Reportase: DIY #7 Digital Media Design

Mendefinisikan desain di era digital seperti saat ini ternyata tidak begitu mudah, ada banyak persilangan dan koneksi yang terjadi antar disiplin sehingga memunculkan domain dan bentuk baru dalam berkesenian. Bentuk-bentuk desain konvensional dapat berubah sebagian atau malah menemukan evolusinya yang sama sekali baru.

Dalam diskusi saya memang tidak melontarkan pertanyaan klise “Apakah digital media menurut menambah daftar kebingungan dari setiap peserta diskusi yang hadir saat Anda?” karena saya yakin jawaban dari setiap panelis akan berbeda dan yang terjadi hanyalah itu. Maka saya mengarahkan diskusi tentang digital media ini pada isu kekinian yang masih bisa dielaborasi untuk menelurkan gagasan baru. Salah satunya adalah isu tentang posisi Surabaya dalam peta desain Nasional.

DIY Exhibition: Atom Jardin

Atom Jardin: Pameran tunggal ilustrasi oleh Yudha Sandy
Kamis, 27 Oktober 2011, pk. 18.00 – selesai
Perpustakaan C2O
Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264
(lihat peta di sini: http://c2o-library.net/about/address-opening-hours/)

Gratis & terbuka untuk umum.
INFO: (031) 77525216 / 0858 5472 5932

Reportase: DIY #6 Fashion

Ini adalah reportase DIY Talk 6:Fashion, bagian dari Design It Yourself, rangkaian acara desain yang digelar di C2O selama bulan Oktober 2011, ditulis oleh salah satu panelis kami, Surabaya Fashion Carnival. Untuk jadual lengkap Design It Yourself, lihat: http://c2o-library.net/2011/10/design-it-yourself-2011/
—————————————————————————————————————–
Halo semua! Kemarin pada dateng gak nih ke acara DIY Talk#6? Kalo enggak, aduhh rasanya sayang banget deh. Soalnya kalian ngelewatin sebuah momen yang inspiratif!

#1 : Pra-acara

Saat itu jarum jam mengarah pukul 16.30. Tim Surabaya Fashion Carnival segera beranjak dari kendaraan dan menuju sebuah perpustakaan yang berada di jalan Cipto 20, Surabaya. Sesampai di pintu masuk, kami langsung disambut ramah oleh Anitha Silvia (Tinta), seorang kerabat dan juga penikmat acara seni dan budaya. Beliau lantas segera mengajak kami bertemu dengan teman-teman pengurus perpustakaan C2o (salah satunya Kathleen Azali — pemilik perpustakaan C2o) dan moderator acara diskusi sore itu, Linartha Darwis.

Sambil memberikan materi presentasi kepada Kathleen, kami juga menyambi obrolan dengan Linartha yang ternyata adalah penulis di sebuah majalah lokal. Obrolan kami pastinya tidak jauh-jauh dari kegiatan masing-masing; mulai dari topik kegiatan Surabaya Fashion Carnival sampai pada sneak peek tentang materi diskusi. Tidak lama kemudian, datanglah Kanyasita Mahastri dan Andriani Rahayu dari label VRY yang kompak dengan outerwear hitam-nya. Kedatangan mereka membuat suasana semakin ramai, diikuti dengan hadirnya Ibu Aryani Widagdo (founder Arva School of Fashion), Embran Nawawi (instruktur fashion design Arva School of Fashion), Era Hermawan (pemilik Tempat Biasa), Chamomile Nungki (owner dan creative director dari label House of Laksmi), dan pasangan suami-istri pelopor independent premium store di Surabaya, Alek Kowalski dan Dewi Asthari (pemilik ORE Premium Store dan fashion label allthethingsivedone). Nah, para pembicara kini sudah lengkap. Yuk kita mulai acara diskusi-nya!

#2 : Acara !

