c2o newsletter vol. 18: Design It Yourself 2011

Semua orang mendesain, ketika mereka merancang rangkaian rencana, cara, maupun aksi untuk merubah situasi yang ada sekarang, menjadi situasi yang lebih baik. Desain adalah sesuatu yang sangat mendasari aktifitas manusia—penempatan dan pengelolaan apapun untuk mencapai tujuan yang dinginkan adalah proses desain.

Pertanyaannya adalah, apa yang ingin kita tuju? Apa yang dimaksud dengan “situasi yang lebih baik” atau “tujuan yang diinginkan”? Bagaimana kita menuju ke sana? Apa saja yang kita perlu kita lakukan?

Sebelum kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, mungkin pertama-tama kita perlu mengerti dulu situasi kondisi (desain) di Surabaya. Dari pengalaman kami sejauh ini, ada beberapa keluh kesah dan pola umum yang dapat dengan mudah didengar di berbagai forum dan tempat, mulai dari yang resmi hingga warung kopi, antara lain: Pertama, sebagai disiplin (akademis) maupun industri, usia desain masih sangat muda di Surabaya dibandingkan dengan kota rujukan lainnya. Kedua, minimnya media dan ruang (space) yang mengakomodir komunitas, perkembangan dan dialog. Ketiga, minimnya referensi dan dokumentasi. Keempat, kemampuan komunikasi, presentasi yang kurang terlatih.

Permasalahan-permasalahan di atas, perlu ditelaah dan ditempatkan sesuai konteksnya. Sebagai langkah pertama untuk mencari solusi, penting bagi kita untuk meneliti, mengumpulkan, dan memetakan data untuk merumuskan permasalahan-permasalahan ini seakurat mungkin.

Untuk itu, di tahun pertama acara ini, kami mengajak semua pihak—komunitas, praktisi, akademisi, bisnis—yang berkaitan dengan desain di Surabaya untuk bersama-sama mengintrospeksi diri dan berbagi cerita menvgenai situasi kondisi masing-masing dalam satu forum. Semua acara dilakukan tiap akhir pekan di C2O. Gratis dan terbuka untuk umum.

Hasil dialog ini kemudian akan didokumentasikan sebagai publikasi pasca-acara yang harapannya dapat kemudian digunakan sebagai data untuk perumusan dan analisa permasalahan. Kami berharap, keberadaan dokumentasi dan publikasi ini dapat sedikit membantu membuat permasalahan-permasalahan yang mungkin terasa begitu kompleks dan kabur menjadi lebih terlihat (visible) dan terwujud (tangible). Kami percaya, dokumentasi dan referensi adalah langkah awal yang penting untuk sebuah proses: Design It Yourself.

Catatan: Selain kegiatan-kegiatan DIY, bulan ini juga ada kegiatan lainnya, seperti IK’OL’SAN (Ikutan Ngobrol Santai), bedah buku Garis Batas oleh Agustinus Wibowo, dan Klab Buku #2 C2O yang akan membahas Harry Potter & the Deathly Hallows. Lengkapnya, lihat jadual di bawah, atau unduh newsletter kami di : http://www.archive.org/download/C2oNewsletterVol.18October2011/c2o-newsletter18.pdf

c2o Newsletter vol. 17

Selamat Idul Fitri 1432H! Mohon maaf lahir batin, atas segala kesalahan kami, sengaja maupun tidak sengaja. Semoga kita bisa bersama-sama terus menjadi lebih baik.

Selesai liburan ini, ada berbagai kegiatan menanti di C2O.

Andy Soeprijo, penulis Kisah-kisah Bijaksana dari Negeri Naga, khusus datang dari Malang untuk meluncurkan buku-bukunya di hari Minggu, 17 September, 13.00.

Sebagai tema pemutaran film, kami mengangkat gender dan seksualitas dalam seni. Ada berbagai variasi film di sini, dari cult, drama, komedi, dan semuanya menampilkan seni, gender dan seksualitas yang beragam dan cair. Ini juga bertepatan dengan peluncuran dan diskusi buku katalog data #1 IVAA, Rupa Tubuh: Wacana Gender dalam Seni Rupa Indonesia (1942-2011).

