Klab Baca: Budaya Bebas

Untuk klab baca bulan April, kita akan membaca Budaya Bebas: Bagaimana Media Besar Memakai Teknologi dan Hukum untuk Membatasi Budaya dan Mengontrol Kreativitas (Lawrence Lessig).
Jumat, 27 April 2012, pk. 18.00

Sesuai dengan semangat kreatif dalam buku ini, dalam klab baca kali ini, setiap peserta bisa menjadi pemandu. Setiap pemandu akan mempresentasikan dan membahas satu bab dalam buku ini, untuk kemudian disambung oleh pembahas berikutnya. Bagi yang tertarik berpartisipasi, mohon mendaftar di info@c2o-library.net / 031-77525216 agar kita bisa membagi bab-bab pembahasan :)

Versi cetaknya dapat dipinjam di C2O, atau unduh versi PDFnya, tersedia dalam bahasa Indonesia maupun Inggris.

Buku “Budaya Bebas: Bagaimana Media Besar Memakai Teknologi dan Hukum untuk Membatasi Budaya dan Mengontrol Kreativitas” karya Lawrence Lessig ini menguraikan bahwa di luar kenyataan tentang teknologi baru yang selalu mendorong juga lahirnya produk hukum baru, kini para pelaku monopoli media justru memanfaatkan ketakutan terhadap teknologi baru ini, terutama Internet, untuk membatasi gerak gagasan di ranah publik. Meskipun pada saat yang bersamaan korporasi-korporasi ini juga menggunakan teknologi yang sama untuk mengendalikan apa yang dapat dan tidak dapat kita perbuat dengan budaya. Yang menjadi korban di sini adalah kebebasan kita untuk mencipta, membangun dan akhirnya, kebebasan berimajinasi. Buku yang juga merupakan hasil lokakarya penerjemahan KUNCI tahun 2011 ini diterbitkan atas dukungan Ford Foundation Indonesia sebagai bagian dari proyek “Konvergensi Media dan Teknologi di Indonesia”.

Biaya Rp. 5.000, mendapatkan:
– freeflow teh/kopi
– handout
– sewa gratis buku berkaitan
RSVP: info@c2o-library.net / 031-77525216

Klab Baca: Raja, Priyayi, Kawula

Klab Baca C2O Maret 2012, akan membahas: Raja, Priyayi, Kawula (Kuntowijoyo)

Kamis*, 22 Maret 2012, pk. 18.00 – 21.00
Perpustakaan C2O, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264
Bersama Antonio Carlos.
Rp. 5.000 mendapat kopi/teh dan snack/handout.
INFO: 031-77525216 / info@c2o-library.net
*Mohon maaf, bulan ini klab baca digeser menjadi Kamis sehubungan dengan hari raya Nyepi di Jumat keempat. Terima kasih.

Reportase: Makassar Nol Kilometer

Buku yang menjadi salah satu rujukan utama bagi siapapun yang ingin mengetahui mengenai budaya populer Makassar dan sekitarnya. Di dalamnya, kita menjumpai 49 artikel (meski versi revisi hanya memuat 48), yang dibagi menjadi 4 tema: komunitas, kuliner, fenomena, dan ruang. Dari buku ini, kita bisa membaca mengenai suporter sepak bola PSM, waria Karebosi, casciscus English meeting di Fort Rotterdam, makanan-makanan dari Coto hingga Jalangkote (yang ternyata adalah pastel!), pete-pete (angkutan kota berwarna biru), dan berbagai potret-potret Makassar di tahun 2005.

Only a Girl tersedia di C2O

Beberapa hari yang lalu, kami girang sekali menerima paket kiriman buku Lian Gouw. Paket ini berisi 10 eksemplar versi Inggris buku Only a Girl, buku karya Lian yang Oktober 2010 lalu diluncurkan di C2O. Lian menghadiahkannya pada kami untuk dijual agar hasilnya dapat membantu dana operasional C2O.

Dapat dibeli di C2O:
Only a Girl: Menantang Phoenix (Bhs. Indonesia, Gramedia Pustaka Utama) @ Rp. 65.000
Only a Girl (Bhs. Inggris) @ Rp. 100.000
Diskon 10% untuk anggota C2O.

Info pembelian:
Ph: 031-77525216 / 081515208027
Email: info@c2o-library.net
Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264.

——–

Only a Girl menuturkan dengan sangat menyentuh kisah tiga generasi perempuan Tionghoa yang bergumul demi identitas mereka di tengah ketidakpastian Revolusi Indonesia, Perang Dunia II, dan dunia yang dilanda depresi.

