Klab Baca: Saksi Mata

November ini kita akan membaca dan membahas Saksi Mata, sebuah novel sejarah dengan latar belakang Surabaya di zaman penjajahan Jepang yang ditulis oleh Suparto Brata. Dan kita beruntung sekali bahwa kali ini Pak Suparto Brata pun bersedia datang untuk berbagi pengalaman dan banyak cerita menarik lainnya!

Buku Saksi Mata dapat dipinjam di Perpustakaan C2O. Ulasan oleh Antonio Carlos, moderator kita untuk acara ini, bisa dibaca di : http://c2o-library.net/2010/11/saksi-mata/

Biaya Rp. 5.000, mendapatkan kopi/teh dan snack. Info lebih lanjut mengenai klab baca bisa dibaca di bawah, atau hubungi info@c2o-library.net

———————————————
TENTANG KLAB BACA C2O
———————————————

September lalu, kami memulai program bulanan Klab Baca. Klab ini terbuka untuk umum, dengan maksud untuk berbagi, menghargai pengalaman dan pemahaman membaca judul yang sama dalam suasana yang akrab dan seru.

Jika ingin bergabung, silahkan datang di hari pertemuan kita: Jumat keempat tiap bulan, pk. 18.00. Jadual di samping.

Jadual pertemuan Klab Baca:
Jumat keempat tiap bulan, pk. 18.00

28 Oktober 2011 : Harry Potter & the Deathly Hallows (PIC: Andriew Budiman)
25 November 2011 : Saksi Mata (PIC: Antonio Carlos)
28 Januari : Have a Little Faith (Mitch Albom) (PIC: Ary Amhir)*
* = ada sedikit perubahan, Januari depan kita akan membaca Have a Little Faith (Mitch Albom), dan akan dipandu oleh Ary Amhir.

Apa saja yang akan dibaca?
Macam-macam, diajukan oleh anggota untuk kemudian dipilih bersama-sama di saat pertemuan. Boleh dari berbagai genre: novel, sastra, misteri, sci-fi, detektif, cerpen, jurnal, buku anak, komik, biografi, sejarah, budaya, desain, sains, travelling, masak, dll. Jika ada versi eBook/audiobooknya, akan kami pasang di http://c2o-library.net

Moderator:
Yang mencalonkan bukunya! :)

Variasi kegiatan:
– Membahas buku
– Literary games
– Role-playing
– Nonton film
– dsb.

Siapa saja yang boleh gabung?
Terbuka untuk umum, pada siapapun yang tertarik. Tidak masalah meski belum membaca bukunya.
Catatan: untuk meminjam buku, tetap harus menjadi anggota C2O

Iuran Rp. 5.000/pertemuan, mendapat:
– Freeflow kopi/teh
– Snack atau handout
– Sewa gratis buku yang akan dibaca bulan tersebut (harus menjadi anggota C2O)

INFO: info@c2o-library.net

Reportase: Zine // Picnic

Minggu, 30 Oktober 2011. zine//picnic adalah acara perdana mengenai zine yang diselenggarakan oleh c2o library, masuk dalam rangkaian acara Design It Yourself. zine//picnic adalah suatu pertemuan antara zine maker dan penikmat zine dengan menggunakan konsep piknik. Aik (Subchaos) datang tepat waktu, sebelumnya kami cukup khawatir bahwa kawan-kawan zine maker akan datang terlambat karena acaranya terbilang pagi karena ini akhir pekan. Menyusul datang banyak kawan dari Manazine, Seize, JMAA, Ultrassafinah, yang memiliki benang merah yaitu zine religius Islam. Nita Darsono dan Bembi datang membawa pudding. Kami akan berpiknik di dalam c2o library, di halaman masih sangat terlalu panas, padahal Bembi sudah siap dengan kostum piknik andalannya celana kolor! Dan kawan-kawan lain pun berdatangan, dan piknik dimulai! Potluck cukup gagal karena hanya sedikit yang membawa makanan, Nita membawa pudding, Tinta membawa sandwich ganja (daun basil yang terlihat seperti ganja), Novielisa membawa pisang dan mangga, Kathleen menyediakan air es dan popcorn!

