Rupa Tubuh: Wacana Gender dalam Seni Rupa Indonesia (1942-2011)

Peluncuran & Diskusi Buku Katalog Data IVAA #1
Rupa Tubuh: Wacana gender dalam Seni Rupa Indonesia (1942-2011)

Sabtu, 24 September 2011
Pukul: 18.00 – 21.00

C2O Library Surabaya
Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264
Peta bisa dilihat di: http://c2o-library.net/about/address-opening-hours/

Presentasi oleh
Farah Wardani, Direktur Eksekutif, IVAA
Yoshi Fajar Kresnomurti, Outreach Program, IVAA
Dr. Diah Ariani Arimbi, dosen Fakultas Ilmu Budaya UNAIR, penulis Reading Contemporary Indonesian Muslim Women Writers
Khanis Suvianita, dewan penasihat, GAYa NUSANTARA. Redaksi Jurnal Gandrung: Kajian Seksualitas Kritis.

Moderator:
Prof. Esther Kuntjara, dosen Fakultas Sastra UK Petra, penulis Women and Politeness dan Gender, Bahasa dan Kekuasaan

…………………………………………………………………………………………………………

Perkembangan seni rupa (modern) Indonesia disadari maupun tidak dipengaruhi secara langsung maupun tidak, dimaui maupun tidak, akan selalu terkait dengan persoalan gender. Gender selalu melekat, dilekatkan dan mengalami proses pelekatan dalam sejarah seni rupa (modern) Indonesia.

Arsip seni visual dipahami sebagai media membaca dan alat pembacaan perkembangan masyarakat. Perjalanan dan perkembangan dunia seni rupa (kontemporer) Indonesia sesungguhnya telah melahirkan berbagai produksi pengetahuan yang dihasilkan dari perputaran dan pergulatan karya seni rupa maupun proses berkarya, jalan hidup seniman maupun komunitas seni, ruang peristiwa seni maupun ruang kehidupan sehari-hari.

Katalog kecil ini berangkat dari perdebatan estetika beserta penilaian-penilaiannya, tetapi dari bagaimana pernyataan, strategi dan eksperimentasi (estetik) dipraktikkan. Tujuannya lebih pada urgensi dan menemukan strategi visual yang dengan tepat menggambarkan keterlibatan dan posisi seni visual dalam keadaan sekarang dan sebagai inspirasi masa yang akan datang.

Buku Katalog Data IVAA ini menggelar data yang dirangkai dan dikumpulkan dari peristiwa-peristiwa seni visual Indonesia. Dikurasi dari database IVAA sebagai produk pengetahuan dari kerja dokumentasi IVAA selama ini untuk pengembangan wacana pengetahuan masyarakat kontemporer. Buku saku ini dimaksudkan untuk ikut membangun bahan, medium dan wacana seni rupa dan perkembangan masyarakat bagi dunia pendidikan dan eksperimentasi praktik seni rupa di masa yang akan datang.

Buku Katalog Data IVAA Rupa Tubuh merupakan yang pertama dari empat seri Katalog Data IVAA, yang akan diterbitkan secara bergiliran per bulannya. Ketiga buku Katalog Data lain bertemakan Seni Rupa dengan: Lingkungan, Industri Kreatif, dan Multikulturalisme.

Penelitian hasil kerjasama antara:
Indonesian Visual Art Archive (IVAA) & HiVOS: People Unlimited
…………………………………………………………………………………………………………

Acara ini diselanggarakan oleh:

Indonesian Visual Art Archive
Jalan Ireda Gang Hiperkes MG I-188 A/B
Kampung Dipowinatan, Keparakan
Yogyakarta 55152
I N D O N E S I A
Tel./Fax: +62 274 375 262
Email. program[at]ivaa-online.org or melisa[at]ivaa-online.org
Website: www.ivaa-online.org

C2O library
Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264
Telp: +62 858 5472 5932
Email: info@c2o-library.net
Website: http://c2o-library.net
http://facebook.com/c2o.library

…………………………………………………………………………………………………………

Didukung oleh:

GAYa NUSANTARA
Jl. Mojo Kidul I No 11 A
Surabaya 60285
Telp/Fax +62 31 – 5914668
Website: www.gayanusantara.or.id
Email: gayanusantara@gmail.com

