Selasa, 18 Oktober 2011, 15.00-17.00
Jam 3 sore, matahari masih terasa panas di halaman c2o library, akhir-akhir ini udara memang lebih panas berlipat-lipat dari biasanya yang sudah panas, rombongan tur Malaikat dan Singa tiba dengan selamat di c2o library. Semalam mereka melakukan pertunjukkan musik di Mojokerto, tentu mereka masih lelah tapi Arrington tetap semangat untuk bergerak di tengah panasnya Surabaya. Demi keakraban, kami menyebut Arrington de Dionyso dengan Arrington Dinoyo, Dinoyo adalah nama jalan yang terkenal di Surabaya, hahah. Sore ini c2o library memfasilitasi workshop drawing oleh Arrington Dinoyo yang berasal dari Olympia, USA. Arrington Dinoyo telah memproduksi dua album (“Malaikat dan Singa” dan “Suara Naga”) yang diliris oleh label indie kenamaan K Records. Selain mengeksplorasi musik, Arrington juga giat mengeksplorasi gambar. Bulan Oktober ini YesNoWave Music menyelenggarakan tur “Malaikat dan Singa” di kota Jakarta, Bandung, Malang, Mojokerto, dan Surabaya.
Para peserta workshop pun berdatangan, teman-teman dari DKV UK Petra yaitu Chelcea, Debby, Elang, dan Ega, teman-teman dari Milisi Fotokopi yaitu Kuro, Kemplo, Bagus, Dani, dan Jowy. Phobe dari Bhineka juga turut serta. Tanpa banyak bicara workshop atau mungkin lebih tepatnya acara menggambar bersama dimulai, kertas samson ukuran A0 digelar di halaman c2o, kuas dan tinta cina menjadi senapan utama dalam mengeksekusi gambar.
[nggallery id=13]
Tanpa tema, Arrington dan kawan-kawan Surabaya dengan asyik menggambar. Arrington dengan santai menggambar manusia-manusia dengan simbol-simbol primitif, kawan-kawan lain juga menyambung dengan gambar-gambar manusia, hewan, tumbuhan, dan menambahkan teks dalam gambar. Selama 1,5 jam kami asyik menggambar dan mengobrol, saling merespon gambar, dan akhirnya gambar dipajang di tembok halaman c2o, dan berfoto bersama dengan gambar spontan yang menarik.
Kemudian Arrington mengajak kawan-kawan masuk ke dalam perpustakaan untuk melihat hasil drawing-nya selama 1 bulan residensi di KUNCI (Yogyakarta). Gambar yang dibuat Arrington sangat menarik meskipun sederhana hanya menggunakan tinta cina diatas kertas, ditambah dengan air teh yang menghasilkan gradasi warna coklat yang indah. Mengambil tema kehidupan primitif, Arrington menggambar manusia (perempuan dan laki-laki) telanjang, hewan-hewan, tumbuhan yang terinspirasi dari lukisan-lukisan di dinding gua zaman batu. Karyanya adalah kritik sosial terhadap kehidupan dunia modern, dimana manusia modern mentabukan ketelanjangan, meng-tuhan-kan uang, dan menghancurkan alam. Arrington tidak bisa berlama-lama mengobrol dengan kawan-kawan padahal mereka masih ingin bertukar pengalaman dan perasaan, Arrington harus membeli tiket pulang dan bersiap untuk pertunjukkan musik malam itu juga.