Dalam scene underground, zine sebagai salah satu media alternatif dipakai secara efektif untuk membahas isu dan distribusi informasi dalam scene tersebut. Sampai sekarang zine tetap efektif meskipun zine fisik (fotokopian) berkurang digantikan dengan webzine (zine berbasis website) dan zine berbasis social media (tumblr). Di Indonesia, zine akrab dikenal sebagai media perlawanan terhadap media mainstream dan dalam perkembangannya mulai hadir personal zine dengan tema-tema yang tidak bermaksud melakukan perlawanan melainkan lebih “bersenang-senang”. Dan zine tidak hanya milik scene underground, semua komunitas dan semua orang bisa menggunakan zine sebagai media untuk mendistribusikan informasi dan gagasan dengan biaya yang murah dan sebagai ekspresi kreatifitas.

Mungkin zine//picnic adalah peristiwa langka dimana zine “religius” bertemu dengan zine “sekuler”. zine//picnic juga menjadi momentum kebangkitan zine di Surabaya. Zine di Surabaya muncul sekitar tahun 1996 dengan kelahiran Subchaos, zine kolektif dengan tema hardcore/punk yang dibuat oleh Aik bersama kakak kandungnya namun tenggelam pada tahun 2001 saat Aik memutuskan membuat Subchaos #8 sebagai edisi perpisahan. Pada tahun 2006, Bembi menerbitkan KurangXajaR, hanya tinggal dia seorang yang membuat zine dalam scene hardcore/punk. Gelombang kedua sekitar tahun 2000 muncul beberapa zine dari scene musik indie-pop seperti Pool Cat, Iki, dan menyusul Mellonzine, tapi tenggelam pada tahun 2006.

Bisa dibilang bahwa zine//picnic menjadi penanda gelombang ketiga pergerakan zine di Surabaya dengan kelahiran 11 zine yaitu Sometimes I Do Mind The Animals, coretmoret, Botol, Dumb, main(k)an, Kremi, Aligator, KHAAK, Tropical Rembulan, Helloworld, Sunshine, dan peluncuran Subchaos #9, Halimun #6, dan kurangXajar #4. Juga di-share-kan beberapa edisi SA’I, Manazine, Seize, Ultrassafinah, JMAA, dan Katalis. Benar-benar kejutan, total 19 zine!

Rasa senang akan membuat zine dan ingin berbagi kepada siapa saja menjadi pendorong kawan-kawan untuk memproduksi zine dengan tema yang beragam. Acara zine//picnic dimulai dengan masing-masing partispan mendeskripsikan zine yang dibuatnya.

Acara berlangsung dari pk. 11.00 – 16.00. Dari zine//picnic dapat dilihat bahwa zine tidak hanya milik scene underground, semua orang bisa membuat zine dengan tema apapun, zine merupakan media alternatif yang demokratis, semua orang bebas men-share-kan ide, pemikiran, argumentasi, dan apapun.

Zine//picnic menghasilkan kompilasi zine yang bertajuk sama dengan nama acara yaitu zine//picnic compilation, anda bisa mengunduhnya secara gratis dan legal melalui link dibawah ini .
http://www.archive.org/details/ZinepicnicCompilation (160mb)

———————————–
zine//picnic compilation :

Aligator – Arti Pijar
Botol – Pinkan Victorien
CORATMORET – Nita Darsono
Dumb – Rizky Juniartama
Halimun #6 – Anitha Silvia
Helloworld – Iyan Fabian
JMAA – Anom
KHAAK – Eko Ende
Kremi – Rici Alric
KurangXajaR #4 – Bembibum Kusuma
main(k)an – Young Kadeer & Juve Sandy
Manazine
SA’I #10
Seize
Sometimes I Do Mind The Animals – Novielisa
Subchaos #9
Sunshine – Bagus Priyo

Reportase: Diskusi bersama editor National Geographic Indonesia

Sebuah permintaan mendadak disampaikan oleh Purwo Subagiyo, seorang digital strategist National Geographic Indonesia dalam persinggahannya di Surabaya. “Bisa nggak disiapkan tempat di C2O untuk ngobrol santai dengan mas Yoan?”