Nanna, seorang ibu yang berperan sebagai kepala keluarga, berupaya keras untuk mempertahankan dan menanamkan nilai-nilai tradisional Tionghoa, sementara anak-anaknya sangat ingin berbaur dengan masyarakat kolonial Belanda yang mereka anggap lebih modern. Carolien, puteri bungsu Nanna, terbuai dengan keuntungan yang dia peroleh dengan mengadopsi gaya hidup barat. Sayangnya, jalan yang dia tempuh terbukti salah setelah perkawinannya memasuki masa-masa sulit dan akhirnya kandas, dan merasakan berbagai akibat membesarkan puterinya, Jenny, dalam budaya Belanda.

Pengasuhan gaya barat yang diterima Jenny ternyata sangat tidak menguntungkan setelah Indonesia merdeka karena budaya Belanda tidak lagi dipandang. Cara-cara unik Nanna, Carolien, dan Jenny menghadapi berbagai tantangan mereka masing-masing memperlihatkan kisah rumit masyarakat China di Indonesia, khususnya antara tahun 1930-1952.

Novel yang terinspirasi oleh peristiwa historis ini akan memberikan banyak pemahaman sejarah, budaya, dan nilai-nilai yang ingin dipertahankan oleh masyarakat Tionghoa dan bagaimana konflik antargenerasi harus dihadapi dan diselesaikan.

Lian Gouw lahir di Jakarta dan dibesarkan di Bandung pada masa kolonialisme Belanda, kemudian beremigrasi ke Amerika dan tinggal di sana sampai sekarang. Puisi dan cerpen Lian Gouw telah dimuat di Quietus Magazine. Her Predicament, versi awal bab pertama novelnya,Only a Girl, dimuat dalam antologi the SF Writers Conference 2006, Building Bridges from Writers to Readers.

Dalam tulisannya, Lian banyak menggali tema-tema relasi antarmanusia, hubungan dengan binatang, dan fantasi bernuansa fabel. Secara khusus, dia tertarik mengeksplorasi kehidupan dan pergumulan kaum perempuan.

Voice of the Past: Oral History

Ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti, buku ini tidak hanya memberi kita panduan untuk memulai projek sejarah lisan, tapi juga membahas, dan mempertanyakan, metode dan makna sejarah dalam kehidupan kita, serta pentingnya peran sumber-sumber lisan yang sering kali kurang diperhatikan. Buku yang mendorong kita tidak hanya untuk mempelajari sejarah, tapi juga dengan aktif mengujarkan, menuliskan, membentuknya. “Oral history gives history back to the people in their own words. And in giving a past, it also helps them towards a future of their own making.”

Ritus Modernisasi

Salah satu rujukan utama mengenai seni pertunjukan Jawa Timur ini mengandaikan pertunjukan ludruk sebagai suatu “ritus modernisasi”, di mana ludruk membantu orang-orang menetapkan gerak peralihan mereka dari satu macam situasi ke situasi yang lain, dalam hal ini dari tradisional (seperti desa) ke modern (kota, pabrik).

Reportase: Harry Potter and the Deathly Hallows

Peserta (menurut urutan alfabet): Anitha Silvia, Ari Kurniawan, Ary Amhir, Devy, Kathleen, Randy

Klab Baca Harry Potter (selanjutnya disingkat HP) di mulai setelah Devy -peserta terakhir diskusi- datang. Sebelumnya peserta lain, duo Ari/y , Randy dan Kat menunggu dimulainya diskusi dengan membaca tipis-tipis, bergosip, sembari menyaksikan film terakhir HP 7 dilayar televisi C2O melalui pemutar yang cakram video digitalnya sempat macet dua kali itu. Malam itu cuaca sangat gerah, dengan tingkat kelembapan udara cukup tinggi. Ditemani seduhan teh hangat , beberapa potong kueh kering…… -kudapan ala inggris, saya dan Randy memilih mengambil teh kemasan botol dari lemari pendingin- dan tak lupa guyonan-guyonan kering, peserta diskusi kemudian siap masuk kedalam dunia diskusi Harry Potter yang (harapanya) menyihir… Alohomora!

Reportase: Kisah di Balik Pintu

Dalam ‘Kisah di Balik Pintu’, penulis meneropong identitas perempuan Indonesia ketika berada di ruang publik dan privat, pada media tulis. Representasi di ruang publik diwakili oleh otobiografi beberapa perempuan yang dekat dengan tokoh nasionalis, sedang di wilayah privat diambil dari diari beberapa perempuan biasa. Baik otobiografi maupun diari ini ditulis pada masa orde baru (1969-1998). Penulis lalu menganalisa otobiografi dan diari ini dikaitkan dengan represi rezim orde baru.