Menjelang pukul 6 sore, para peserta diskusi mulai memenuhi venue. Jujur aja, kami cukup takjub melihat jumlah perbandingan peserta cowok dan cewek saat itu yang gak jauh beda. Hal ini tentu bertentangan dengan perkiraan kami sebelumnya bahwa diskusi kali ini bakal dipenuhi peserta cewek (kalian pasti tau alasannya. Iya ‘kan?). Namun itu bukan masalah besar, berarti ada peningkatan awareness akan fashion disini. Setuju? :)

Reportase: Workshop Malaikat & Singa

Selasa, 18 Oktober 2011

15.00-17.00

Jam 3 sore, matahari masih terasa panas di halaman c2o library, akhir-akhir ini udara memang lebih panas berlipat-lipat dari biasanya yang sudah panas, rombongan tur Malaikat dan Singa tiba dengan selamat di c2o library. Semalam mereka melakukan pertunjukkan musik di Mojokerto, tentu mereka masih lelah tapi Arrington tetap semangat untuk bergerak di tengah panasnya Surabaya. Demi keakraban, kami menyebut Arrington de Dionyso dengan Arrington Dinoyo, Dinoyo adalah nama jalan yang terkenal di Surabaya, hahah. Sore ini c2o library memfasilitasi workshop drawing oleh Arrington Dinoyo yang berasal dari Olympia, USA. Arrington Dinoyo telah memproduksi dua album (“Malaikat dan Singa” dan “Suara Naga”) yang diliris oleh label indie kenamaan K Records. Selain mengeksplorasi musik, Arrington juga giat mengeksplorasi gambar. Bulan Oktober ini YesNoWave Music menyelenggarakan tur “Malaikat dan Singa” di kota Jakarta, Bandung, Malang, Mojokerto, dan Surabaya.

Para peserta workshop pun berdatangan, teman-teman dari DKV UK Petra yaitu Chelcea, Debby, Elang, dan Ega, teman-teman dari Milisi Fotokopi yaitu Kuro, Kemplo, Bagus, Dani, dan Jowy. Phobe dari Bhineka juga turut serta. Tanpa banyak bicara workshop atau mungkin lebih tepatnya acara menggambar bersama dimulai, kertas samson ukuran A0 digelar di halaman c2o, kuas dan tinta cina menjadi senapan utama dalam mengeksekusi gambar.

Reportase: Tempertantrum, Pameran mixtape kolektif

Pembukaan pameran mixtape yang bertajuk Tempertantrum dilakukan sekitar jam 7 malam, dimulai dengan pengantar dari salah seorang penggagas pameran, Mikha Ogamba, dia menceritakan ide dan proses produksi pameran. Salah seorang pengunjung bertanya, “Apa itu mixtape?” Tidak heran muncul pertanyaan itu karena tidak ada pengantar pameran yang menjelaskan apa itu mixtape. Secara sederhana Mikha menjelaskan bahwa mixtape adalah kompilasi lagu yang memiliki tema tertentu dan direkam dalam kaset dan sekarang lebih sering memakai cakram padat, seluruh para partisipan mengirimkan mixtape dalam bentuk cakram padat. Ini mungkin pameran mixtape pertama di Indonesia, panitia penyelenggara yaitu bejana kultur dan majalah sintetik menyebutnya sebagai pameran audio-visual karena selain mixtape juga dipamerkan artwork dua dimensi dan tiga dimensi sebagai visual dari mixtape.