Yoan adalah panggilan akrab dari Mahandis Yoanata, seorang pecinta sejarah yang juga seorang editor di majalah National Geographic Indonesia. Di hari yang sama, ia dan fotografer Feri Latief membagi pengalamannya dalam melakukan pelputan untuk NGI di kampus ITS Surabaya. Malamnya ia bertandang ke C2O untuk berbagi cerita mengenai kota lama di Surabaya.

“Saya sudah menyusuri beberapa kantor lama di Surabaya, kebanyakan bagunannya masih dalam kondisi baik. Surabaya ini menurut saya memiliki kota lama yang paling bagus dibandingkan Jakarta, Bandung, atau Semarang,” kata Yoan.

Lantas kisah-kisah tentang bangunan lawas pun mengalir lancar dari mulutnya. “Kalian tahu bangunan bekas kantor pajak di daerah Jembatan Merah yang dahulu dibangun oleh Berlage?” tanya Yoan kepada peserta diskusi kecil ini. Lantas ia bercerita tentang patung singa yang ada di depan gedung tersebut dan menghubungkannya dengan simbol singa milik Santo Markus yang menjadi lambang Venesia. “Bisa jadi, dulu Berlage melihat Surabaya sebagai Venesia dari timur, karena begitu banyak sungai dan kanal yang melintas kota,” kata Yoan.

Ia juga menjelaskan dengan detail tentang makna kaca patri yang ada di dalamnya. “Lambang Firaun dan tujuh bulir padi di kanan kiri itu bisa jadi merujuk pada mitos kuno tentang masa panen dan paceklik selama tujuh tahun yang melanda Mesir kuno. Semacam pesan untuk memanfaatkan pajak sebelum datang musibah di kemudian hari,” kata Yoan.

Pria yang berasal dari Jogja ini juga bercerita tentang lambang Syria kuno yang menghiasi setiap brankas yang ada di kantor-kantor milik Belanda. “Saya ini selalu memperhitungkan detail dan mencatatnya,” kata Yoan.

Diskusi tentang sejarah dan budaya kuno berlangsung seru. Berbagai tanya jawab juga dilontarkan oleh peserta yang tidak banyak itu. Lukman Simbah bertanya tentang kebijakan tata kota kolonial yang disambung oleh Bucu, seorang mahasiswa Planologi ITS. “Belanda dulu mendesain sebuah kota dengan mempertimbangkan apa yang akan terjadi di masa depan,” kata Bucu.

Yoan juga merasa senang dengan keberadaan c2o di Surabaya. “Cari tempat sharing kayak gini di Jakarta sudah jarang, dulu ada dua di Depok, tapi entah sekarang…” kata Yoan.

DIY Ideas

DIY Ideas: A Casual Crowd Sharing Session
Presenting ideas about design, communities, social innovations & whatever things that matters
Sunday, 30 October 2011, 17.00-21.00

C2O Library, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264
(map & direction: http://c2o-library.net/about/address-opening-hours/)
INFO: (031) 77525216 / 0858 5472 5932

Featuring fellows of innovative ideas:
– Hifatlobarin travel institute
– Kolom Kota
– Surabaya Tempo Dulu
– BRAngerous
– Motionanthem
– Gathotkaca Studio
– Ordes
– Young Make it
– Akademi Berbagi Surabaya
– Save Streed Child Surabaya
– Ayorek

Reportase: Tempertantrum, Pameran mixtape kolektif

Pembukaan pameran mixtape yang bertajuk Tempertantrum dilakukan sekitar jam 7 malam, dimulai dengan pengantar dari salah seorang penggagas pameran, Mikha Ogamba, dia menceritakan ide dan proses produksi pameran. Salah seorang pengunjung bertanya, “Apa itu mixtape?” Tidak heran muncul pertanyaan itu karena tidak ada pengantar pameran yang menjelaskan apa itu mixtape. Secara sederhana Mikha menjelaskan bahwa mixtape adalah kompilasi lagu yang memiliki tema tertentu dan direkam dalam kaset dan sekarang lebih sering memakai cakram padat, seluruh para partisipan mengirimkan mixtape dalam bentuk cakram padat. Ini mungkin pameran mixtape pertama di Indonesia, panitia penyelenggara yaitu bejana kultur dan majalah sintetik menyebutnya sebagai pameran audio-visual karena selain mixtape juga dipamerkan artwork dua dimensi dan tiga dimensi sebagai visual dari mixtape.