Karena C2O kini buka di hari biasa hingga pk. 21.00, kami akhirnya memulai program yang sudah lama ingin kami jalankan: klab buku! Kegiatan ini akan diadakan setiap bulan, di hari Kamis keempat, pk. 18.00 – 21.00. Untuk bulan September, kami beruntung sekali kedatangan penulisnya langsung, Adi Prasetijo, penulis buku Serah Jajah dan Perlawanan yang Tersisa: Etnografi Orang Rimba di Jambi.

Jangan lupa juga untuk membaca reportase acara kami saat memutar dan mendiskusikan film dokumenter Rumah Abu Han, dan Mentawai Tattoo Revival.

Perpustakaan memang bisa menjadi pusat informasi, membaca buku, membuat penelitian, tugas sekolah, pembelajaran. Tapi di perpus kita juga bisa mempraktekkan dan mendiskusikan apa yang sudah kita baca, bertemu dengan orang-orang yang memiliki berbagai ketertarikan, sekedar nongkrong, bersantai, mencari teman baru. Kami membuka kesempatan bagi teman-teman untuk memanfaatkan ruang C2O untuk berbagai kegiatan. Hubungi kami di info@c2o-library.net.

Selengkapnya, silahkan mengunduh newsletter kami di archive.org:
http://www.archive.org/download/C2oNewsletterVol.17/newsletter17.pdf

Makan, Main, Tertawa

Juli lalu, hampir setiap akhir pekan ruang perpus C2O yang biasanya tenang berubah menjadi penuh aktivitas dan tawa anak. Dalam rangka Hari Anak Nasional (23 Juli), kami mengadakan festival anak untuk semua: Eat, Play, Laugh. Berbagai kegiatan anak & craft kami selenggarakan setiap Sabtu dan Minggu.

Rangkaian acara kami godok dari dua bulan sebelumnya. Panti Asuhan Karya Kasih di Jl. Gembong IV/26 membuat banyak dari kami jatuh hati, dan muncullah ide untuk mengadakan pengumpulan buku, mainan dan baju bekas untuk anak-anak panti. Atas saran dari berbagai anggota, beberapa tempat dan komunitas kami tinjau untuk kerjasama. Kak Nitnit dan Kak Okta dari Media Sugesti, Teater Maja, Ayos Purwoaji, dan Pak Slamet A. Sjukur dengan ringan tangan turut meramaikan acara ini. Seiring dengan berjalannya acara, banyak pula individu dan komunitas yang dengan spontan mendukung acara kami, seperti GABI Vihara Buddhayana Surabaya, Persaudaraan Muda-Mudi Vihara Buddhayana Surabaya, Nitchii Drawings, Gathotkaca Studio, dan Garasi337.

Kebetulan, ayah ibu Jasmine, sahabat cilik kami yang kami kenal melalui workshop tahun lalu, ingin mengadakan pameran gambar anak. Dengan kepolosan dan produktifitas menggambarnya yang luar biasa, Jasmine banyak menginspirasi kami. Pembukaan pamerannya (17/7) ramai dihadiri dan penuh dengan tawa kecil pengunjung melihat karya-karyanya yang lucu dan jujur. Reportasenya bisa dibaca di: http://c2o-library.net/2011/07/mari-anggukkan-kepala-untuk-sebuah-keberanian/

Esok harinya kami lanjutkan dengan workshop membuat mainan, Re+Make-Re-Use Toys. Ayos dan Heroes CT, komunitas penggemar dan pembuat mainan yang terdiri dari berbagai mahasiswa DKV dan Despro, memberi workshop yang mencerahkan cara-cara membuat mainan lucu dari bahan bekas. Peserta-peserta cilik membawa pulang mainan tank, pesawat terbang, kura-kura (dan alat pengusir nyamuk milik Tinta, sangat berguna di musim panas ini!) yang mereka buat sendiri dari kardus, benang dan kancing. Reportasenya bisa dibaca di: http://c2o-library.net/2011/07/report-remake-reuse-toys/

Tanggal 23-24 Juli, di akhir pekan Hari Anak Nasional, C2O dihias dengan berbagai hiasan Eat, Play, Laugh. Kami dan pengunjung-pengunjung cilik bergabung teman-teman Karya Kasih untuk menonton hypnotic storytelling dari Kak Nitnit mengenai hiu yang murah senyum. Di belakangnya, Kak Okta memutarkan berbagai musik dan sound effect. Duo yang enerjik dan lincah.

