 Fashion

Ini adalah reportase DIY Talk 6:Fashion, bagian dari Design It Yourself, rangkaian acara desain yang digelar di C2O selama bulan Oktober 2011, ditulis oleh salah satu panelis kami, Surabaya Fashion Carnival. Untuk jadual lengkap Design It Yourself, lihat: http://c2o-library.net/2011/10/design-it-yourself-2011/
—————————————————————————————————————–
Halo semua! Kemarin pada dateng gak nih ke acara DIY Talk#6? Kalo enggak, aduhh rasanya sayang banget deh. Soalnya kalian ngelewatin sebuah momen yang inspiratif!

#1 : Pra-acara

Saat itu jarum jam mengarah pukul 16.30. Tim Surabaya Fashion Carnival segera beranjak dari kendaraan dan menuju sebuah perpustakaan yang berada di jalan Cipto 20, Surabaya. Sesampai di pintu masuk, kami langsung disambut ramah oleh Anitha Silvia (Tinta), seorang kerabat dan juga penikmat acara seni dan budaya. Beliau lantas segera mengajak kami bertemu dengan teman-teman pengurus perpustakaan C2o (salah satunya Kathleen Azali — pemilik perpustakaan C2o) dan moderator acara diskusi sore itu, Linartha Darwis.

Sambil memberikan materi presentasi kepada Kathleen, kami juga menyambi obrolan dengan Linartha yang ternyata adalah penulis di sebuah majalah lokal. Obrolan kami pastinya tidak jauh-jauh dari kegiatan masing-masing; mulai dari topik kegiatan Surabaya Fashion Carnival sampai pada sneak peek tentang materi diskusi. Tidak lama kemudian, datanglah Kanyasita Mahastri dan Andriani Rahayu dari label VRY yang kompak dengan outerwear hitam-nya. Kedatangan mereka membuat suasana semakin ramai, diikuti dengan hadirnya Ibu Aryani Widagdo (founder Arva School of Fashion), Embran Nawawi (instruktur fashion design Arva School of Fashion), Era Hermawan (pemilik Tempat Biasa), Chamomile Nungki (owner dan creative director dari label House of Laksmi), dan pasangan suami-istri pelopor independent premium store di Surabaya, Alek Kowalski dan Dewi Asthari (pemilik ORE Premium Store dan fashion label allthethingsivedone). Nah, para pembicara kini sudah lengkap. Yuk kita mulai acara diskusi-nya!

#2 : Acara !

Menjelang pukul 6 sore, para peserta diskusi mulai memenuhi venue. Jujur aja, kami cukup takjub melihat jumlah perbandingan peserta cowok dan cewek saat itu yang gak jauh beda. Hal ini tentu bertentangan dengan perkiraan kami sebelumnya bahwa diskusi kali ini bakal dipenuhi peserta cewek (kalian pasti tau alasannya. Iya ‘kan?). Namun itu bukan masalah besar, berarti ada peningkatan awareness akan fashion disini. Setuju? :)

Reportase: Workshop Malaikat & Singa

Selasa, 18 Oktober 2011

15.00-17.00

Jam 3 sore, matahari masih terasa panas di halaman c2o library, akhir-akhir ini udara memang lebih panas berlipat-lipat dari biasanya yang sudah panas, rombongan tur Malaikat dan Singa tiba dengan selamat di c2o library. Semalam mereka melakukan pertunjukkan musik di Mojokerto, tentu mereka masih lelah tapi Arrington tetap semangat untuk bergerak di tengah panasnya Surabaya. Demi keakraban, kami menyebut Arrington de Dionyso dengan Arrington Dinoyo, Dinoyo adalah nama jalan yang terkenal di Surabaya, hahah. Sore ini c2o library memfasilitasi workshop drawing oleh Arrington Dinoyo yang berasal dari Olympia, USA. Arrington Dinoyo telah memproduksi dua album (“Malaikat dan Singa” dan “Suara Naga”) yang diliris oleh label indie kenamaan K Records. Selain mengeksplorasi musik, Arrington juga giat mengeksplorasi gambar. Bulan Oktober ini YesNoWave Music menyelenggarakan tur “Malaikat dan Singa” di kota Jakarta, Bandung, Malang, Mojokerto, dan Surabaya.

Para peserta workshop pun berdatangan, teman-teman dari DKV UK Petra yaitu Chelcea, Debby, Elang, dan Ega, teman-teman dari Milisi Fotokopi yaitu Kuro, Kemplo, Bagus, Dani, dan Jowy. Phobe dari Bhineka juga turut serta. Tanpa banyak bicara workshop atau mungkin lebih tepatnya acara menggambar bersama dimulai, kertas samson ukuran A0 digelar di halaman c2o, kuas dan tinta cina menjadi senapan utama dalam mengeksekusi gambar.