Mixtape dan artwork dari 54 partisipan dari kota Malang, Surabaya, Surakarta, Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dan Pontianak memenuhi tiap sudut kosong dalam c2o library, artwork yang dipamerkan beragam, sederhana, dan bersifat personal, begitu juga mixtape-nya, sangat beragam dan sangat personal dengan tema-tema yang lekat dengan kehidupan anak muda di era modern. 54 partisipan Tempertantrum yaitu Aghastyoghalis, Ababil Ashari, Adythia Utama, Adit Bujubuneng al Buse, Ahmad Taufiqqurakhman, Akhmad Alfan Riadi, Aldy Kusumah, Aldiman Sinaga, Alfian Beiblupbee, Anitha Silvia, Anizar Yasmeen, Anggung Kuykay, Avezinebid, Ayu Widjaja, Bagus Priyo, Chyntia Puspitasari, Coloroyd, Decky Yulian, Didit Prasetyo, Dilla Qolbi, Donny x Rio, Eko Cahyono, Emil Ismail, Evan Permana, Farid Stevy, Fattah Setiawan, Gembira Putra Agam, Gooodit x Kentang Radio, Gunawan x Ami Azyati, Hanna Theodora, Harlan Boer, Kero Copy, Kontemplasihati Komanghilmi, Rakhmad Dwi Septian, Limbang, M. Abdul Manan, Mikha Ogamba, Marikamanzila, Ndnmld, Novaruth, Novielisa, Ossidiaz, Pandu Dewantara, Pink, Rangga Nasrullah, Redi Murti, Ricky Baybay Janitra x Ella Wijt, Rino Adlis, Samacksamakk, Sawi Lieu, Subnorway x Ican Harem, Widhiastana, Yogi Gagah, Wok The Rock.

c2o Newsletter vol. 17

Selamat Idul Fitri 1432H! Mohon maaf lahir batin, atas segala kesalahan kami, sengaja maupun tidak sengaja. Semoga kita bisa bersama-sama terus menjadi lebih baik.

Selesai liburan ini, ada berbagai kegiatan menanti di C2O.

Andy Soeprijo, penulis Kisah-kisah Bijaksana dari Negeri Naga, khusus datang dari Malang untuk meluncurkan buku-bukunya di hari Minggu, 17 September, 13.00.

Sebagai tema pemutaran film, kami mengangkat gender dan seksualitas dalam seni. Ada berbagai variasi film di sini, dari cult, drama, komedi, dan semuanya menampilkan seni, gender dan seksualitas yang beragam dan cair. Ini juga bertepatan dengan peluncuran dan diskusi buku katalog data #1 IVAA, Rupa Tubuh: Wacana Gender dalam Seni Rupa Indonesia (1942-2011).

Karena C2O kini buka di hari biasa hingga pk. 21.00, kami akhirnya memulai program yang sudah lama ingin kami jalankan: klab buku! Kegiatan ini akan diadakan setiap bulan, di hari Kamis keempat, pk. 18.00 – 21.00. Untuk bulan September, kami beruntung sekali kedatangan penulisnya langsung, Adi Prasetijo, penulis buku Serah Jajah dan Perlawanan yang Tersisa: Etnografi Orang Rimba di Jambi.

Jangan lupa juga untuk membaca reportase acara kami saat memutar dan mendiskusikan film dokumenter Rumah Abu Han, dan Mentawai Tattoo Revival.

Perpustakaan memang bisa menjadi pusat informasi, membaca buku, membuat penelitian, tugas sekolah, pembelajaran. Tapi di perpus kita juga bisa mempraktekkan dan mendiskusikan apa yang sudah kita baca, bertemu dengan orang-orang yang memiliki berbagai ketertarikan, sekedar nongkrong, bersantai, mencari teman baru. Kami membuka kesempatan bagi teman-teman untuk memanfaatkan ruang C2O untuk berbagai kegiatan. Hubungi kami di info@c2o-library.net.