Esoknya, giliran Teater Maja menghibur kami dengan pentas boneka. Kaka, Rici, dan Mba Yuli meminjamkan tikar mereka untuk lesehan penonton. Peserta Cookie Decorating Workshop menonton sambil memakan lollipop cookies yang mereka hias sebelumnya.

Hari Sabtu terakhir, Rici, Angga, Tinta, Kaka dan Pauline berkumpul di C2O pk. 11.00, dan bersama-sama berangkat ke Panti Asuhan Karya Kasih untuk menyerahkan hasil donasi Toys for Tots, makan siang dan bermain bersama Puput, Monik, Rama, Markus dan teman-teman. Ajeng, Andre dan Ari menyusul, bertemu langsung di Panti. Tak ketinggalan Kak Nitnit dan Kak Okta turut datang meramaikan, dan ternyata, 30 Juli adalah hari ultah Kak Nitnit! Semoga panjang umur dan sehat selalu.

Hari terakhir penutupan, kami mengundang Pak Slamet A. Sjukur, yang memberi workshop komposisi musik yang lucu tapi jitu, dengan hanya menggunakan suara-suara yang dihasilkan tubuh kita sendiri tanpa alat (musik). Dibuatkannya juga di tempat musik khusus untuk Kak Nitnit. Menutup acaranya, Pak Slamet mengucapkan, mungkin saat ini kita memang kekurangan spontanitas dan pendekatan yang holistik dalam menikmati proses bermain dan belajar. Ada banyak kesenangan, pembelajaran dan permainan seru yang kami dapatkan melalui Eat, Play, Laugh. Kami harap begitu pun semua pengunjung dan peserta menikmati acara ini.

Terima kasih, kegiatan ini tidak akan berlangsung tanpa dukungan, perhatian, dan waktu yang telah teman-teman berikan untuk acara ini. Sampai jumpa di Eat, Play, Laugh berikutnya tahun depan! Nantikan foto-foto dan video acara di website kami, http://c2o-library.net

—————————————————–
Much thanks, love and respect to: Anitha Silvia (sales & promo), Andriew Budiman (Visual stylist), Pauline Sen (fotografi), Ajeng Kusumawardani, Ari Kurniawan, Hendra surya Hadiwijaya, Kaka Juli Suharto, Rici Alric Kristian, Angga, Reza (Garasi337), Dwi Putri Ratnasari
Pengisi acara: Jasmine, Pak Ramok, Bu Ike | Agus Pamungkas, Rendra Firdaus (Heroes Ct) | Ayos Purwoaji (hifatlobrain) | Kak Nitnit, Kak Okta (Media Sugesti) | Teater Maja | Mama Titien, Rama, Puput, Monik, Markus, dkk (Karya Kasih) | Slamet A. Sjukur
Media: Colors 87.7FM, Tabloid NOVA, BCTV, Surabaya City Magz, SBO, RCTI.
Camera from Erlin G. | Handycam from Soe Tjen M.
Donatur Toys for Tots untuk Karya Kasih: GABI Vihara Buddhayana Sby, Pauline Sen, Ajeng Kusumawardani, Ari Kurniawan (mainan), Gathotkaca Studio, Kaka J. Suharto, Nitchii Drawings, Jay Hartarto, Dima, Yoyo, Bu Ivan & Cininta
Hasil Donasi: Buku tulis, buku gambar, 3 kantong+2dus baju, 1 dus buku, 30 nasi kotak, 15 Happy Meal, 24 cupcakes, donat, es krim, juicer, uang kas.
Sumbangan uang dapat ditransfer langsung ke pengurus panti: Bank BRI 3138-01-007384-53-2 cab. Diponegoro
A/N Damai Kristina (telp 081332736296)

c2o Newsletter vol. 16

Bulan Juli lalu kami lewati dengan berbagai aktivitas anak dan craft yang seru dan menyenangkan selama festival Eat, Play, Laugh. Berbagai pihak membantu kelangsungan acara ini. Terima kasih kepada semuanya. Reportasenya bisa dibaca di hal. 8-9.

