Klab Baca: Raja, Priyayi, Kawula

Klab Baca C2O Maret 2012, akan membahas: Raja, Priyayi, Kawula (Kuntowijoyo)

Kamis*, 22 Maret 2012, pk. 18.00 – 21.00
Perpustakaan C2O, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264
Bersama Antonio Carlos.
Rp. 5.000 mendapat kopi/teh dan snack/handout.
INFO: 031-77525216 / info@c2o-library.net
*Mohon maaf, bulan ini klab baca digeser menjadi Kamis sehubungan dengan hari raya Nyepi di Jumat keempat. Terima kasih.

DIY ReportDIY Report

2011 DIY Report: A Note on Progress
Pameran arsip : 14-20 Maret 2012
Diskusi & Presentasi : Jumat, 16 Maret 2012, pk. 18.30

Tempat : Pusat Kebudayaan Prancis (Institut Français d’Indonesie) Surabaya
Jl. Darmokali 10 Surabaya 60265

Mulai tahun lalu, kami menggelar Design It Yourself, satu rangkaian acara desain yang digelar selama bulan Oktober 2011 di Perpustakaan C2O. Dalam acara ini, kami mengajak berbagai pihak, mulai dari komunitas kecil, praktisi bisnis, dan akademisi yang berkaitan dengan desain, terutama di Surabaya, untuk bersama-sama mengintrospeksi diri dan berbagi cerita mengenai situasi kondisi masing-masing dalam satu forum sharing & presentasi. Berbagai disiplin desain diulas di sini, mulai dari pengantar desain, tipografi, bisnis dan manajemen desain, fashion, branding, digital media design, komik, urban art, hingga urban planning dalam bentuk diskusi santai dan pemutaran film yang berkaitan.

Terlepas dari segala kekuranganya, DIY 2011 mendapat banyak respon, kritik, dan masukan bernada positif baik dari panelis maupun pengunjung. Respon dan gelombang energi positif ini harus dijaga alur dan ritmenya serta disebarkan seluas mungkin. Untuk itu akan diluncurkan publikasi pasca acara: DIY Report 2011. Publikasi ini akan dirangkum dan dikembangkan melalui penulisan yang runtut dan informatif serta visualisasi infografis yang menarik.

Harapannya, dengan adanya publikasi & website ini, diskusi di DIY Oktober 2012 nanti akan lebih progresif dan berdampak lebih nyata. Kami berharap, keberadaan dokumentasi dan publikasi ini dapat sedikit membantu membuat permasalahan-permasalahan yang mungkin terasa begitu kompleks dan kabur menjadi lebih terlihat (visible) dan terwujud (tangible). Kami percaya, dokumentasi dan referensi adalah langkah awal yang penting untuk sebuah proses: Design It Yourself.

INFO: Anitha Silvia (Email: public@c2o-library.net / Ph: 0856 4543 8964 )

Surabaya Illustrated Travel

Pameran –Workshop – Jajak Surabaya
Surabaya Illustrated Travel
Tanggal: Rabu 14 – Selasa 20 Maret 2012
Lokasi: Pusat Kebudayaan Prancis (Institut Français d’Indonesie) Surabaya — Perpustakaan C2O
Penyelenggara: Hifatlobrain Travel Institute & Perpustakaan C2O

Pembukaan pameran / live drawing / live music / presentasi :
Rabu, 14 Maret 2012, pk. 18.30 di IFI Surabaya, Jl. Darmokali 10 Surabaya 60265

Mengundang : Herajeng Gustiayu — Redi Murti — Silampukau — Samuel Respati

Dalam peta pariwisata nasional, Surabaya hampir saja tidak dikenal. Seringkali pelancong hanya ‘numpang lewat’ saja untuk meneruskan perjalanannya ke berbagai destinasi populer seperti Bromo, Semeru, Ijen, atau Baluran. Surabaya pun akhirnya tidak lebih hanya menjadi kota transit saja. Tidak kurang, tidak lebih.

Tapi memang menikmati sebuah kota tidak bisa hanya sekilas saja. Untuk mengulik semua keunikan di
dalamnya, kita harus tinggal lebih lama. Selama bulan Desember 2011, Hifatlobrain Travel Institute bekerja sama dengan Perpustakaan C2O mendatangkan Herajeng Gustiayu, seorang travel blogger dan ilustrator dari Jakarta, untuk menghasilkan satu seri ilustrasi cat air tentang Surabaya. Selama sebulan Ajeng berkeliling Surabaya, menikmati makanan khas, menyerap budayanya, dan menghirup atmosfer kota. Ini merupakan sebuah program eksperimental yang berupaya untuk memperkaya ranah dokumentasi perjalanan di Indonesia.