Selengkapnya, silahkan mengunduh newsletter kami di archive.org:
http://www.archive.org/download/C2oNewsletterVol.17/newsletter17.pdf

Reportase: Rumah Abu Han

Menurut Pak Lukito, film dokumenter ini bagus secara komunikasi visual—beliau menyebutkan Anak Naga Beranak Naga (dir. Ariani Darmawan) sebagai pembanding—tapi ada beberapa informasi yang perlu diluruskan. Pertama, Pecinan pertama di Surabaya bukan di Kembang Jepun, tapi di Jalan Karet. Kedua, pernikahan keluarga Han dan keluarga The, terjadi di generasi bawah, dan kemungkinan besar karena kebijakan politis. Ketiga, yang nantinya akan diulasnya lebih lanjut, adalah bahwa arsitektur Rumah Abu Han hanya memadukan 2 gaya, yakni gaya Tionghoa dan gaya kolonial Belanda.

Makan, Main, Tertawa

Juli lalu, hampir setiap akhir pekan ruang perpus C2O yang biasanya tenang berubah menjadi penuh aktivitas dan tawa anak. Dalam rangka Hari Anak Nasional (23 Juli), kami mengadakan festival anak untuk semua: Eat, Play, Laugh. Berbagai kegiatan anak & craft kami selenggarakan setiap Sabtu dan Minggu.

Rangkaian acara kami godok dari dua bulan sebelumnya. Panti Asuhan Karya Kasih di Jl. Gembong IV/26 membuat banyak dari kami jatuh hati, dan muncullah ide untuk mengadakan pengumpulan buku, mainan dan baju bekas untuk anak-anak panti. Atas saran dari berbagai anggota, beberapa tempat dan komunitas kami tinjau untuk kerjasama. Kak Nitnit dan Kak Okta dari Media Sugesti, Teater Maja, Ayos Purwoaji, dan Pak Slamet A. Sjukur dengan ringan tangan turut meramaikan acara ini. Seiring dengan berjalannya acara, banyak pula individu dan komunitas yang dengan spontan mendukung acara kami, seperti GABI Vihara Buddhayana Surabaya, Persaudaraan Muda-Mudi Vihara Buddhayana Surabaya, Nitchii Drawings, Gathotkaca Studio, dan Garasi337.

Kebetulan, ayah ibu Jasmine, sahabat cilik kami yang kami kenal melalui workshop tahun lalu, ingin mengadakan pameran gambar anak. Dengan kepolosan dan produktifitas menggambarnya yang luar biasa, Jasmine banyak menginspirasi kami. Pembukaan pamerannya (17/7) ramai dihadiri dan penuh dengan tawa kecil pengunjung melihat karya-karyanya yang lucu dan jujur. Reportasenya bisa dibaca di: http://c2o-library.net/2011/07/mari-anggukkan-kepala-untuk-sebuah-keberanian/

Esok harinya kami lanjutkan dengan workshop membuat mainan, Re+Make-Re-Use Toys. Ayos dan Heroes CT, komunitas penggemar dan pembuat mainan yang terdiri dari berbagai mahasiswa DKV dan Despro, memberi workshop yang mencerahkan cara-cara membuat mainan lucu dari bahan bekas. Peserta-peserta cilik membawa pulang mainan tank, pesawat terbang, kura-kura (dan alat pengusir nyamuk milik Tinta, sangat berguna di musim panas ini!) yang mereka buat sendiri dari kardus, benang dan kancing. Reportasenya bisa dibaca di: http://c2o-library.net/2011/07/report-remake-reuse-toys/

Tanggal 23-24 Juli, di akhir pekan Hari Anak Nasional, C2O dihias dengan berbagai hiasan Eat, Play, Laugh. Kami dan pengunjung-pengunjung cilik bergabung teman-teman Karya Kasih untuk menonton hypnotic storytelling dari Kak Nitnit mengenai hiu yang murah senyum. Di belakangnya, Kak Okta memutarkan berbagai musik dan sound effect. Duo yang enerjik dan lincah.

Esoknya, giliran Teater Maja menghibur kami dengan pentas boneka. Kaka, Rici, dan Mba Yuli meminjamkan tikar mereka untuk lesehan penonton. Peserta Cookie Decorating Workshop menonton sambil memakan lollipop cookies yang mereka hias sebelumnya.