Memasuki bulan Ramadan, kami mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa kepada semua orang yang merayakan, sekaligus setulusnya kami mohon maaf lahir batin atas semua kesalahan kami. Semoga kita bisa bersama-sama terus menjadi lebih baik.

Bulan ini pun, ada berbagai rangkaian acara menarik. Sesuai dengan tema bulan Agustus hari Kemerdekaan, kami merayakan keragaman Indonesia dalam sandang, papan, dan pangannya. Mulai dari pemutaran dan diskusi film dokumenter Rumah Abu Han, rumah abu tertua di Surabaya (14/8, karya Kevin Reinaldo, mahasiswa DKV UK Petra), pemutaran film dan diskusi Mentawai Tattoo Revival (20/8, dihadiri berbagai pakar tato dan antropologi), serta talkshow dan pameran Keukeun (21/8, festival masak dan makanan di Bandung).

Mulai bulan ini, format newsletter C2O hadir dengan sampul. Tetap bebas untuk disebarluaskan, tetap gratis, tetap tersedia PDFnya online.

Terima kasih atas segala dukungan dan perhatiannya, selalu. Jangan lupa untuk memperhatikan jadual libur kami, 29 Agustus s/d 6 September 2011. Sekaligus kami mengabari sekali lagi, bahwa sekarang kami buka setiap hari kecuali Selasa, pk. 11.00 – 9.00. Silakan mampir setelah berbuka!

Selamat membaca, menonton, mendengar, menikmati.

Reportase: Mari Anggukkan Kepala Untuk Sebuah Keberanian

Hari ini saya bangun dalam keadaan fresh, setelah semalam dapat beristirahat dengan kualitas tidur yang amat baik. Kita telah melalui hari besar kemarin. Sebuah hari yang menandai langkah awal jasmine menjemput takdir terbaiknya. Sebuah pameran yang berkisah tentang perjalanan ‘trance’ nya selama 3 tahun terakhir. Tentu saja ini akan menjadi sebuah pengalaman awal yang akan mengajaknya untuk terus berkarya di masa yang akan datang. Ketika jasmine adalah inspirasi bagi kami orang tuanya, karyanya sendiri mudah-mudahan akan menjadi inspirasi bagi orang lain. Kemarin kami lebih banyak mendengar bahwa karya jasmine membuat isi kepala mereka menjadi penuh, ingin segera menciptakan sesuatu, daripada mengatakan bahwa gambarnya bagus. Jasmine ternyata berhasil menjadi inspirasi bagi mereka. Kami cukup terharu dengan pengantar yang ia sampaikan di hadapan audiens. Kami nyaris tidak mampu mendengar konten pembicaraan yang ia uangkapkan secara verbal, hati kami sudah terlebih dulu dipenuhi dengan keharuan yang biru ketika ternyata ia memiliki keberanian untuk mempresentasikan dirinya dihadapan banyak orang yang kebanyakan tidak ia kenal.

Pada sesi berikutnya, setiap orang mulai melihat karya-karyanya. Jasmine sudah mulai ditandai melalui karyanya. Sebuah refleksi tentang hidupnya, isi kepalanya dan apa yang hendak ia katakan melalui gambar-gambarnya. Dia tidak lebih baik dari kebanyakan gambar yang dihasilkan anak-anak lain. Tapi dia mampu mengangkat keunikannya sendiri. Dimana kami seringkali juga dibuat bingung dengan kecepatannya dalam menarik garis. Antara terprediksi dan tidak terprediksi. Dia nyaman di zona itu, dan tampak ‘kurang peduli’ apakah orang lain mampu menangkap pesannya atau tidak. Pesan yang disampaikan hampir tak bertendensi. Ia merasa bebas, itu yang terpenting.