BRAngerous: Women Art Exhibition
http://brangerous.blogspot.com/

Klab Buku: Serah Jajah dan Perlawanan yang Tersisa

Klab Buku C2O #1:
Serah Jajah & Perlawanan yang Tersisa – Etnografi Orang Rimba di Jambi

Pembicara, penulis:
Adi Prasetijo, Indonesia Center for Sustainable Development (ICSD)
Moderator:
Ayos Purwoaji, Hifatlobrain Travel Institute

Tanggal & waktu:
Kamis, 22 September 2011
18.00 – 21.00

Lokasi:
Perpustakaan C2O, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264
Telp: 031-77525216
Peta lokasi: http://c2o-library.net/about/address-opening-hours/

————-

Buku ini sangat perlu dibaca oleh siapapun yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai etnografi kehidupan Orang Rimba atau Suku Anak Dalam di Jambi. Serah naik jajah turun merupakan perlambangan dari hubungan dominasi minoritas antara Orang Rimba dan Orang Melayu.

Pengalaman penulis yang telah beberapa tahun tinggal bersama dengankomunitas Orang Rimba sangat memperkaya penggambaran informasi dan kejadian pada kehidupan Orang Rimba itu sendiri dan lingkungan yang mempengaruhinya. Haruskah mereka tetap menjadi Orang Rimba atau memilih untuk tidak diakui sebagai Orang Rimba

………………………………..
Tentang Klab Buku C2O:
………………………………..

Mulai September 2011, C2O mengadakan Klab Buku setiap hari Kamis minggu keempat, 18.00-21.00. Klab ini terbuka untuk umum, dengan maksud untuk berbagi, menghargai pengalaman dan pemahaman membaca judul yang sama dalam suasana yang akrab dan seru.

Peserta klab dapat mengajukan pilihan-pilihan buku untuk dibaca. Dari pilihan tersebut, 3 akan dipilih untuk 3 bulan berikutnya Buku boleh dari berbagai genre yang tersedia di C2O: novel, sastra, misteri, sci-fi, detektif, cerpen, jurnal, buku anak, komik, ataupun non-fiksi seperti biografi, sejarah, budaya, desain, sains, travelling, masak, dll. Peserta yang mengajukan buku, akan menjadi pemandu acara pertemuannya.

Untuk bergabung dalam klab ini, silakan datang ke tiap hari Kamis keempat. Untuk pertemuan perdana klab yang akan dilangsungkan 22 September ini, kita akan membahas buku Serah Jajah dan Perlawanan yang Tersisa: Etnografi Orang Rimba di Jambi. Silahkan datang!

Kisah Bijak dari Negeri Naga

Peluncuran & Diskusi Buku: Kisah-kisah Bijaksana dari Negeri Naga
Minggu, 11 September 2011, pk. 13.00 – 15.00
Perpustakaan C2O, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264

Bersama:
Andy Soeprijo (Chen Wei An), penulis
Ardian Purwoseputro, peneliti sejarah Tionghoa Indonesia

88 Kisah Bijaksana dari Negeri Naga berkisah tentang cerita-cerita dari jaman Cina kuno yang menggugah dan memberikan inspirasi. Buku ini memberikan inspirasi kisah-kisah yang mengagumkan tentang kepahlawanan, kekuatan, keagungan, kearifan serta strategi jitu memenangkan berbagai persoalan dan pertempuran. Semua kisah ini meskipun sudah terjadi ratusan tahun lalu namun tetap relevan sehingga bisa diaplikasikan untuk saat ini dalam berbagai macam keadaan. Anda akan mendapatkan sumber motivasi dan strategi yang tidak ada habisnya untuk mencapai cita-cita.

Buku ini memuat kisah-kisah pada masa Cina kuno yang penuh dengan kebijaksanaan, inspirasi, makna dan perjuangan. Kisah-kisah ini dirangkum dalam kisah-kisah pendek yang menarik, mudah dimengerti dan memperkaya pengetahuan. Isi buku ini akan memberikan semangat dan kekuatan baru, pengetahuan, memperkaya pengertian dan memperkenalkan kita dengan kisah-kisah bermakna Cina kuno yang tetap relevan dengan masa sekarang. Kita bisa melihat dari kehidupan dari sisi lain dan menghargai makna hidup sebenarnya.