Hari Sabtu terakhir, Rici, Angga, Tinta, Kaka dan Pauline berkumpul di C2O pk. 11.00, dan bersama-sama berangkat ke Panti Asuhan Karya Kasih untuk menyerahkan hasil donasi Toys for Tots, makan siang dan bermain bersama Puput, Monik, Rama, Markus dan teman-teman. Ajeng, Andre dan Ari menyusul, bertemu langsung di Panti. Tak ketinggalan Kak Nitnit dan Kak Okta turut datang meramaikan, dan ternyata, 30 Juli adalah hari ultah Kak Nitnit! Semoga panjang umur dan sehat selalu.

Hari terakhir penutupan, kami mengundang Pak Slamet A. Sjukur, yang memberi workshop komposisi musik yang lucu tapi jitu, dengan hanya menggunakan suara-suara yang dihasilkan tubuh kita sendiri tanpa alat (musik). Dibuatkannya juga di tempat musik khusus untuk Kak Nitnit. Menutup acaranya, Pak Slamet mengucapkan, mungkin saat ini kita memang kekurangan spontanitas dan pendekatan yang holistik dalam menikmati proses bermain dan belajar. Ada banyak kesenangan, pembelajaran dan permainan seru yang kami dapatkan melalui Eat, Play, Laugh. Kami harap begitu pun semua pengunjung dan peserta menikmati acara ini.

Terima kasih, kegiatan ini tidak akan berlangsung tanpa dukungan, perhatian, dan waktu yang telah teman-teman berikan untuk acara ini. Sampai jumpa di Eat, Play, Laugh berikutnya tahun depan! Nantikan foto-foto dan video acara di website kami, http://c2o-library.net

—————————————————–
Much thanks, love and respect to: Anitha Silvia (sales & promo), Andriew Budiman (Visual stylist), Pauline Sen (fotografi), Ajeng Kusumawardani, Ari Kurniawan, Hendra surya Hadiwijaya, Kaka Juli Suharto, Rici Alric Kristian, Angga, Reza (Garasi337), Dwi Putri Ratnasari
Pengisi acara: Jasmine, Pak Ramok, Bu Ike | Agus Pamungkas, Rendra Firdaus (Heroes Ct) | Ayos Purwoaji (hifatlobrain) | Kak Nitnit, Kak Okta (Media Sugesti) | Teater Maja | Mama Titien, Rama, Puput, Monik, Markus, dkk (Karya Kasih) | Slamet A. Sjukur
Media: Colors 87.7FM, Tabloid NOVA, BCTV, Surabaya City Magz, SBO, RCTI.
Camera from Erlin G. | Handycam from Soe Tjen M.
Donatur Toys for Tots untuk Karya Kasih: GABI Vihara Buddhayana Sby, Pauline Sen, Ajeng Kusumawardani, Ari Kurniawan (mainan), Gathotkaca Studio, Kaka J. Suharto, Nitchii Drawings, Jay Hartarto, Dima, Yoyo, Bu Ivan & Cininta
Hasil Donasi: Buku tulis, buku gambar, 3 kantong+2dus baju, 1 dus buku, 30 nasi kotak, 15 Happy Meal, 24 cupcakes, donat, es krim, juicer, uang kas.
Sumbangan uang dapat ditransfer langsung ke pengurus panti: Bank BRI 3138-01-007384-53-2 cab. Diponegoro
A/N Damai Kristina (telp 081332736296)

c2o Newsletter vol. 16

Bulan Juli lalu kami lewati dengan berbagai aktivitas anak dan craft yang seru dan menyenangkan selama festival Eat, Play, Laugh. Berbagai pihak membantu kelangsungan acara ini. Terima kasih kepada semuanya. Reportasenya bisa dibaca di hal. 8-9.

Memasuki bulan Ramadan, kami mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa kepada semua orang yang merayakan, sekaligus setulusnya kami mohon maaf lahir batin atas semua kesalahan kami. Semoga kita bisa bersama-sama terus menjadi lebih baik.

Bulan ini pun, ada berbagai rangkaian acara menarik. Sesuai dengan tema bulan Agustus hari Kemerdekaan, kami merayakan keragaman Indonesia dalam sandang, papan, dan pangannya. Mulai dari pemutaran dan diskusi film dokumenter Rumah Abu Han, rumah abu tertua di Surabaya (14/8, karya Kevin Reinaldo, mahasiswa DKV UK Petra), pemutaran film dan diskusi Mentawai Tattoo Revival (20/8, dihadiri berbagai pakar tato dan antropologi), serta talkshow dan pameran Keukeun (21/8, festival masak dan makanan di Bandung).