Wanita yang akrab disapa Ajeng ini mendalami teknik menggambar dengan cat air sejak masih mahasiswa. DI bawah didikan Ichsan Harja, yang membuat buku Bandung in Watercolor, dan mengambil kuliah di jurusan Arsitektur membuat Ajeng akrab dengan bentukan geometris dan langgam desain sebuah bangunan.

Sebagai program yang multirespon, kami mempertemukan Ajeng dengan perupa muda Surabaya berbakat, Redi Murti. Lulusan Desain Komunikasi Visual UK Petra ini sudah malang melintang dalam skena seni rupa Surabaya. Redi sendiri menciptakan sebuah tokoh imajiner yang selalu muncul dan menjadi signature karya-karyanya, sesosok pria berwajah merah dengan sebutan ‘nudeface’.

Dua talenta muda ini meneropong Surabaya dari sisi yang berbeda. Saat Ajeng melihat Surabaya dengan perspektif arsitektural, Redi memandang Surabaya sebagai wadah persinggungan budaya. Bagi Redi, Surabaya adalah sebuah kota dengan gejolak sosial yang dinamis. Ajeng menggambar bangunan-bangunan tua sementara Redi menangkap semangat Bonek dan interaksi sehari-hari dalam sapuan kuasnya.

Perpaduan dua perupa dari dua latar belakang yang berbeda ini diharapkan mampu memberikan gambaran Surabaya dalam mosaik yang lebih luas. Dan terbukti, setelah ‘dipetani’ satu-persatu, ternyata banyak destinasi belum populer di Surabaya yang menunggu untuk dikembangkan. Dengan alasan tersebut, maka seluruh materi yang akan dihasilkan dua perupa ini nantinya akan dikembangkan menjadi sebuah illustrated travel guide. Untuk mendukung pengetahuan tentang kota Surabaya yang lebih luas lagi.

Pada acara pembukaan pameran, akan diadakan acara menggambar bersama (live drawing) yang bisa diikuti oleh pengunjung yang datang. Dari medium besar ini nanti kita dapat melihat riuh rendah imaji tentang Surabaya dalam goresan tinta Cina yang ditorehkan pengunjung.

Reportase: MSW #7 Kota Lama

Kali ini Forsiga (Fotografi Sinematografi Arsitektur ITS) mengajak Kami-Arsitek-Jengki dan Manic Street Walkers untuk berjalan kaki dan hunting foto sambil menikmati kota lama yang berada di Surabaya Utara. Kami memulai perjalanan sekitar jam 5 sore, terlalu sore untuk menjelajahi kota lama karena banyak sekali situs yang bisa kami nikmati.

Reportase: MSW #5 Mlaku-mlaku nang Tunjungan

25 Februari 2012. Pukul 06.30 saya sudah memasuki halaman Grahadi. (Saya sempat mengira Grahadi itu adalah gedung DPRD kota Surabaya.) Kru TV One dan Risma—walikota Surabaya—sudah beraktivitas disana. Anak2 MSW maupun KAJ belum datang. Iman menyusul datang, dia memarkir sepeda kayuhnya di CK. Kawan lainnya pun berdatangan : Kat, Ardian, Atthur, Claudia. Sudah jam 7, Rendy belum datang, seharusnya dia bersama saya menjadi narasumber untuk talkshow pagi ini. Akhirnya Atthur yang menggantikan Rendy. Rendy and the gang baru datang 15 menit kemudian. Talkshow pagi ini bersama Risma dan Prof. Wirawan—sosiolog dari FISIP Unair—mengenai fungsi ruang publik di Surabaya.

Risma sudah cukup banyak membangun taman kota dan fasilitas pedestrian—salah satunya trotoar yang lebar dan nyaman, tapi sayang yang menggunakan fasilitas pedestrian sangat minim. Mengutip twit kawan kami, Idha Saraswati, “Kalau ada klub pejalan kaki di surabaya, itu bukan karena walikota udah perbaiki trotoar, tapi karena mereka memang pilih jalan kaki #manic street walkers”. Yah memang, MSW memilih berjalan kaki bukan hanya karena adanya fasilitas pedestrian yang memadai, melainkan itu cara kami mengenal dan menikmati kota Surabaya.