INFO: info@c2o-library.net

Reportase: Tattoo People

“Dari pemutaran yang ada di dua kota sebelumnya (Jakarta & Bandung), di Surabaya ini yang paling rame…” kata Durga setelah acara pemutaran dan diskusi Mentawai Tattoo Revival berakhir. Acara screening yang digagas Hifatlobrain Travel Institute dan C2O Library ini memang menyedot banyak pengunjung yang terdiri dari berbagai latar belakang. Sekitar 100 orang memadati halaman belakang perpustakaan sejak pukul lima sore.

Salah satunya adalah Iman Kurniadi, seorang movie addict yang tinggal di Surabaya. Ia datang bersama kawannya. Ada pula Zani Marjana, seorang penggiat di milis Indobackpacker yang datang dengan membawa sumbangan takjil berupa cake klappertaart yang lezat. Suwun om! Hehehe.Sebelum berbuka memang ada semacam tausiyah singkat dari kyai Rahung yang menceritakan latar belakang pembuatan film dokumenter Merajah Mentawai ini. “Waktu itu saya nggak ada rencana apa-apa, nggak ada script juga. Saya hanya ingin mengabadikan kegiatan Durga di Mentawai, karena menurut saya idenya sangat luar biasa,” kata Rahung.

Sejak akhir dasawarsa 90, Durga meninggalkan Jogja untuk mendalami kehidupan sebagai seorang disk jockey dan underground artist di Berlin. Seni merajah tubuh bukan hal asing bagi Durga, ia sudah berkenalan dengan mesin dan tinta sejak menjadi mahasiswa ISI dan “terlibat” dengan komunitas punk generasi awal di Jogja. Pada 2005, dengan semangat petualangannya, Durga kembali meninggalkan Indonesia menuju Los Angeles, di kota ini Durga mendapatkan inspirasi dari Sua Sulu Ape di Black Wave Studio Tattoo untuk belajar kembali tentang tato tradisi Nusantara. Durga mengamati, sebagai maestro tato tribal, Sua Sulu Ape sering mengunjungi Borneo, Samoa dan Tahiti untuk mendalami tato tradisi yang kini populer kembali.

Berbekal pengetahuan yang minim tentang tato Mentawai, Durga mengajak Rahung untuk bergabung. Catatan antropologis seorang peneliti Belanda, Reimar Schefold, dijadikan acuan awal bagi ekspedisi ini. Bantuan datang kemudian dari Universitas Andalas di mana salah satu mahasiswa jurusan Antropologi ada yang berasal dari Mentawai. Mahasiswa inilah yang menjadi penunjuk jalan utama bagi perjalanan Durga dan Rahung.

Durga menjelaskan bahwa budaya tato Mentawai, salah satu budaya rajah paling tua di dunia, sangat terakit erat dengan sistem kepercayaan suku Mentawai, Arat Sabulungan. “Jadi setiap tato memiliki arti dan proses inisiasinya sendiri. Ia menjadi tanda yang disepakati secara umum, menunjukkan status dan personalitas pemakainya,” kata Durga.

Sayang, hari ini tato Mentawai tidak lagi banyak ditemui. “Kita sulit menemukannya di Pagai, namun masih cukup banyak di Sipora…” kata Durga. Terma cukup banyak ini sendiri tidak benar-benar menggambarkan kata ‘cukup banyak’, tato di Sipora pun hanya bisa ditemui pada orang-orang tua dan sikerei (dukun Mentawai) yang kulitnya sudah penuh keriput. “Anak muda Mentawai sudah malu dan menganggap budaya tato itu ketinggalan zaman, primitif” kata Durga. Pola pikir itu dibentuk dari sistem pendidikan modern yang masuk seiring dengan datangnya misionaris dan lembaga bernama negara.