Mixtape dan artwork dari 54 partisipan dari kota Malang, Surabaya, Surakarta, Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dan Pontianak memenuhi tiap sudut kosong dalam c2o library, artwork yang dipamerkan beragam, sederhana, dan bersifat personal, begitu juga mixtape-nya, sangat beragam dan sangat personal dengan tema-tema yang lekat dengan kehidupan anak muda di era modern. 54 partisipan Tempertantrum yaitu Aghastyoghalis, Ababil Ashari, Adythia Utama, Adit Bujubuneng al Buse, Ahmad Taufiqqurakhman, Akhmad Alfan Riadi, Aldy Kusumah, Aldiman Sinaga, Alfian Beiblupbee, Anitha Silvia, Anizar Yasmeen, Anggung Kuykay, Avezinebid, Ayu Widjaja, Bagus Priyo, Chyntia Puspitasari, Coloroyd, Decky Yulian, Didit Prasetyo, Dilla Qolbi, Donny x Rio, Eko Cahyono, Emil Ismail, Evan Permana, Farid Stevy, Fattah Setiawan, Gembira Putra Agam, Gooodit x Kentang Radio, Gunawan x Ami Azyati, Hanna Theodora, Harlan Boer, Kero Copy, Kontemplasihati Komanghilmi, Rakhmad Dwi Septian, Limbang, M. Abdul Manan, Mikha Ogamba, Marikamanzila, Ndnmld, Novaruth, Novielisa, Ossidiaz, Pandu Dewantara, Pink, Rangga Nasrullah, Redi Murti, Ricky Baybay Janitra x Ella Wijt, Rino Adlis, Samacksamakk, Sawi Lieu, Subnorway x Ican Harem, Widhiastana, Yogi Gagah, Wok The Rock.

Digital Media Design

DIY Talk #7: Digital Media
Minggu, 23 Oktober 2011, pk. 17.00
Perpustakaan C2O
Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264
(lihat peta di sini: http://c2o-library.net/about/address-opening-hours/)
INFO: (031) 77525216 / 0858 5472 5932

Pembicara:
Beny Wicaksono (WAFT)
Hendry Wahana (Motionanthem)
Pinkan Victorien (VJ Poystories)
Eko Ende (Kinetik)
Novi Elisa (VJ Subsidiary)
Arghubi Rachmadia (Public Space)
Phleg (Terbujurkaku)

Moderator:
Ayos Purwoaji (hifatlobrain)

Berpraktik di wilayah disiplin desain yang tergolong muda, para panelis dibawah ini selalu berada dalam tantangan mengolah pesan dan ekspresi mereka dalam bentuk medium yang karakter dan kompleksitasnya berkembang seiring laju percepatan teknologi itu sendiri.

DIY Screening
RIP: A REMIX MANIFESTO
Documentary | Music (2009) | Duration 80 min

Let web activist Brett Gaylor and musician Greg Gillis, better known as Girl Talk, serve as your digital tour guides on a probing investigation into how culture builds upon culture in the information age.

Fashion

Sabtu 22 Oktober 2011, pk. 17.00
Perpustakaan C2O, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264
Pembicara:
Kanya (VRY)
Marsha (kimilatta)
Ariani Widagdo (Arva School)
Era Hermawan (Tempat Biasa)
Alek Kowalsky (Ore Premium Store, allthethingsivedone)
Felkiza Vinanda (Surabaya Fashion Carnival)
Camomile Nungki (house of laksmi)

Moderator:
Linartha Darwis

DIY Talk hari ke 6 memecahkan rekor jumlah panelis terbanyak serta komplit dari berbagai aspek fashion. Mulai dari perancang fashion, aksesoris, blogger, retailer, dan akademisi, semua panelis disini memiliki passion yang sama terhadap dunia fashion. Simak dialog mereka dalam upaya merangkai infrastruktur fashion di Surabaya

DIY Screening: Bill Cunningham: New York (2010)

A cinematic profile of the noted veteran New York City fashion photographer.Cunningham’s enormous body of work is more reliable than any catwalk as an expression of

Urban Art

Minggu 16 Oktober 2011
Perpustakaan C2O
Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264
(lihat peta di sini: http://c2o-library.net/about/address-opening-hours/)
INFO: (031) 77525216 / 0858 5472 5932

17.00-19.30
DIY TALKS Day 5: URBAN ART

Panelist:
BRAngerous
X-Go (Studio Bunuh Diri)
Redi Murti (Nude Face)
Street Art Surabaya

Moderator:
Obed Bima

Di dukung dengan kemudahan teknologi dan komunikasi, bermunculan generasi-generasi baru yang melakukan praktik berkesenian dengan pendekatan yang identik dengan kebutuhan komunal mereka masing-masing. Beroperasi di wilayah kota yang serba dinamis, mereka mewakili gerakan seni yang terus berinovasi.