Klab Baca: Saksi Mata

November ini kita akan membaca dan membahas Saksi Mata, sebuah novel sejarah dengan latar belakang Surabaya di zaman penjajahan Jepang yang ditulis oleh Suparto Brata. Dan kita beruntung sekali bahwa kali ini Pak Suparto Brata pun bersedia datang untuk berbagi pengalaman dan banyak cerita menarik lainnya!

Buku Saksi Mata dapat dipinjam di Perpustakaan C2O. Ulasan oleh Antonio Carlos, moderator kita untuk acara ini, bisa dibaca di : http://c2o-library.net/2010/11/saksi-mata/

Biaya Rp. 5.000, mendapatkan kopi/teh dan snack. Info lebih lanjut mengenai klab baca bisa dibaca di bawah, atau hubungi info@c2o-library.net

———————————————
TENTANG KLAB BACA C2O
———————————————

September lalu, kami memulai program bulanan Klab Baca. Klab ini terbuka untuk umum, dengan maksud untuk berbagi, menghargai pengalaman dan pemahaman membaca judul yang sama dalam suasana yang akrab dan seru.

Jika ingin bergabung, silahkan datang di hari pertemuan kita: Jumat keempat tiap bulan, pk. 18.00. Jadual di samping.

Jadual pertemuan Klab Baca:
Jumat keempat tiap bulan, pk. 18.00

28 Oktober 2011 : Harry Potter & the Deathly Hallows (PIC: Andriew Budiman)
25 November 2011 : Saksi Mata (PIC: Antonio Carlos)
28 Januari : Have a Little Faith (Mitch Albom) (PIC: Ary Amhir)*
* = ada sedikit perubahan, Januari depan kita akan membaca Have a Little Faith (Mitch Albom), dan akan dipandu oleh Ary Amhir.

Apa saja yang akan dibaca?
Macam-macam, diajukan oleh anggota untuk kemudian dipilih bersama-sama di saat pertemuan. Boleh dari berbagai genre: novel, sastra, misteri, sci-fi, detektif, cerpen, jurnal, buku anak, komik, biografi, sejarah, budaya, desain, sains, travelling, masak, dll. Jika ada versi eBook/audiobooknya, akan kami pasang di http://c2o-library.net

Moderator:
Yang mencalonkan bukunya! :)

Variasi kegiatan:
– Membahas buku
– Literary games
– Role-playing
– Nonton film
– dsb.

Siapa saja yang boleh gabung?
Terbuka untuk umum, pada siapapun yang tertarik. Tidak masalah meski belum membaca bukunya.
Catatan: untuk meminjam buku, tetap harus menjadi anggota C2O

Iuran Rp. 5.000/pertemuan, mendapat:
– Freeflow kopi/teh
– Snack atau handout
– Sewa gratis buku yang akan dibaca bulan tersebut (harus menjadi anggota C2O)

INFO: info@c2o-library.net

Kisah di Balik Pintu

Jumat, 18 November 2011, pk. 18.00
C2O, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264
(Jalan kecil seberang Konjen Amerika. Lihat peta di: http://c2o-library.net/about/address-opening-hours/)

Bersama penulis, Soe Tjen Marching
Moderator: Ary Amhir, penulis TKI di Malaysia, Indonesia yang Bukan Indonesia.

Bagaimana para perempuan Indonesia menampilkan jati diri mereka di depan publik? Dan apa yang terjadi di balik pintu, ketika tak sepercik matapun mengintip tingkah laku mereka dan mereka mempunyai kesempatan untuk lebih leluasa?

Buku ini memaparkan perbedaan antara representasi identitas perempuan di publik dan privat, dengan membandingkan otobiografi dan buku harian yang ditulis oleh beberapa perempuan Indonesia di masa Orde Baru. Dalam periode tersebut, gender adalah salah satu fokus utama dari indoktrinasi pemerintah. Perempuan sering kali terpenjara oleh stigma-stigma patriarki yang dibentuk oleh ideologi ini.

Dalam lingkup yang demikian, tidak mengherankan bila otobiografi perempuan Indonesia yang diterbitkan pada masa itu menampakkan adanya kemanutan pada stigma-stigma ini. Sebaliknya, dalam buku harian, penulis-penulisnya bisa lebih leluasa menyuarakan pemberontakan mereka. Namun, walalu buku harian lebih leluasa menyuarakan penyempalan mereka terhadap norma dan ideologi, nilai-nilai patriarki masih bisa ditemukan di dalamnya.

“Buku ini amat original dan menggebrak.” — Susan Blackburn, University of Monash, Australia

Soe Tjen Marching adalah seorang penulis, akademisi, dan komponis. Karya-karyanya telah memenangkan berbagai penghargaan nasional maupun internasional. Novelnya yang berjudul Mati, Bertahun yang Lalu diterbitkan oleh Gramedia (2010), dan telah diluncurkan di C2O Januari lalu.