Pada sebuah sudut seorang temannya bahkan mulai bisa menikmati komik sederhana yang ia buat. Coba lihat, dia membacanya seperti sedang membaca komik yang dibuat orang-orang tenar di gramedia sana. Karya jasmine bisa juga membuat anak lain ‘trance’ ketika menikmatinya. ‘Trance’ Jasmine ternyata menular. Beberapa orang dewasa tampak terpingkal-pingkal dan mulai menggelengkan kepalanya, semua terjadi karena membaca komik jasmine. Mungkin kalau dia sudah dewasa, ia akan melihat semua pemandangan ini dengan perasaan tertentu untuk dirinya sendiri. Tapi saat ini dia tetap anak-anak, yang ketika bertemu dengan teman seusianya dorongan untuk bermain tetap mencuat secara wajar. Jasmine tetap anak-anak dan akan terus jadi anak-anak di mata kami.

Saya ingin menampilkan beberapa karya jasmine di bawah ini. Dengan juru display sang ayah, sebuah sudut ruangan perpustakaan C2O disulap menjadi galeri dimana karya-karya jasmine bisa kita nikmati. Berkenaan dengan ini kamipun amat mengucapkan syukur, karena ternyata saya dan suami masih punya energi untuk menjadi manager sang artist cilik, di sela-sela kesibukkan kami ‘mengurus negara’. Maaf sayang, energi kami untukmu hanyalah energi sisa. Tapi kami senang melakukannya. Jasmine adalah aset baik bagi kami maupun bagi bangsanya. Kalau kemarin dia bisa tidur siang dengan nyenyaknya, sementara kami sibuk bolak balik bahkan tak sempat mandi, itu semua kami lakukan karena komitmen kami sejak awal untuk menjadi pendukungnya. Ternyata berat jadi manager artist, kerja Rodi (jadi rodist), sementara sang artist santai, pulang sekolah, makan siang dan tidur siang. Uwehehehe…..

Kami beruntung dikelilingi teman-teman yang hebat, support kalian membuat semua ini berjalan pada rel nya, menggenapkan energi sisa kami. Kami hanya dapat menyerahkan semua pada Tuhan untuk membalas semua kebaikan dan support kalian. Kat dan C2O crew, yang telah berani menjadi media untuk karya-karya jasmine ; Andriew budiman, selaku makelar pameran, yang telah mendorong kami untuk berani menyelenggarakan pameran ini ; Pak Ivan dan Bu Ivan yang selalu mensupport kami untuk terus memperhatikan bakat jasmine, meningkatkan keberanian jasmine dan selalu mengingatkan untuk jangan sekali-sekali memasukkan jasmine ke sanggar-sanggar seni atau les gambar ; Mak jum yang telah setia mendampingi jasmine sejak ia baru saja di lahirkan hampir 7 tahun yang lalu ; sekolah-sekolah jasmine, teman-teman jasmine, juga teman-teman ayah dan bunda jasmine ; juga sponsor-sponsor lain yang telah berani membuat semua jadi terlaksana. Kalian semua sudah membuat jasmine menjadi berani, kami menjadi berani, dan kita semua menjadi berani. Kami hampir tak pernah punya mimpi sebelumnya, namun begitu semua tampak nyata saat ini.

Bagi yang masih ingin melihat karya jasmine, silahkan datang ke C2O Library, Jl. Dr. Cipto No.20 Surabaya (seberang Konjen USA). Karya masih akan di gelar hingga tanggal 30 Juli 2011. Terima Kasih.