Reportase: Rumah Abu Han

Menurut Pak Lukito, film dokumenter ini bagus secara komunikasi visual—beliau menyebutkan Anak Naga Beranak Naga (dir. Ariani Darmawan) sebagai pembanding—tapi ada beberapa informasi yang perlu diluruskan. Pertama, Pecinan pertama di Surabaya bukan di Kembang Jepun, tapi di Jalan Karet. Kedua, pernikahan keluarga Han dan keluarga The, terjadi di generasi bawah, dan kemungkinan besar karena kebijakan politis. Ketiga, yang nantinya akan diulasnya lebih lanjut, adalah bahwa arsitektur Rumah Abu Han hanya memadukan 2 gaya, yakni gaya Tionghoa dan gaya kolonial Belanda.

Rumah Abu HanRumah Abu Han

Minggu, 14 Agustus 2011, 18.00
Perpustakaan C2O, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264
(Lihat peta di sini: http://c2o-library.net/about/address-opening-hours/)

Bersama:
Kevin Reinaldo, filmmaker, rantingpohon production
Robert W. Rosihan, pemilik Rumah Abu Han
Ir. Lukito Kartono, MA, dosen arsitektur UK Petra, pakar arsitektur tradisional Tionghoa & Indonesia, Center for Chinese Indonesian Studies (CCIS)
Debby Ariyani, Jejak Petjinan
Moderator: Setyo Nugroho, Surabaya Tempo Dulu

Surabaya dengan segala perkembangan dan kesibukannya, terkadang melupakan sisi-sisi historisnya. Bangunan-bangunan kuno di daerah kota lama, menjadi sebuah peninggalan yang terkadang terabaikan keberadaanya. Padahal mereka memiliki banyak hal unik dan kaya nilai-nilai kebudayaan yang dapat dipelajari.

Salah satu bangunan kuno di daerah kampung Cina di Surabaya adalah Rumah Abu Han. Film Dokumenter Rumah Abu Han menceritakan sebuah rumah peninggalan keturunan Han pada zaman kolonial Belanda di Surabaya yang masih kokoh berdiri hingga saat ini. Sebuah rumah dengan perpaduan 3 gaya arsitektur. Yaitu arsitektur Cina, Belanda/Eropa dan Jawa. Sebuah perpaduan yang unik dan memiliki makna-makna filosofis yang kuat di dalamnya. Bagaimanakah 3 gaya arsitektur tersebut berpadu di dalamnya? Bagaimana keturunan keluarga Han yang hidup saat ini mempertahankan keberadaan rumah leluhur mereka?

Kunjungi:
http://www.facebook.com/Rumahabuhandocumentaryfilm

Makan, Main, Tertawa

Juli lalu, hampir setiap akhir pekan ruang perpus C2O yang biasanya tenang berubah menjadi penuh aktivitas dan tawa anak. Dalam rangka Hari Anak Nasional (23 Juli), kami mengadakan festival anak untuk semua: Eat, Play, Laugh. Berbagai kegiatan anak & craft kami selenggarakan setiap Sabtu dan Minggu.

Rangkaian acara kami godok dari dua bulan sebelumnya. Panti Asuhan Karya Kasih di Jl. Gembong IV/26 membuat banyak dari kami jatuh hati, dan muncullah ide untuk mengadakan pengumpulan buku, mainan dan baju bekas untuk anak-anak panti. Atas saran dari berbagai anggota, beberapa tempat dan komunitas kami tinjau untuk kerjasama. Kak Nitnit dan Kak Okta dari Media Sugesti, Teater Maja, Ayos Purwoaji, dan Pak Slamet A. Sjukur dengan ringan tangan turut meramaikan acara ini. Seiring dengan berjalannya acara, banyak pula individu dan komunitas yang dengan spontan mendukung acara kami, seperti GABI Vihara Buddhayana Surabaya, Persaudaraan Muda-Mudi Vihara Buddhayana Surabaya, Nitchii Drawings, Gathotkaca Studio, dan Garasi337.