Reportase: MSW #3 One Take Show

MANIC STREET WALKERS #3
Edisi One Take Shows
19 Februari 2012

Sejak pagi, c2o library kedatangan tamu dari Bandar Lampung dan Medan: Ivan, Agan, Sofia, Osa, Wawan, dan Adian yang tergabung dalam Afternoon Talk—sebuah band pop-folk—yang akan bermain malam ini bersama Karnivorus Vulgaris, Taman Nada, Silampukau, Sonarsoepratman, Bagus Dwi Danto, dan Handoko Suwono. Jam 3 sore, kawan-kawan Taman Nada (Attur, Nandi, Salman, Najmi, Ifa, Adit) datang untuk mewujudkan keinginan kami : one take shows. Secara spontan saya pun mengajak kawan-kawan Afternoon Talk, Taman Nada, dan Rangga Nasrullah untuk ber-Manic Street Walkers dengan rute : Kelenteng Tjokroaminoto, Taman Bungkul, dan gedung eks museum Mpu Tantular. Hujan sudah reda, perut sudah terisi, saatnya berjalan kaki!

Urban Knowledge Dynamics

Minggu, 12 Februari 2012 pk. 18.00 – 21.00
C2O Library, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264

Bersama:
Marco Kusumawijaya (RCUS)
Elisa Sutanudjaja (RCUS)
Dian Tri Irawaty (RCUS)
Anwar Jimpe Rachman (Penerbit Ininnawa & Kampung Buku)
pembicara lainnya dalam konfirmasi

Desember lalu, Rujak Center for Urban Studies mengajak kami turut serta dalam workshop “dinamika pengetahuan perkotaan” (urban knowledge dynamics). Workshop ini dilangsungkan di tiga kota-wilayah Indonesia—Surabaya, Makssar dan Kendari—sebagai dasar pembentukan jejaring yang berguna untuk menciptakan kondisi yang memperbanyak kesempatan bagi prakarsa melakukan perubahan.

Minggu, 12 Februari 2012 ini, RCUS bersama teman-teman dari Makassar dan Kendari, akan berkunjung lagi ke Surabaya untuk menindaklanjuti workshop ini, sekaligus untuk berbagi pengetahuan dinamika pengetahuan perkotaan di kota masing-masing. Bagaimana mengelola suatu komunitas yang organik? Kendala, hambatan, dan taktik atau strategi apa yang diterapkan masing-masing komunitas untuk melampauinya?

Bagaimana kita menciptakan kondisi untuk memperbanyak kesempatan bagi prakarsa melakukan perubahan? Bagaimana meningkatkan produksi-bersama dan berbagi pengetahuan perkotaan oleh dan bagi kalangan luas warga? Bagaimana warga dapat menggunakan pengetahuan perkotaannya dalam meningkatkan mutu partisipasi dalam proses-proses perkotaan? Itu hanyalah segelintir pertanyaan yang akan bersama-sama kita bahas. Mari bergabung dalam diskusi terbuka ini untuk kemudian dapat saling memperkaya wawasan kita semua dalam penerapan pengetahuan yang selalu berbeda-beda di tiap kota!

Terbuka untuk umum, tapi tempat terbatas. Mohon mendaftar terlebih dahulu untuk memastikan jumlah peserta. Donasi sukarela untuk menjaga kelangsungan program C2O.

Pendaftaran:
info@c2o-library.net / 031-77525216

Invitation

Peluncuran & diskusi film “Invitation” di Surabaya
Sabtu, 18 Februari 2012, pk. 18.00

bersama filmmaker, Affan Hakim

2012 | Indonesia | Romance/Drama | 30 menit | Bhs Indonesia | English Subtitles
Produksi Kata Pictures (www.katapictures.com)

Metha berusaha meyakinkan sahabatnya Alya, untuk membuat janji bertemu dengan Erga. Seorang pria yang pernah ditaksirnya dulu semasa kuliah. Metha berpendapat, bahwa Alya harus menyampaikan perasaannya, jikapun tidak terjadi apa-apa, ya sudah. Erga akan menikah, setidaknya itu yang tertulis di undangan pernikahan Erga yang disampaikan Metha kepada Alya. Setelah perdebatan Alya dan Metha yang melibatkan feminisme, gendersentris, dan berbagai hal lainnya, Alya dengan hati-hati dan penuh keraguan membuat janji bertemu Erga. Erga datang, namun mereka berdua kemudian dihadapkan pada sebuah situasi yang canggung dan kaku. Apalagi obrolan mereka selanjutnya, ternyata membahas sesuatu yang jauh melenceng dari apa yang sebenarnya mereka rencanakan.