Reportase: Membuat mainan di Akhir Pekan

Minggu sore, 17 Juli 2011, Nadhif, Ayesha, Revy, Firly dan Selvi berkumpul di ruangan perpustakaan C2O untuk mengikuti workshop Re – Make + Re – Use Toys. Dalam workshop ini, Heroes Ct, komunitas penggemar dan pembuat toys, dan Ayos Purwoaji memperagakan pengolahan dan pembuatan mainan dari barang-barang bekas seperti kardus, kancing, benang dengan menggunakan gunting dan lem.

Meskipun awalnya anak-anak ini tampak bingung melihat contoh mainan-mainan daur ulang yang dibawa Heroes Ct, dengan cepat mereka turut asyik bergabung membuat mainan mereka. Menarik melihat bagaimana dari bahan-bahan sederhana ini, mereka bisa membuat berbagai boneka: kepiting, kura-kura, keong, mainan tank, pesawat terbang, dan lain sebagainya.

Ingatkah saat kita kecil dan membuat mainan sendiri, entah mainan karet, kertas lipat, daun singkong, kulit jeruk atau batok kelapa? Dari kardus-kardus bekas yang kita bayangkan sebagai lorong-lorong dan rumah-rumahan? Hal-hal yang sederhana ini bermain-main dengan dunia imajinasi kita. Sayangnya, daya imajinasi dan kreatifitas spontan seperti ini makin terkikis dari kehidupan kita sehari-hari. Mungkin salah satunya karena saat ini mainan-mainan modern begitu membanjir di mana-mana. Ayos juga menceritakan sedikit mengenai permainan-permainan tradisional yang makin menghilang. Anak-anak dengan mudah membeli mainan jadi yang menarik dan dipenuhi berbagai kecanggihan terkini. Tak jarang mereka jauh lebih piawai daripada orang dewasa dalam menggunakan handphone, Blackberry, atau perangkat elektronik terkini lainnya.

Bukan berarti kita hendak menentang penggunaan alat-alat elektronik tersebut. Tapi kenapa tidak kita sekali-sekali kita sedikit mencoba alternatif lainnya, yang dapat dibuat dari barang-barang (bekas) sekitar? Atau menengok kembali dolanan lama? Selain merangsang sistem kognisi dan kreatifitas yang berbeda, proses membuat mainan sendiri juga mendekatkan si anak dengan mainannya. Terlalu sering, membeli mainan jadi juga membuat anak cepat bosan dengan mainannya. Mungkin dengan melibatkan anak dalam proses pembuatan mainan mereka sendiri, dapat membuat mereka sedikit lebih menghargai dan mendekatkan mereka dengan hasil karya mereka sendiri.

Paling tidak, begitulah harapan kami untuk workshop kecil ini. Terima kasih banyak kepada Heroes Ct. dan Ayos Purwoaji atas workshopnya yang mencerahkan. Bagi yang kelewatan acara ini, masih ada banyak rangkaian acara Eat, Play, Laugh lainnya selama akhir pekan di bulan Juli: hypnotic storytelling, pentas boneka, workshop menghias kue, dan workshop komposisi musik.

Untuk jadual Eat Play Laugh, lihat: http://c2o-library.net/2011/07/eat-play-laugh/
Keterangan lebih lanjut, hubungi: c2o.library@yahoo.com atau 031-77525216. Sampai ketemu!

Now open until 9pm

Bagi yang sebelumnya tidak bisa datang ke C2O karena jadual yang berbenturan, mulai Senin, 11 Juli 2011, Perpustakaan C2O menambah jam operasional. Kini kami buka setiap hari (kecuali hari Selasa) hingga pukul 9 malam. Silahkan datang untuk membaca, berdiskusi, bersantai, ataupun menikmati makanan dan minuman ringan!

JAM PERPUSTAKAAN C2O (per 11 July 2011)
Senin, Rabu-Minggu 11.00-21.00
Selasa tutup

c2o Newsletter vol. 15: Eat, Play, Laugh

Untuk memperingati Hari Anak Nasional pada tanggal 23 Juli, selama bulan Juli 2011 Perpustakaan C2O mengadakan festival Eat, Play, Laugh. Di sini, berbagai kegiatan-kegiatan anak dan craft yang menarik diselenggarakan di tiap akhir pekan selama bulan Juli, dengan highlight tanggal 23-24 Juli. Melalui Eat, Play, Laugh, kami berharap dapat sedikitnya membangun minat pada perpustakaan dan pembelajaran sebagai sesuatu yang seru, kreatif, dan ekspresif, terutama di kalangan anak-anak.