Kebetulan, ayah ibu Jasmine, sahabat cilik kami yang kami kenal melalui workshop tahun lalu, ingin mengadakan pameran gambar anak. Dengan kepolosan dan produktifitas menggambarnya yang luar biasa, Jasmine banyak menginspirasi kami. Pembukaan pamerannya (17/7) ramai dihadiri dan penuh dengan tawa kecil pengunjung melihat karya-karyanya yang lucu dan jujur. Reportasenya bisa dibaca di: http://c2o-library.net/2011/07/mari-anggukkan-kepala-untuk-sebuah-keberanian/

Esok harinya kami lanjutkan dengan workshop membuat mainan, Re+Make-Re-Use Toys. Ayos dan Heroes CT, komunitas penggemar dan pembuat mainan yang terdiri dari berbagai mahasiswa DKV dan Despro, memberi workshop yang mencerahkan cara-cara membuat mainan lucu dari bahan bekas. Peserta-peserta cilik membawa pulang mainan tank, pesawat terbang, kura-kura (dan alat pengusir nyamuk milik Tinta, sangat berguna di musim panas ini!) yang mereka buat sendiri dari kardus, benang dan kancing. Reportasenya bisa dibaca di: http://c2o-library.net/2011/07/report-remake-reuse-toys/

Tanggal 23-24 Juli, di akhir pekan Hari Anak Nasional, C2O dihias dengan berbagai hiasan Eat, Play, Laugh. Kami dan pengunjung-pengunjung cilik bergabung teman-teman Karya Kasih untuk menonton hypnotic storytelling dari Kak Nitnit mengenai hiu yang murah senyum. Di belakangnya, Kak Okta memutarkan berbagai musik dan sound effect. Duo yang enerjik dan lincah.

Esoknya, giliran Teater Maja menghibur kami dengan pentas boneka. Kaka, Rici, dan Mba Yuli meminjamkan tikar mereka untuk lesehan penonton. Peserta Cookie Decorating Workshop menonton sambil memakan lollipop cookies yang mereka hias sebelumnya.

Hari Sabtu terakhir, Rici, Angga, Tinta, Kaka dan Pauline berkumpul di C2O pk. 11.00, dan bersama-sama berangkat ke Panti Asuhan Karya Kasih untuk menyerahkan hasil donasi Toys for Tots, makan siang dan bermain bersama Puput, Monik, Rama, Markus dan teman-teman. Ajeng, Andre dan Ari menyusul, bertemu langsung di Panti. Tak ketinggalan Kak Nitnit dan Kak Okta turut datang meramaikan, dan ternyata, 30 Juli adalah hari ultah Kak Nitnit! Semoga panjang umur dan sehat selalu.

Hari terakhir penutupan, kami mengundang Pak Slamet A. Sjukur, yang memberi workshop komposisi musik yang lucu tapi jitu, dengan hanya menggunakan suara-suara yang dihasilkan tubuh kita sendiri tanpa alat (musik). Dibuatkannya juga di tempat musik khusus untuk Kak Nitnit. Menutup acaranya, Pak Slamet mengucapkan, mungkin saat ini kita memang kekurangan spontanitas dan pendekatan yang holistik dalam menikmati proses bermain dan belajar. Ada banyak kesenangan, pembelajaran dan permainan seru yang kami dapatkan melalui Eat, Play, Laugh. Kami harap begitu pun semua pengunjung dan peserta menikmati acara ini.

Terima kasih, kegiatan ini tidak akan berlangsung tanpa dukungan, perhatian, dan waktu yang telah teman-teman berikan untuk acara ini. Sampai jumpa di Eat, Play, Laugh berikutnya tahun depan! Nantikan foto-foto dan video acara di website kami, http://c2o-library.net