DIY Screening: Exit Through the Gift Shop
19.30-20.57
Documentary
(2009)
Duration 87 min

The story of how an eccentric French shop keeper and amateur film maker attempted to locate and befriend Banksy, only to have the artist turn the camera back on its owner. The film contains footage of Banksy, Shephard Fairey, Invader and many of the world’s most infamous graffiti artists at work.

Comics

Sabtu, 15 Oktober 2011
Perpustakaan C2O
Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264
(lihat peta di sini: http://c2o-library.net/about/address-opening-hours/)
INFO: (031) 77525216 / 0858 5472 5932

17.00-19.30
DIY Talk Day 4: Comics
Panelist:
Broky (outline studio)
X-Go (Studio Bunuh Diri)
Pak Waw (Mantri Animasi)
Kathleen Azali (C2O Library)

Moderator:
Andriew B
Ari Kurniawan

Berusaha membebaskan diri dari pengkategorian gaya gambar yang cenderung membelenggu, masing-masing komikus ini mencoba berkarya dengan pilihan bahasa visual mereka masing-masing. Yang menarik mereka memilih pendekatan yang berbeda dalam proses produksi dan distribusi karya komik mereka.

DIY Screening: Beautiful Loser
19.30-21.00
Documentary
(2009)
Duration 90 min

Reportase: DIY #3 Graphic Design & Branding

Bila berbicara tentang dunia desain grafis di Surabaya, baik itu dalam lingkup bisnis maupun iklim berkarya, tak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki bersama. Dalam usaha perbaikan tersebut, cara berpikir yang mencoba untuk memperbandingkan kondisi di Surabaya dengan Bandung, Jakarta, Jogja dan kota-kota lain di Indonesia, mungkin tidak sepenuhnya perlu dahulu. Surabaya memiliki permasalahan dan sejarah permasalahannya sendiri, yang tentunya berbeda dengan kota-kota lain.

Mencoba untuk mendiskusikan kondisi riil dan potensi-potensi khusus di Surabaya bersama pelaku-pelaku di dunia desain grafis Surabaya bisa menjadi sebuah awalan untuk membawa dunia desain grafis Surabaya lebih terarah dan berkontribusi langsung bukan hanya pada pelaku bisnis, tapi juga masyarakat luas. Acara DIY hari ketiga ini, berusaha menghadirkan desainer-desainer grafis dari berbagai sektor, mulai dari sektor publik, korporasi, komunitas, hingga tipografi dan seni jalanan untuk menjadi pembicara. Mereka adalah Bayu Prasetya (graphichapter), Jimmy Ofisia (MAM), Iko (ikiiko), Obed Bima (DKV Petra), dan Bing Fei (Veith Design)

Para pembicara ini diundang untuk berbagi pengalaman dan juga cara pandangnya tentang dunia desain grafis Surabaya bersama sesama desainer lain, mahasiswa maupun masyarakat awam yang hadir pada malam itu. Permasalahan yang disinggung dan dibahas pada malam itu bisa dibilang sangat luas, tapi tentu saja tetap dengan berusaha berpijak pada isu nyata yang terjadi di Surabaya. Isu-isu mendasar seperti tentang tanggung jawab sosial, meskipun klise, akan selalu perlu untuk menjadi salah satu isu yang diangkat ke permukaan guna dibicarakan, apalagi dalam konteks dan pengalaman desainer lokal Surabaya.