Karena itu, bulan ini newsletter C2O pun khusus dibuat dengan penampilan yang berbeda. Ada berbagai kegiatan dalam festival Eat, Play, Laugh: Storytelling bersama Kak Nitnit, Teater Boneka oleh MAJA (Imaji Airlangga), cookie decorating workshop, workshop membuat mainan (remake & reuse toys), dan pemutaran film. Jangan lewatkan juga penutupan acara kami, workshop komposisi musik dan menonton bersama The Chorus bersama Slamet Abdul Sjukur.

Untuk detil dan jadual acara Eat, Play, Laugh 2011, silahkan mengunduh dan menyebarkan PDF di bawah ini.
http://c2o-library.net/wp-content/uploads/2011/07/newsletter15.pdf

Datang dan mari bergabung—eat, play, laugh at C2O Library.

c2o Newsletter vol. 14: Changes grow from the smallest things

Tanggal 5 Juni dicanangkan oleh UNEP sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day). Untuk itu, selama bulan Juni, setiap hari Sabtu dan Minggu pk. 18.00 kami memutar film-film yang membahas isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan.

Isu lingkungan, tidak hanya terbatas pada sekedar “penghijauan” (yang sedang diusahakan di tanah tandus C2O, hehehe, ada yang mau sumbang tanaman? ;-) ), tapi juga makanan, minuman, suara, dan mengenal nusantara kita. Demgan suka cita bulan ini kami menyambut dua tamu untuk pemutaran kami, Pak Slamet Abdul Sjukur (untuk pemutaran AeroSon, 19 Juni), dan Farid Gaban (Zamrud Khatulistiwa, 26 Juni).

Bagi yang ketinggalan acara talkshow Garis Batas bersama Agustinus Wibowo, silahkan membaca reportasenya di hal. 3. Bulan depan, kami akan mengadakan rangkain acara anak & craft. Jika tak ingin ketinggalan berita-berita acara lainnya, ikuti update kami di Facebook, Twitter, ataupun website. Selamat membaca!

Lengkapnya, silahkan mengunduh: http://c2o-library.net/wp-content/uploads/2011/06/newsletter14-web.pdf

To celebrate the World Environment Day, throughout the month of June 2011, we’ll be holding free public screenings & discussion of films related to environmental issues such as Wall-E, Home, Earth, Food Inc., and The Gleaners and I. As a highlight, we’ll be screening a local Indonesian documentary about expedition around the Indonesian archipelago, Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa. Directors will be in attendance.

Inspired by the edible schoolyards program, we’ll also start planting our yard with herbs and vegetables, encouraging our patrons to bring a seedling to plant, pick some herbs and veggies from the garden, or even start their own edible garden. In future, when the herbs and veggies have ripened, we plan to host homemade communal lunch using ingredients straight from the garden. Come and join us!

Reportase: Talkshow Garis Batas

Minggu, 15 Mei 2011, menjelang pukul 6 sore, pengunjung mulai berdatangan di C2O untuk acara bedah buku Garis Batas: Perjalanan di Negeri-negeri Asia Tengah. Cuaca sedikit mendung, gerimis turun rintik-rintik. Ajeng, moderator untuk malam ini, sudah siap semenjak 2 jam yang lalu. Dengan sedikit khawatir Rhea, koordinator GoodReads Surabaya, mengabari, “Mas Agus sakit, sepertinya datangnya bakal mepet.”

Pukul 6 sore tepat, Agustinus, sang penulis Garis Batas, datang, tergopoh-gopoh memasang laptopnya ke proyektor. Dia tampak menghembuskan nafas lega setelah video slideshow photo-photonya siap terputar untuk acaranya.

