Surabaya, City of Work

“Surabaya pernah menjadi kota terbesar dan terpenting di Hindia Belanda, bahkan dibandingkan Batavia yang sepi, Surabaya merupakan pelabuhan penting di Asia modern sejajar dengan Kalkuta, Rangoon, Singapore, Bangkok, Hongkong dan Shanghai. Siapapun yang bergelut dalam dunia pelayaran tujuh-puluh tahun yang lalu akan mengenali Surabaya sebagai pelabuhan gula terbesar ketiga di dunia”( p. xvii -xviii). Buku ini membangunkan penduduknya dari amnesia sejarah dan merangkai argumen tentang faktor-faktor penyebab stagnasi hingga tergesernya Surabaya di posisi kedua (atau keenam?) di Indonesia setelah Jakarta.

Beruntung kita, bahwa bahwa H.W. Dick telah memberikan kita satu buku penelitian sejarah Surabaya yang tampil ringan dan memikat, tapi juga mengandung penelitian ilmiah yang serius. Lebih dari sekedar sejarah kota Surabaya, buku ini membuka sebuah bidang baru dalam penelitian sejarah perekonomian sebuah kota yang sama sekali belum pernah ditulis di Indonesia sebelumnya.

Report: Only a Girl

Sabtu, 23 Oktober 2010, pk. 17.30 WIB, kursi-kursi mulai dipenuhi oleh pengunjung. Kru GPU Surabaya, telah lama bersiap di depan. Buku-buku nominasi Khatulistiwa Literary Award, dijual di meja sirkulasi depan dengan diskon 10% hanya untuk hari itu. Cuaca Surabaya yang panas seperti biasa, tidak meredekan antusiasme untuk acara peluncuran buku “Only a Girl: Menantang Phoenix” yang berlangsung sore itu di C2O.

Kami semua terkesan dengan Lian Gouw, penulis buku Only a Girl yang khusus datang ke Indonesia untuk peluncuran terjemahan bukunya, setelah 50 tahun lebih meninggalkan tanah airnya untuk menetap di Amerika. Di usia senja 76 tahunnya, beliau masih tampak bugar, terus bersemangat untuk menulis, giat belajar untuk meningkatkan kemampuan menulisnya, bahkan menjual sendiri karya-karyanya! Didampingi oleh Soe Tjen Marching, yang bulan depan akan meluncurkan novelnya, juga diterbitkan oleh Gramedia, acara diskusi berlangsung dengan interaktif, menghibur sekaligus informatif.

Walaupun sedikit terbata-bata, Lian Gouw bersikeras untuk melangsungkan acara dengan bahasa Indonesia. Beliau mengutarakan ketidak nyamanannya jika melihat istilah-istilah Inggris digunakan dengan clemang-clemong, dicampur aduk dalam bahasa Indonesia, demi sekedar “gengsi”. “Banggalah dengan bahasamu sendiri, karena tanpa bahasa, kamu tidak punya suara,” tegasnya.

Nusantara

Nusantara dibagi menjadi 16 bab yang ditata secara kronologis, dengan bab pertama menguraikan secara mendasar latar belakang geografis dan berbagai teori mengenai populasi Indonesia kuno. Vlekke kemudian dengan bertahap mengantarkan kita ke zaman kerajaan-kerajaan Jawa dan Sumatra, kedatangan Portugis, pedagang-pedagang asing, kedatangan Islam, keunggulan kekuatan maritim Indonesia, kedatangan Belanda hingga kebangkitan revolusi.

Peluncuran buku Only a Girl: Menantang Phoenix

PELUNCURAN BUKU “Only a Girl – Menantang Phoenix”
@ C2O, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264
Sabtu, 23 Oktober 2010, 17.30
Bersama Lian Gouw (penulis Only a Girl), dan Soe Tjen Marching (penulis dan pengajar kajian media & seksualitas FISIP Unair)

Only a Girl – Menantang Phoenix menuturkan dengan sangat menyentuh kisah tiga generasi perempuan China yang bergumul demi identitas mereka di tengah ketidakpastian Revolusi Indonesia, Perang Dunia II, dan dunia yang dilanda depresi.

Nanna, seorang ibu yang berperan sebagai kepala keluarga, berupaya keras untuk mempertahankan dan menanamkan nilai-nilai tradisional China sementara anak-anaknya sangat ingin berbaur dengan masyarakat kolonial Belanda yang mereka anggap lebih modern. Carolien, puteri bungsu Nanna, terbuai dengan keuntungan yang dia peroleh dengan mengadopsi gaya hidup barat. Sayangnya, jalan yang dia tempuh terbukti salah setelah perkawinannya memasuki masa-masa sulit dan akhirnya kandas, dan merasakan berbagai akibat membesarkan puterinya, Jenny, dalam budaya Belanda.

Pengasuhan gaya barat yang diterima Jenny ternyata sangat tidak menguntungkan setelah Indonesia merdeka karena budaya Belanda tidak lagi dipandang. Cara-cara unik Nanna, Carolien, dan Jenny menghadapi berbagai tantangan mereka masing-masing memperlihatkan kisah rumit masyarakat China di Indonesia, khususnya antara tahun 1930-1952.

Novel yang terinspirasi oleh peristiwa historis ini akan memberikan banyak pemahaman sejarah, budaya, dan nilai-nilai yang ingin dipertahankan oleh masyarakat China dan bagaimana konflik antargenerasi harus dihadapi dan diselesaikan.