—————————————————–
Much thanks, love and respect to: Anitha Silvia (sales & promo), Andriew Budiman (Visual stylist), Pauline Sen (fotografi), Ajeng Kusumawardani, Ari Kurniawan, Hendra surya Hadiwijaya, Kaka Juli Suharto, Rici Alric Kristian, Angga, Reza (Garasi337), Dwi Putri Ratnasari
Pengisi acara: Jasmine, Pak Ramok, Bu Ike | Agus Pamungkas, Rendra Firdaus (Heroes Ct) | Ayos Purwoaji (hifatlobrain) | Kak Nitnit, Kak Okta (Media Sugesti) | Teater Maja | Mama Titien, Rama, Puput, Monik, Markus, dkk (Karya Kasih) | Slamet A. Sjukur
Media: Colors 87.7FM, Tabloid NOVA, BCTV, Surabaya City Magz, SBO, RCTI.
Camera from Erlin G. | Handycam from Soe Tjen M.
Donatur Toys for Tots untuk Karya Kasih: GABI Vihara Buddhayana Sby, Pauline Sen, Ajeng Kusumawardani, Ari Kurniawan (mainan), Gathotkaca Studio, Kaka J. Suharto, Nitchii Drawings, Jay Hartarto, Dima, Yoyo, Bu Ivan & Cininta
Hasil Donasi: Buku tulis, buku gambar, 3 kantong+2dus baju, 1 dus buku, 30 nasi kotak, 15 Happy Meal, 24 cupcakes, donat, es krim, juicer, uang kas.
Sumbangan uang dapat ditransfer langsung ke pengurus panti: Bank BRI 3138-01-007384-53-2 cab. Diponegoro
A/N Damai Kristina (telp 081332736296)

Music to Eat, Play, and LaughMusic to Eat, Play, and Laugh

Penutupan Eat, Play, Laugh: Kids Fest for All
bersama Slamet Abdoel Sjukur
Minggu, 31 Juli 2011
Perpustakaan C2O, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264
(lihat peta lokasi di: http://c2o-library.net/about/address-opening-hours/ )

Workshop komposisi musik, lucu tapi jitu
15.00-17.00

Pemutaran film The Chorus
Sebuah film Prancis tentang sekolah anak-anak “buangan” yang kemudian menjadi anak-anak yang mempesona setelah bersentuhan dengan musik yang penuh kasih.
17.00-19.00

Slamet Abdul Sjukur (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 30 Juni 1935; umur 75 tahun)[1] adalah seorang komponis dari Indonesia. Ia disebut sebagai salah seorang pionir musik kontemporer Indonesia. Karya-karyanya telah banyak dinikmati di mancanegara, khususnya negara-negara Eropa. Ialah yang mempunyai ide yang disebut minimaks, yaitu menciptakan musik dengan menggunakan bahan yang sederhana dan minim. Ia adalah satu satu musisi Indonesia yang di tahun 1970an mengenyam pendidikan lebih dari 14 tahun di Eropa, di Perancis dengan Olivier Messiaen dan Henri Dutilleux.

Beberapa penghargaan yang telah diterima adalah: Bronze Medal dari Festival de Jeux d’Automne in Perancis (1974), Piringan Emas dari Académie Charles Cros di Perancis(1975, untuk karyanya berjudul Angklung) dan Medali Zoltán Kodály dari Hungaria (1983). Majalah Gatra juga memberinya anugerah sebagai pioner musik alternatif (1996) dan ia juga diangkat sebagai anggota Akademi Jakarta seumur hidup (2002). Pada tahun 2005, Slamet Abdul Sjukur dianugerahi penghargaan dari Gubernur Jawa Timur karena dedikasinya pada musik.

Beberapa nama yang menonjol yang sempat mengenyam ilmu darinya adalah Tony Prabowo, Gilang Ramadhan, Franki Raden, dan Soe Tjen Marching.

———
Acara ini adalah acara penutupan festival anak & craft Eat, Play, Laugh, yang diselenggarakan selama bulan Juli 2011 di Perpustakaan C2O.
Lengkapnya: http://c2o-library.net/2011/07/eat-play-laugh/

Gratis dan terbuka untuk umum. Sampai ketemu!