Ajeng memulai acara dengan memperkenalkan Agustinus Wibowo, seorang petualang dan pengembara, yang lahir di Lumajang di tahun 1981. Lulus dari SMA 2 Lumajang, ia sempat menempuh 1 semester jurusan informatika di ITS, sebelum pindah ke Fakultas Komputer Universitas Tsinghua di Beijing. Garis Batas adalah buku keduanya yang diterbitkan oleh Gramedia setelah Selimut Debu. Keduanya merupakan kumpulan catatan perjalanan, sebagian darinya pernah dimuat di kolom “Petualang” Kompas.

Jika Selimut Debu menceritakan perjalanan Agus di Afghanistan, Garis Batas menceritakan perjalanannya keliling Asia Tengah: Tajikistan, Kyrgyzstan, Kazakhstan, hingga Uzbekistan dan Turkmenistan. Ribuan kilometer yang dilaluinya ia tempuh dengan berbaga macam alat transportasi seperti kereta api, bus, truk, hingga kuda, keledai dan tak ketinggalan jalan kaki, dari tahun 2006-2007.

Berbeda dengan Selimut Debu yang lebih menonjolkan sisi petualangan dan kehidupan Afghanistan, Garis Batas banyak menampilkan refleksi Agustinus atas apa yang ia lihat dan alami di Asia Tengah. Kenapa judulnya Garis Batas? “Garis batas adalah kodrat manusia. Tanpa disadari, kita adalah seonggok tubuh yang selalu membawa garis batas portabel ke sana ke mari. Garis batas menentukan dengan siapa kita membuka hati, dengan siapa menutup diri.” Begitu pula dengan negari-negeri. Ada garis batas, ada proses pembentukan identitas yang terus berjalan, terkadang menembus batas-batas baru, tergadang bergolak, terkadang membeku. Dalam bukunya, Agustinus kental merefleksikan hal ini, dan juga membuat perbandingan-perbandingan dengan situasi di Indonesia seperti pengkotak-kotakan suku, agama, etnis, dan penggunaan bahasa.

Yang menarik dari kedua buku catatan perjalanan ini adalah, Agustinus tidak memandang perjalanannya sebagai target ataupun suatu misi untuk menguasai. Ia tidak menkalkulasi dalam berapa hari ia harus melewati berapa negara, atau menggunakan berapa banyak biaya. Cerita-ceritanya mencatat perjalanan, pengalaman, refleksi sehari-harinya. Ia tidak menyombongkan diri mengenai tempat-tempat yang telah ia kunjungi, atau makanan-makanan apa yang telah ia nikmati. Ia mengundang pembaca untuk turut tenggelam dalam petualangannya, sembari turut mengingatkan pembaca juga untuk berhati-hati pada sudut pandang eksotisme yang me-“liyankan”.

Sekitar 40-50 pengunjung terkumpul di C2O, antusias mendengarkan dan berpartisipasi dalam diskusi yang mengalir. Di sela-sela diskusi, Agustinus juga memutar video slideshow foto-fotonya di Asia Tengah dan Afghanistan, beberapa dapat dijumpai dalam bukunya. Banyak refleksi dan pengalaman perjalanan menarik yang ia ceritakan. Mulai dari membacakan secepat mungkin pembukaan UUD ’45 untuk menghindari sopir korup, mata uang terberat di dunia (saking kecilnya nilainya), mengkal melihat perbedaan yang begitu kontras dalam satu masyarakat yang berseberangan sungai (Afghanistan dengan Kirgiztan), dan lain-lain.

Acara berlangsung dengan seru, hingga tak terasa jam delapan telah lewat. Dengan sedikit menyesal, Ajeng menutup acara talkshow, yang kemudian dilanjutkan dengan sesi tanda tangan, tanya jawab, dan berbagai bahasan kecil-kecilan. Banyak terima kasih kepada Agustinus, moderator kesayangan kami Ajeng Kusumawardani, Rhea Siswi dari GoodReads Surabaya atas kerjasamanya, dan Gramedia Surabaya atas dukungannya. Acara yang sangat berkesan, dan kami berharap karya ini dapat dinikmati masyarakat luas.