Lian Gouw lahir di Jakarta dan dibesarkan di Bandung pada masa kolonialisme Belanda, kemudian beremigrasi ke Amerika dan tinggal di sana sampai sekarang. Puisi dan cerpen Lian Gouw telah dimuat di Quietus Magazine. Her Predicament, versi awal bab pertama novelnya, Only a Girl, dimuat dalam antologi the SF Writers Conference 2006, Building Bridges from Writers to Readers.

Dalam tulisannya, Lian banyak menggali tema-tema relasi antarmanusia, hubungan dengan binatang, dan fantasi bernuansa fabel. Secara khusus, dia tertarik mengeksplorasi kehidupan dan pergumulan kaum perempuan.

Pesan/beli bukunya di C2O?
Versi terjemahan Indonesia, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka, 5 Oktober 2010. Bisa dipesan pre-order di C2O dengan harga Rp. 65.000 (diskon 10% untuk anggota C2O). Buku bisa diambil langsung di c2o, atau dikirimkan dengan ekspedisi (tambah ongkos kirim). Jika menginginkan tanda tangan dari penulis, buku bisa diambil/dikirim setelah tanggal 23 Oktober 2010.
Info selanjutnya, email: c2o.library@yahoo.com / HP: 0815 1520 8027 (Yuli)
atau datang langsung ke sirkulasi C2O Library, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264.

Bissu, Pendeta Bugis Sulawesi Selatan

Pemutaran Film & Diskusi Santai: Keragaman Jender di Indonesia: Bissu, Pendeta Bugis
Bersama Soe Tjen Marching (penulis, akademisi, dan pimred Gandrung, jurnal kajian seksualitas).
Sabtu, 30 Oktober 2010, 17.30 WIB
C2O, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264

Dalam kepercayaan Bugis, ada 4-5 jenis kelamin, yaitu: “Oroane” (laki-laki); “Makunrai” (perempuan); “Calalai” (perempuan berpenampilan seperti laki-laki); “Calabai” (laki-laki berpenampilan seperti perempuan); dan Bissu, yang dianggap sebagai kombinasi dari semua jenis kelamin tersebut. Bissu memiliki peran penting dan dianggap sebagai manusia suci keturunan dewata dengan kedudukan tinggi. Mari bergabung, menonton dan berdiskusi santai untuk mengenal secuplik keragaman jender Nusantara!

Under the Sheets…

Bulan ini kami kembali memutar film-film yang diangkat dari buku, atau berdasarkan kehidupan penulis, kali ini dengan tema apa yang ada di balik lembaran-lembaran kertas dan selimut… Saksikan ménage à trois Henry & June Miller dan Anaïs Nin (2 Okt), kegigihan Kinsey meneliti (9 Okt), dan visualisasi Orlando karya Virginia Woolf (16 Okt)!

Karena ada sedikit perubahan jadual, pemutaran dilakukan tiap hari Sabtu, 17.30 WIB, di C2O, Jl. Dr. Cipto 20 (jalan kecil seberang konjen Amerika). Semua buku yang berhubungan dengan film yang diputar tersedia di display dekat TV. Gratis (donasi sukarela) & terbuka untuk umum. Selamat menonton & membaca!

Orang Bajo

Orang Bajo: Suku Pengembara Laut adalah hasil dari penelitian etnografis dan kisah pengalaman François-Robert Zacot, seorang etnolog Prancis yang menghabiskan bertahun-tahun mempelajari cara hidup suku Bajo—dulunya suku pengembara laut yang senang menyendiri, menghindar dan terkungkung, muncul dan menghilang di berbagai pesisir dengan cara mereka sendiri—dengan lokasi terpencil di Sulawesi Utara meskipun mereka tersebar di berbagai pelosok nusantara.

Orang Laut, Bajak Laut, Raja Laut

“Jangan lupa lautan.” Dibagi menjadi enam bab termasuk pendahuluan dan penutup, dengan komprehensif dan bertahap Lapian memberi uraian mengenai keadaan fisik dan penduduk kawasan Sulawesi, sebelum kemudian secara spesifik membahas masyarakatnya berdasarkan tiga tipe ideal: orang laut, bajak laut, dan raja laut. Demi fokus yang lebih mendalam dan karena keterbatasan sumber tulisan, Lapian memilih untuk membatasi penelitian ini pada kawasan Sulawesi di abad XIX.

My Name is Red

Secara konten, novel ini mengusung backdrop besar sejarah politik Turki, sejarah seni lukis Islam di Turki, hikayat Turki, tradisi Turki dan semua itu berseting di akhir abad ke-16. Tantangannya adalah bagaimana kisah negeri asing ini
bisa menarik minat kita? Apakah kita sudah puas hanya dengan tahu cerita, plot dan akhirnya? Backdrop inilah yang justru (menurut opini saya) menjadi pengalaman terindah di novel ini.

Codex Code

Kedai Kebun Forum dan C2O library
mempersembahkan Proyek pameran buku “CODEX CODE”
Inisiator: Wok The Rock
Produser: Agung Kurniawan

Pembukaan pameran & buka bersama:
Rabu, 25 Agustus 2010
jam 17.00 – selesai
Tidak dipungut bayaran dan terbuka untuk umum

Pameran :
26-30 Agustus 2010