Info:
Email: c2o.library@yahoo.com
Telp: 031-77525216

Reportase: Mari Anggukkan Kepala Untuk Sebuah Keberanian

Hari ini saya bangun dalam keadaan fresh, setelah semalam dapat beristirahat dengan kualitas tidur yang amat baik. Kita telah melalui hari besar kemarin. Sebuah hari yang menandai langkah awal jasmine menjemput takdir terbaiknya. Sebuah pameran yang berkisah tentang perjalanan ‘trance’ nya selama 3 tahun terakhir. Tentu saja ini akan menjadi sebuah pengalaman awal yang akan mengajaknya untuk terus berkarya di masa yang akan datang. Ketika jasmine adalah inspirasi bagi kami orang tuanya, karyanya sendiri mudah-mudahan akan menjadi inspirasi bagi orang lain. Kemarin kami lebih banyak mendengar bahwa karya jasmine membuat isi kepala mereka menjadi penuh, ingin segera menciptakan sesuatu, daripada mengatakan bahwa gambarnya bagus. Jasmine ternyata berhasil menjadi inspirasi bagi mereka. Kami cukup terharu dengan pengantar yang ia sampaikan di hadapan audiens. Kami nyaris tidak mampu mendengar konten pembicaraan yang ia uangkapkan secara verbal, hati kami sudah terlebih dulu dipenuhi dengan keharuan yang biru ketika ternyata ia memiliki keberanian untuk mempresentasikan dirinya dihadapan banyak orang yang kebanyakan tidak ia kenal.

Pada sesi berikutnya, setiap orang mulai melihat karya-karyanya. Jasmine sudah mulai ditandai melalui karyanya. Sebuah refleksi tentang hidupnya, isi kepalanya dan apa yang hendak ia katakan melalui gambar-gambarnya. Dia tidak lebih baik dari kebanyakan gambar yang dihasilkan anak-anak lain. Tapi dia mampu mengangkat keunikannya sendiri. Dimana kami seringkali juga dibuat bingung dengan kecepatannya dalam menarik garis. Antara terprediksi dan tidak terprediksi. Dia nyaman di zona itu, dan tampak ‘kurang peduli’ apakah orang lain mampu menangkap pesannya atau tidak. Pesan yang disampaikan hampir tak bertendensi. Ia merasa bebas, itu yang terpenting.

Pada sebuah sudut seorang temannya bahkan mulai bisa menikmati komik sederhana yang ia buat. Coba lihat, dia membacanya seperti sedang membaca komik yang dibuat orang-orang tenar di gramedia sana. Karya jasmine bisa juga membuat anak lain ‘trance’ ketika menikmatinya. ‘Trance’ Jasmine ternyata menular. Beberapa orang dewasa tampak terpingkal-pingkal dan mulai menggelengkan kepalanya, semua terjadi karena membaca komik jasmine. Mungkin kalau dia sudah dewasa, ia akan melihat semua pemandangan ini dengan perasaan tertentu untuk dirinya sendiri. Tapi saat ini dia tetap anak-anak, yang ketika bertemu dengan teman seusianya dorongan untuk bermain tetap mencuat secara wajar. Jasmine tetap anak-anak dan akan terus jadi anak-anak di mata kami.

Saya ingin menampilkan beberapa karya jasmine di bawah ini. Dengan juru display sang ayah, sebuah sudut ruangan perpustakaan C2O disulap menjadi galeri dimana karya-karya jasmine bisa kita nikmati. Berkenaan dengan ini kamipun amat mengucapkan syukur, karena ternyata saya dan suami masih punya energi untuk menjadi manager sang artist cilik, di sela-sela kesibukkan kami ‘mengurus negara’. Maaf sayang, energi kami untukmu hanyalah energi sisa. Tapi kami senang melakukannya. Jasmine adalah aset baik bagi kami maupun bagi bangsanya. Kalau kemarin dia bisa tidur siang dengan nyenyaknya, sementara kami sibuk bolak balik bahkan tak sempat mandi, itu semua kami lakukan karena komitmen kami sejak awal untuk menjadi pendukungnya. Ternyata berat jadi manager artist, kerja Rodi (jadi rodist), sementara sang artist santai, pulang sekolah, makan siang dan tidur siang. Uwehehehe…..

Kami beruntung dikelilingi teman-teman yang hebat, support kalian membuat semua ini berjalan pada rel nya, menggenapkan energi sisa kami. Kami hanya dapat menyerahkan semua pada Tuhan untuk membalas semua kebaikan dan support kalian. Kat dan C2O crew, yang telah berani menjadi media untuk karya-karya jasmine ; Andriew budiman, selaku makelar pameran, yang telah mendorong kami untuk berani menyelenggarakan pameran ini ; Pak Ivan dan Bu Ivan yang selalu mensupport kami untuk terus memperhatikan bakat jasmine, meningkatkan keberanian jasmine dan selalu mengingatkan untuk jangan sekali-sekali memasukkan jasmine ke sanggar-sanggar seni atau les gambar ; Mak jum yang telah setia mendampingi jasmine sejak ia baru saja di lahirkan hampir 7 tahun yang lalu ; sekolah-sekolah jasmine, teman-teman jasmine, juga teman-teman ayah dan bunda jasmine ; juga sponsor-sponsor lain yang telah berani membuat semua jadi terlaksana. Kalian semua sudah membuat jasmine menjadi berani, kami menjadi berani, dan kita semua menjadi berani. Kami hampir tak pernah punya mimpi sebelumnya, namun begitu semua tampak nyata saat ini.