Mulai bulan ini, format newsletter C2O hadir dengan sampul. Tetap bebas untuk disebarluaskan, tetap gratis, tetap tersedia PDFnya online.

Terima kasih atas segala dukungan dan perhatiannya, selalu. Jangan lupa untuk memperhatikan jadual libur kami, 29 Agustus s/d 6 September 2011. Sekaligus kami mengabari sekali lagi, bahwa sekarang kami buka setiap hari kecuali Selasa, pk. 11.00 – 9.00. Silakan mampir setelah berbuka!

Selamat membaca, menonton, mendengar, menikmati.

Reportase: Membuat mainan di Akhir Pekan

Minggu sore, 17 Juli 2011, Nadhif, Ayesha, Revy, Firly dan Selvi berkumpul di ruangan perpustakaan C2O untuk mengikuti workshop Re – Make + Re – Use Toys. Dalam workshop ini, Heroes Ct, komunitas penggemar dan pembuat toys, dan Ayos Purwoaji memperagakan pengolahan dan pembuatan mainan dari barang-barang bekas seperti kardus, kancing, benang dengan menggunakan gunting dan lem.

Meskipun awalnya anak-anak ini tampak bingung melihat contoh mainan-mainan daur ulang yang dibawa Heroes Ct, dengan cepat mereka turut asyik bergabung membuat mainan mereka. Menarik melihat bagaimana dari bahan-bahan sederhana ini, mereka bisa membuat berbagai boneka: kepiting, kura-kura, keong, mainan tank, pesawat terbang, dan lain sebagainya.

Ingatkah saat kita kecil dan membuat mainan sendiri, entah mainan karet, kertas lipat, daun singkong, kulit jeruk atau batok kelapa? Dari kardus-kardus bekas yang kita bayangkan sebagai lorong-lorong dan rumah-rumahan? Hal-hal yang sederhana ini bermain-main dengan dunia imajinasi kita. Sayangnya, daya imajinasi dan kreatifitas spontan seperti ini makin terkikis dari kehidupan kita sehari-hari. Mungkin salah satunya karena saat ini mainan-mainan modern begitu membanjir di mana-mana. Ayos juga menceritakan sedikit mengenai permainan-permainan tradisional yang makin menghilang. Anak-anak dengan mudah membeli mainan jadi yang menarik dan dipenuhi berbagai kecanggihan terkini. Tak jarang mereka jauh lebih piawai daripada orang dewasa dalam menggunakan handphone, Blackberry, atau perangkat elektronik terkini lainnya.

Bukan berarti kita hendak menentang penggunaan alat-alat elektronik tersebut. Tapi kenapa tidak kita sekali-sekali kita sedikit mencoba alternatif lainnya, yang dapat dibuat dari barang-barang (bekas) sekitar? Atau menengok kembali dolanan lama? Selain merangsang sistem kognisi dan kreatifitas yang berbeda, proses membuat mainan sendiri juga mendekatkan si anak dengan mainannya. Terlalu sering, membeli mainan jadi juga membuat anak cepat bosan dengan mainannya. Mungkin dengan melibatkan anak dalam proses pembuatan mainan mereka sendiri, dapat membuat mereka sedikit lebih menghargai dan mendekatkan mereka dengan hasil karya mereka sendiri.

Paling tidak, begitulah harapan kami untuk workshop kecil ini. Terima kasih banyak kepada Heroes Ct. dan Ayos Purwoaji atas workshopnya yang mencerahkan. Bagi yang kelewatan acara ini, masih ada banyak rangkaian acara Eat, Play, Laugh lainnya selama akhir pekan di bulan Juli: hypnotic storytelling, pentas boneka, workshop menghias kue, dan workshop komposisi musik.

Untuk jadual Eat Play Laugh, lihat: http://c2o-library.net/2011/07/eat-play-laugh/
Keterangan lebih lanjut, hubungi: c2o.library@yahoo.com atau 031-77525216. Sampai ketemu!