Bagi yang masih ingin melihat karya jasmine, silahkan datang ke C2O Library, Jl. Dr. Cipto No.20 Surabaya (seberang Konjen USA). Karya masih akan di gelar hingga tanggal 30 Juli 2011. Terima Kasih.

Reportase: Membuat mainan di Akhir Pekan

Minggu sore, 17 Juli 2011, Nadhif, Ayesha, Revy, Firly dan Selvi berkumpul di ruangan perpustakaan C2O untuk mengikuti workshop Re – Make + Re – Use Toys. Dalam workshop ini, Heroes Ct, komunitas penggemar dan pembuat toys, dan Ayos Purwoaji memperagakan pengolahan dan pembuatan mainan dari barang-barang bekas seperti kardus, kancing, benang dengan menggunakan gunting dan lem.

Meskipun awalnya anak-anak ini tampak bingung melihat contoh mainan-mainan daur ulang yang dibawa Heroes Ct, dengan cepat mereka turut asyik bergabung membuat mainan mereka. Menarik melihat bagaimana dari bahan-bahan sederhana ini, mereka bisa membuat berbagai boneka: kepiting, kura-kura, keong, mainan tank, pesawat terbang, dan lain sebagainya.

Ingatkah saat kita kecil dan membuat mainan sendiri, entah mainan karet, kertas lipat, daun singkong, kulit jeruk atau batok kelapa? Dari kardus-kardus bekas yang kita bayangkan sebagai lorong-lorong dan rumah-rumahan? Hal-hal yang sederhana ini bermain-main dengan dunia imajinasi kita. Sayangnya, daya imajinasi dan kreatifitas spontan seperti ini makin terkikis dari kehidupan kita sehari-hari. Mungkin salah satunya karena saat ini mainan-mainan modern begitu membanjir di mana-mana. Ayos juga menceritakan sedikit mengenai permainan-permainan tradisional yang makin menghilang. Anak-anak dengan mudah membeli mainan jadi yang menarik dan dipenuhi berbagai kecanggihan terkini. Tak jarang mereka jauh lebih piawai daripada orang dewasa dalam menggunakan handphone, Blackberry, atau perangkat elektronik terkini lainnya.

Bukan berarti kita hendak menentang penggunaan alat-alat elektronik tersebut. Tapi kenapa tidak kita sekali-sekali kita sedikit mencoba alternatif lainnya, yang dapat dibuat dari barang-barang (bekas) sekitar? Atau menengok kembali dolanan lama? Selain merangsang sistem kognisi dan kreatifitas yang berbeda, proses membuat mainan sendiri juga mendekatkan si anak dengan mainannya. Terlalu sering, membeli mainan jadi juga membuat anak cepat bosan dengan mainannya. Mungkin dengan melibatkan anak dalam proses pembuatan mainan mereka sendiri, dapat membuat mereka sedikit lebih menghargai dan mendekatkan mereka dengan hasil karya mereka sendiri.

Paling tidak, begitulah harapan kami untuk workshop kecil ini. Terima kasih banyak kepada Heroes Ct. dan Ayos Purwoaji atas workshopnya yang mencerahkan. Bagi yang kelewatan acara ini, masih ada banyak rangkaian acara Eat, Play, Laugh lainnya selama akhir pekan di bulan Juli: hypnotic storytelling, pentas boneka, workshop menghias kue, dan workshop komposisi musik.

Untuk jadual Eat Play Laugh, lihat: http://c2o-library.net/2011/07/eat-play-laugh/
Keterangan lebih lanjut, hubungi: c2o.library@yahoo.com atau 031-77525216. Sampai ketemu!